XVII. Reception (2/2)

7.9K 382 2
                                    

Antonio Alvarez pantas terbenam di dasar neraka.

Lelaki itu mengenakan setelan biru gelap. Sama seperti groomsmen lainnya─Manuel, Miguel, dan Romero. Namun pesona yang terpancar dari sosok Antonio lebih memikat daripada lelaki lain di ruangan ini. Bahkan sanggup menyelubungi pesona sang pengantin pria yang seharusnya menjadi bintang utama hari ini.

"Aku benar-benar iri padamu, Della."

Kalau saja Neysa tidak menyebut namanya, Della tidak akan menyadari kalau sahabatnya itu sedang berbicara padanya. Sepasang netra gadis itu terpaku ke depan. Pada sepasang pengantin dan empat orang groomsmen yang tengah mengabadikan momen dalam jepretan kamera.

"Kau bisa tetap bertahan pada satu lelaki. Padahal ada empat lelaki lain yang tidak kalah tampan di dekatmu." Neysa menggeleng-geleng. "Kalau aku pasti akan bimbang."

"Hei," tegur Della. "Satu dari para lelaki itu sudah resmi menjadi suami hari ini."

"Astaga." Neysa menggeleng sambil meniru suara cecak. Tangannya tertangkup di dada, menyesali dosa.

"Della, Neysa," panggil Diana yang berdiri tiga langkah di depan mereka. "Ayo."

Della dan Neysa mengangguk, lantas mengekor Diana dan Andrea berhampiran dengan mempelai perempuan. Sesi foto bersama groomsmen dam bridesmaid pun dimulai.

Hari ini Della mengenakan longdres serupa dengan yang dikenakan Neysa dan juga kedua sahabat Allenia─Andrea dan Diana. Sang pengantin memesan itu secara khusus. Keempat longdres itu sama-sama berwarna candy pink. Yang membedakan hanya bentuk kerahnya.

Setelah beberapa foto diambil, fotografer meminta pertukaran formasi. Della bersama tiga gadis lainnya meninggalkan sisi Allenia. Saat berpapasan dengan para lelaki, Della menerima sapaan berbeda-beda. Miguel membisikkan kata 'cantik' dan mengedipkan satu mata. Manuel tersenyum tipis sambil menatap Della. Romero mengangkat satu alis padanya. 

Sementara Antonio?

Lelaki itu tidak melakukan apa-apa. Bahkan menoleh pun tidak. Pandangannya lurus ke depan─mungkin helai-helai rambut Romero lebih menarik ketimbang penampilan Della. Seolah kehadiran gadis itu seperti acar di nasi goreng.

Ada dan tiada, tidak ada bedanya.

Habis-habisan Della meredam kekesalannya. Mungkin sekarang Antonio mulai menyesali keputusannya untuk meminta Della kembali. 

Della baru bisa bernapas lega saat fotografer menyingkirkan empat lelaki bersetelan biru gelap itu. Hingga sesi foto selesai, indra penglihatannya masih bisa menangkap kehadiran Miguel, Manuel, dan Romero di ruangan itu. Tetapi tidak dengan Antonio.

Sepasang netranya mengerling. Ke mana lelaki itu?

Ah, sudahlah. Untuk apa ia peduli? Mungkin saja lelaki bermata abu-abu itu sudah benar-benar terbenam di dasar neraka. Menjadi iblis paling seksi di sana. Dalam hati, Della terkikik pada pujian dalam umpatan itu.

Della hendak kembali bergabung dengan teman-teman SMA-nya saat ponsel dalam tas tangannya bergetar.

Sebuah pesan datang dari 'Beer Hug'.

***

Pesta pernikahan Allenia Alvarez menjadi ajang reuni bagi teman-teman sekolahnya yang hadir. Dalam sekejap, mulai terdengar dengung percakapan penuh nostalgia. Della pasti menyesal kalau tidak datang hari ini.

Setelah menemukan waktu yang tepat, Della menyelinap keluar dari kerumunan. Ada seseorang yang menyadari gelagatnya. Gadis itu menyikut perlahan lengannya.

Unlock Your Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang