Chapter 2

12 3 0
                                    

"Apa perlu gue ngomong sekali lagi, gue suka sama Lo, gue cinta sama Lo, gue sayang sama Lo". Ucap vino mengulangi kata kata nya yang tadi.

Deg deg deg deg

Jantung Vanya berdebar begitu cepat, rasanya jantung Vanya seperti bermain roller coaster paling tercepat sedunia.

" Jadi?". Tanya Vanya.

"Jadi, Lo mau jadi pacar gue?". Tanya vino.

Mata Vanya membelalak dan Vanya tak percaya bahwa dia akan di tembak oleh kapten basket di sekolahnya dan most wanted sekolah, bahkan Vanya pun juga sama perasaan nya dengan vino.

"Emmm... Gue... Mau". Balas Vanya dengan senyuman nya.

"Bener van?". Tanya vino memastikan.

"I- iya bener". Jawab Vanya.

Mellissa yang melihat dari balik pohon itu pun merasa senang melihat sahabatnya bahagia dan tersenyum senyum sendiri.

"Makasih van, gue takut kalo hasil nya malah mengecewakan gue. Ternyata, gak sama sekali ada rasa kecewa Van". Ujar vino.

"Iya, sebenernya gue juga udah punya perasaan sama Lo udah lama". Ucap Vanya.

"Oke, Lo mau gue anterin pulang?". Tanya vino.

"Eh... Nggak usah Vin, gue naik bus aja sama Mellissa". Balas Vanya.

"Ada Mellissa di sini?". Tanya vino.

"Ada kok". Jawab Vanya.

"Oh ya udah gue anterin Lo sama Mellissa sampe bus nya Dateng ya". Tutur vino.

"Eh... Nggak usah Vin, nanti jadi nge repotin, yang harusnya Lo udah pulang malah belom". Ucap Vanya tak enak.

"Gak papa kok, gue juga gak berasa repot kok". Balas vino.

Vino mengantar dan menunggu Vanya dan Mellissa sampai bus datang.
Bus pun datang tak lama hanya butuh waktu beberapa menit saja.

"Hati hati ya van". Ujar vino.

"Iya, Lo tenang aja". Balas Vanya.

"Oh, Vanya doang nih gue nggak". Sindir Mellissa.

"Ya udah, Lo juga hati hati". Ucap vino dengan terpaksa.

Vanya terkekeh mendengar perdebatan mereka berdua.

Vanya melambaikan tangan nya kepada vino, kekasih nya.

Di rumah...

Vanya membuka gerbang rumahnya lalu membuka sepatu dan membuka pintu rumahnya sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum". Vanya memberi salam.

Tidak ada jawaban, seperti rumah yang tak ada penghuni nya. Mungkin mama Vanya sedang keluar ada urusan. Vanya langsung menuju kamar nya di lantai atas. Setelah mengganti baju nya, Vanya langsung beranjak turun untuk mengambil makanan di dapur dan memakannya di kamar nya. Sambil makan dia memainkan handphone nya sampai makanan itu tumpah sedikit dan mengenai handphone kesayangan nya itu.

"Aduh... Pake tumpah segala sih". Gerutu Vanya.

Vanya membersihkan handphone nya dari makanan yang tumpah itu.

"Bikin kerjaan aja". Gerutu Vanya kesal.

Setelah handphone nya bersih dari makanan yang tumpah itu, Vanya lanjut makan dan tetap saja sambil bermain handphone nya tanpa ada rasa kapok karena tumpahan makanan tadi yang membuat menambah pekerjaan nya. Tiba tiba ada pesan masuk di handphone Vanya.

"Siapa nih?". Tanya Vanya berargumen.

Lalu Vanya melihat dengan seksama foto profil sang pemilik nomor tersebut. Dia terkejut, kenapa?. Karena nomor tersebut adalah nomor vino. Bagaimana bisa vino mendapat nomor Vanya, padahal Vanya tidak pernah memberikan nomor nya kepada vino.

"Kok dia bisa tahu nomor gue ya?". Tanya Vanya pada diri nya sendiri.

Vanya baru ingat sesuatu, kelas nya memiliki sebuah grup chat dan semua siswa siswi yang ada di kelas masuk ke dalam grup chat itu. Berarti vino mendapat nomor Vanya dari grup chat itu. Sebelum membalas chat dari vino, Vanya mengganti nama nya menjadi vino.

*Chat*

Vino

Van, besok gue tanding basket pas jam istirahat, Lo mau nonton gak nyemangatin gue

Oh, bisa kok Vin. Tenang aja

Jam istirahat ya, tapi Lo beli makanan dulu buat Lo bawa sambil nonton dan semangatin gue

Ok bos 👌

Jangan lupa sarapan besok biar fit dan gak lemes ya😊😉

'aduh... Sweet banget sih'. Vanya membatin.

Iya, Lo juga Vin, biar semangat tanding nya harus sarapan dulu👌

Ya udah, gue mau ke sekolah buat latihan, nanti kalo udah sampe sekolah gue chat Lo lagi😊

Ok Vin, gue akan semangatin Lo

Bye🖐️

Bye juga Vin🖐️

Seperti itulah penampakan chat dari vino kepada Vanya. Entah kenapa hati Vanya benar benar berbunga bunga. Jantung nya tak bisa di kondisikan keadaan nya. Vanya senyum senyum sendiri seperti orang yang tidak waras. Tapi hari ini memang hati nya sangat berbunga bunga hanya karena satu orang. Yakni, vino.

























































Hehehe... Tau kok pendek, emang sengaja di bikin pendek part ini soalnya aku bingung dan gak punya ide buat lanjutin ceritanya tunggu aja ya lanjutan nya. Jangan lupa voment ya para readers ❤️❤️

My Vino And YukoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang