02 Bohong

12 3 0
                                    

Ruh.chapter.02

-
Ana
-

Shin keluar dari dalam lingkaran, sekarang ana yang berada di dalam lingkaran itu

Aku harus tenang, batin ana, ana menarik nafas panjang mengisi paru-parunya dengan banyak oksigen, lalu menghembuskannya setelah beberapa detik

"Ana kau boleh mulai" ucap pengawas memberi instruksi

Ana mengangkat kedua tangannya ke arah depan sejajar dengan dadanya, lalu ana mengumpulkan angin yang ada di sekitar, dan memadatkannya menjadi satu titik, sekali lagi ana mengumpulkan angin itu dan memadatkannya, terciptalah dua bolah plasma yang berada di hadapan ana

Ana melihat ke arah bolah itu,

"Ana!, apa yang kau lakukan, seharus kau hanya menggerakan angin di sekitarmu, bukan memadatkannya" teriak pengawas daru luar lingkaran

"Benarkah?" Sahut ana polos "tapi bagaimana ini, anginnya sudah ku padatkan"
Ana menoleh ke arah sang pengawas

"Cepat lepas.....

Belum selesai sang pengawas berbicara, angin yang ana padatkan tadi meledak menjadi bom udarah, ana terpental ke belakang dan menabrak tembok ruangan,

Ketika ana membukakan matanya, tangannya sudah berlumuran dengan darah, baju praktek pun sudah penuh dengan darah

Darah siapa ini, batin ana panik

ruangan praktek pun sudah kacau berantakan, karena terkena hempasan dari ledakan angin tadi, ana melihat shin di hadapannya, tangan shin mencoba merai ana, tetapi kegelapan telah mendahuluhinya

***

Ana membukakan matanya, seketika cahaya langsung merembas masuk ke dalam mata ana melewati pupil kecilnya, ana mengedipkan matanya beberapa kali sebelum melihat ke arah sekeliling, ana berada di ruang kesehatan karantina, di samping kanan ana melihat kenny yang tertidur di kursi sambi memeluk bantal guling

Baru saja ana memerhatikannya, baru beberapa detik, lalu kenny membuka kedua matanya, kenny mengucek kedua mata dengan tangan

"Ana kau sudah sadar" kenny mendekat ke arah ana "ana..., kau.. sangat ceroboh!, lain kalau mau menaiki tangga harus lebih hati-hati lagi" celotek kenny ke ana, kenny berdiri mengambil roti yang berada di meja sebelah kasur ana, lalu kenny membantu ana berdiri

Setelah berdiri ana tersadar ada yang tak beres dengan perkataan kenny barusan

"Ana kau dengar tidak?" Tanya kenny membawakan roti

"Aku dengar kok" ana mengambil roti itu lalu mengunyanya "kenny apa maksutmu dengan lebih hati-hati lagi menaiki tangga" tanya ana ke kenny sembari mengunya roti itu "ohya bagaimana kondisi shin, dia kan yang membawah aku ke sini" tanya ana lagi

"Ana tampaknya kau harus banyak istirahat, kepalamu terbenturkan" jawab kenny membaringkan ana lalu menyelimutinya

"Aku tanya shin bagaimana kondisinya" ana duduk kembali, lalu menjauhkan selimut darinya

"Shi siapa itu?, yang membawahmu ke ruang kesehatan ini megi bukan shin"

"Megi, lalu shin di mana" ana berlari keluar meninggalkan kenny di ruang kesehatan

Ana berlari ke arah ruang praktek, setelah tiba di ruang praktek, ana memasuki ruangan itu, betapa terkejut ana melihat ruangan itu, ruangan itu seperti kembali semula, seperti tidak perna terjadi kecelakaan di sini

"Kenapa ini, ke mana perginya kerusakan itu, bukannya di sini ada darah tadi, tapi kenapa tidak ada bau amis sedikit pun" ana terduduk

Tiba-tiba kenny menyusul dari belakang

"Ana kau kenapa" tanya kenny bingun

"Kenny sudah berapa lama aku pingsan" tanya ana ke kenny dengan nada serius, kali ini ana benar-benar serius

"Baru setengah jam yang laku"

"Bohong!!" Teriak ana "bagaimana mungkin petugas-petugas itu bisa membersikan kekacauan ini dalam waktu kurang dari setengah jam, dan lihat hasilnya, seperti tak terjadi apapun!" Celote ana panjang lebar

"Ana kau kenapa, di sini emang tidak perna terjadi apapun" kenny meyakinkan ana

Ana berlari meninggalkan kenny, kali ini ana berlari menuji ke kamar shin dan megi, kenapa begitu, karna kamar shin dan megi satu, satu kamar,

Setelah tiba di depan pintu kamar, ana mengetuk-ketuk pintu kamar, setelah beberapa saat pintu itu terbuka, megi membukanya dari dalam

"Ana kau kenapa terlihat tergesa-gesa" kata megi sambil menggaruk-garuk kepalanya, tampaknya megi habis baru bangun tidur, terlihat jelas dari mukanya

Ana menyelinap masuk ke dalam kamar, ana melihat ke arah kasur shin, tapi apa yang ana harapkan tak sama seperti kenyataannya, di sana hanya lantai dan tak ada kasur bahkan satu barangpun dari shin

"Megi siapa yang tinggal bersamamu satu dekade ini" tanya ana ke arah megi

"Aku tinggal sendirian" ucap megi tak tahu apa-apa

Ana berjalan pelan keluar dari kamar megi, lalu ana kembali ke kamarnya ana membantingkan tubuhnya di atas kasur

"Kenapa ini, ini pasti mimpi" ucap ana memejamkan matanya

***

28 desember 2019

AnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang