Penculikan - 22

947 58 4
                                    

Aku terbangun dalam keadaan yang masih sama.

Aku lihat sekeliling, ternyata bukan mimpi, badanku sakit sekali, aku bangun dan mencoba mengingat apa yang terjadi.

Ini semua di luar perkiraan, aku tidak menyangka, Tasya akan senekat ini, aku yakin karna Al.

"Aw.. sakit banget"

"Mama, sakit, huhuhuhuhu.. huhuhuhuhu.. " aku terus menangis sampai mataku bengkak.

Aku mencoba mencari jalan keluar, jendela tertutup rapat, pintu pun menggunakan kode, tidak ada alat elektronik, tidak ada kaca sama sekali, ruangan luas ini sangat kosong.

Hanya ada, kasur, sofa, dan buku, dan semua berwarna putih. Aku sangat lapar, mereka tidak memberi aku makan?

Ting..
Tiba-tiba dinding yang aku pikir hanya dinding biasa, terbuka, berbentuk persegi kecil dan di dalamnya terdapat makanan.

Aku langsung merengek sembari menghampiri.

"Lepasin gue tas!!! Cewek gilaaaa! huhuhuhu"

Di sepanjang hari, aku hanya bersimpuh di atas kakiku, aku sangat takut dan kesepian.

Aku ingin pulang, dan bertemu keluarga ku. Mama papa, via ingin pulang.

Aku terus menangis, membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika aku terus berada disini.

Tak jarang aku menggendor-gedor pintu berharap seseorang mendengar dan mengeluarkan aku dari sini.

Setelah keluar, aku akan langsung menendang nya masuk ke dalam penjara, bersama anak buahnya!

Rendra!
Aku yakin dia sudah melaporkan nya pada Polisi. Aku percaya Rendra pasti sudah memberitahu orang-orang, sebentar lagi aku pasti keluar.

Pip.
Iblis itu datang lagi. Jujur, aku sangat takut. Dia benar-benar psikopat! Kali ini aku bersumpah, tak akan aku biarkan wanita itu berada di samping Al. Al harus tau kebusukannya.

"Gimana? Enak kan tinggal disini?"

"Masih bagus gue kasih lo kamar ini, dari pada di tempat yang kumuh, banyak tikus , jorok dan bau. Eh tapi cocok deh sama lo, sama-sama busuk!" katanya sembari menunjuk-nunjuk dahiku.

"Psycho" kataku sembari melihatnya angkuh

Seperti di sambar petir, ia langsung melihat ku dan mencengkeram leherku kuat. Aku sangat takut, tapi aku berusaha menyembunyikan rasa takutku dan ku ganti dengan senyum angkuh.

"HEH! JAL*NG! LO PIKIR LO BISA APA DISINI BANGS*T!"

Wajahnya sangat dekat, dari sorot matanya, aku lihat dia sangat marah.

"Gara-gara lo hadir, Al selalu bahas tentang lo anj*ng!!! Gue susah payah dapetin hatinya! Dari awal perjodohan, Al gamau sama gue, gue setiap hari harus bikin Al suka sama gue! Tapi setelah lo hadir di hubungan gue! Al balik lagi kaya dulu! Perjuangan gue selama ini sia-sia! Cuma karna jal*ng kaya lo!!!"

Plak!

Bruk!

"Gue benci banget liat muka lo!!!" , "Gue berharap lo mati aja! Dan pergi ke neraka! Orang kaya lo gak pantes idup!!!"

Dia terus menghantam ku, sampai semua badanku membiru, terutama wajahku.

"Gue gak akan bikin lo langsung mati kok, tenang aja, gue bakal bikin lo menderita dulu sebelum akhirnya ke neraka HAHAHA!"

Setelah puas, ia meninggalkan ku begitu saja. Aku sempat lihat, saat ia memukulku, ia menangis.

Satu lagi informasi yang aku dapat. Mereka di jodohkan.

Sembari terbaring lemas, aku terus memikirkan apa yang akan terjadi padaku nanti.

"Ma.. pa.."

Aku meneteskan air mata, aku pasrah, sudah hilang tenaga.

***

Kasian ya Via hiks🤧
Kalau mau Via kumpul lagi sama keluarga, jangan lupa kasih jejak di notif aku ya hihi!❤️

PEKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang