Vanya membuka matanya perlahan, dan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Dia melihat jam dinding di kamarnya yang berwarna hitam itu. Jam masih menunjukan pukul 4.30 pagi.
"Masih jam segini... Gue ngapain ya?".
Vanya berargumen.Matahari pun belum menampakkan dirinya.
"Udahlah, gue mandi dulu aja". Vanya berargumen lagi.
Setelah sepuluh menit ia mandi, dia bersiap siap untuk ke sekolah.
"Nah udah siap! Hmmm... Gue ngapain dulu ya?" Tanya Vanya pada diri sendiri sambil melihat jam dinding nya itu yang masih menunjukkan pukul 5.00.
Vanya memetikkan jarinya, menandakan dia memiliki sebuah ide.
"Gue main hp dulu aja". Ujar Vanya sambil mengambil handphone nya di meja yang ada di sebelah kasur nya.
Vanya pun menuruni anak tangga sambil melihat handphone nya. Dan tanpa ia sadari, ia hampir saja terjatuh karena terlalu fokus pada handphone nya.
"E...e...eh..." Teriak Vanya karena hampir terjatuh dan membuat mamanya kaget.
"Untung aja gak jatoh". Ucap Vanya sambil menghela nafas.
"Makanya jangan main handphone terus harus fokus, apalagi kalo lagi jalan kan bahaya Van". Ujar mama Vanya.
"Iya ma, maaf. Lagian Vanya bingung mau ngapain, masih jam segini". Ujar Vanya meminta maaf.
"Oh". Mama Vanya hanya membalas dengan o.
Vanya turun dengan hati hati dan duduk di sofa yang terletak di ruang tamu nya itu.
"Empuk banget nih sofa, rasanya gak mau bangun". Vanya berargumen sendiri.
Vanya terus memainkan handphone nya itu tanpa sadar jika waktu terus berjalan, hingga sekarang sudah menunjukkan pukul 5.30.
"Vanya... Ayo makan dulu sarapan nya. Nanti keburu dingin, lagipula nanti kamu telat gimana". Panggil sang mama kepada Vanya.
"Iya ma... Tunggu". Balas Vanya sambil berjalan cepat menuju dapur.
"Ayo cepat di habisin ya, nanti kamu telat lho. Belum nungguin bus nya belum lagi jalan nya". Ujar mama Vanya.
"Iya ma... Ini mau di habisin kok". Jawab Vanya.
Vanya melahap roti dengan selai coklat itu dengan cepat, setelah itu dia menghabiskan segelas susu coklat hangat dengan cepat. Sampai lima menit saja semuanya sudah habis termakan.
"Ya udah ma, aku berangkat ya". Pamit Vanya sambil menyalami tangan mama nya itu.
"Iya, hati hati ya". Ujar sang mama.
"Iya ma, Assalamualaikum".
"Wa'alaikum salam".
Vanya berjalan menuju halte bus yang tidak jauh dari rumahnya. Lima menit berlalu bus pun datang, tak butuh waktu lama Vanya menunggu nya.
Sekolah...
Vanya melewati koridor yang masih sepi, seperti nya belum banyak siswa siswi yang datang. Vanya memang memiliki kebiasaan datang pagi. Menurutnya, jika dia datang pagi lebih banyak waktu untuk ber istirahat di kelas karena dia terlalu capek jalan dari tempat dia turun bus.
Saat Vanya masuk kelas,,, ya... Tidak ada orang yang sudah datang kecuali dirinya.
"Senang sekali belum ada yang datang". Ujar Vanya kepada diri sendiri.
Memang Vanya lebih suka sendiri di kelas, agar istirahat nya tidak terganggu dengan orang lain.
Saat Vanya menikmati istirahat nya, tiba tiba ada seseorang muncul di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vino And Yuko
Teen FictionBingung... Itu yang di rasakan oleh seorang Anastasia Lavanya Adista. Antara dia atau dia. Dua orang itu yang membuat nya bingung setengah mati. Tetapi kedua orang tersebut meninggalkan rasa sakit yang amat terdalam yang tidak bisa di lupakan oleh...