Bagian 2

69 25 4
                                    

Arian tiba di mansion dirinya, ralat mansion milik ayah dan ibunya. Ia membunyikan klakson dan datanglah Mang Dadang membukakan gerbang. Ia berhenti dan keluar dari dalam mobil. Lalu memberikan kunci mobilnya kepada Mang Dadang.

"Tolong parkir-in mobil saya, ya, Mang." ujar Arian lalu masuk ke dalam mansion.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab para maid yang ada di dalam mansion. Sedangkan kedua orang tua Arian tengah berada di London mengurus salah satu cabang perusahaan milik ayahnya.

"Den, mau makan sekarang?" tanya seorang maid yang sudah berumur.

"Nanti. Kalian semua duluan saja, jangan menungguku. Mungkin aku akan makan setelah membereskan pekerjaanku." Ucapnya lalu berjalan menuju lift.

"Baik, den."

Arian memasuki kamarnya dan menghempaskan badannya di kasur king size miliknya. Ia memejamkan matanya sebentar hingga terdengar kumandang adzan maghrib. Ia pun bergegas membersihkan diri dan melaksanakan ibadah sholat.

Setelah sholat, Arian kembali merebahkan badannya yang terasa remuk karena setelah pulang sekolah ia langsung ke perusahaan untuk meng-handle meeting yang harusnya dipimpin oleh ayahnya. Setelah selesai meeting, ia harus mengecek kafe miliknya dan disana ia bertemu dengan Sekar. Mengingat Sekar, ia segera menghubungi salah satu anak buah ayahnya untuk mencari info tentang Sekar. Tak butuh waktu lama, ia mendapatkan keseluruhan info tentang Sekar dan keluarganya, bahkan ia mendapatkan no telepon milik Sekar. Sungguh beruntung, kan?

Arian langsung mengirim pesan kepada Sekar.

Selamat malam. Ini aku Arian

Tak lama kemudian, Sekar membalas pesan dari Arian.

Selamat malam juga. Iya

Besok kamu sekolah kan?

Iya, kenapa?

Aku jemput kamu besok, gak terima penolakan

Huh, iya

Arian hanya membaca pesan yang dikirim Sekar. Ia menebak-nebak pasti Sekar sedang kesal gara-gara tawaran tanpa tolakan yang ia berikan.

Ponsel nya ia letakkan di nakas. Ia segera turun ke bawah untuk makan malam.

"Malam." Ujarnya singkat dan duduk.

"Malam, den." Sahut para maid yang juga akan makan malam bersamanya. Semenjak kakak perempuannya menikah dan orang tuanya sering ke luar negeri, ia memilih untuk mengajak para maid makan bersama dirinya agar dirinya tidak kesepian.

"Mau saya ambilkan, den?" tawar salah satu maid.

Arian menggeleng. "Silahkan makan."

Semuanya makan dengan khidmat tanpa suara. Yang ada hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu. Disana ada Mang Dadang yang ikut serta makan bersama Arian. Arian meminum air putih yang disuguhkan maid. "Mang, besok siapin lamborghini veneno yang abu silver, ya."

"Iya siap, den." Arian mengangguk dan kembali ke kamarnya.

Arian langsung tidur setelah melakukan sholat Isya tanpa mengganti sarung, baju koko, dan peci yang masih melekat di tubuhnya.

Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang