Different but love (part 4)

32 10 1
                                    

Part 4

Salahkah jika mencintai tidak dari agama yang sama?

"Eh ikut kemana?"
Tanya Allysa dengan mengikuti langkah tergesa-gesanya Alvaro

"Ehh...temen-temen gue gimana?"

"Biarin aja temen-temen lo dah gede! Bisa pulang sendiri tanpa lo!"
Ucap Alvaro sembari terus berjalan.

"Lo gak perlu lagi motor butut lo itu?"
Tanya Alvaro

"Oiya...motor gue. Ada sama lo ya?"
Ungakap Allysa mengingat kejadian tadi pagi.

"Gak! Ya iyalah sama gue. Masa gue tinggalin di jalan gitu aja"
Jawab Alvaro dengan tampang songong,angkuh,sombong,blagu semualah...

"Rupanya masih punya otak juga ya lo"
Ucap Allysa sambil tersenyum kecil

"Udah ayo buru! Lama lo kaya siput!"
Bentak Alvaro

Alvaro dan Allysa pun meninggalkan teman-teman Allysa di parkiran. Mereka langsung bergegas naik taxi ke rumah Alvaro untuk mengambil motor milik Allysa yang dibawa mang Ujang ke rumah Alvaro.

Sudah hampir 10 menit mereka menunggu taxi yang melintas. Namun yang ditunggu malah tak kunjung datang. Teman-teman Allysa sudah pergi deluan sedari tadi.
Beberapa saat kemudian...

"Taxi"
Tangannya melambai memberhentikan taxi yang ia lihat. Akhirnya setelah hampir setengah jam menunggu.

"Pak ke Jalan Merak Blok C No.15
Loh...Bapak taxi yang tadi pagi kan ya?"

"Loh...mas yang tadi pagi naik taxi saya sama pacarnya yang pingsan itu kan ya?"
Ucap sang supir taxi sambil melirik dan menganalisis wajah Alvaro.

"Pak sekali lagi saya bilang dia bukan pacar saya"
Ucap Alvaro penuh kesabaran.

"Iya-iya. Udah buruan naik"

Allysa membuka pintu belakang namun Alvaro membuka pintu depan.

"Lo duduk di belakang, gue duduk di depan. Alergi gue deket-deket sama lo"
Ucap Alvaro sinis.

Cih...alergi? Dia kali yang dari tadi megang tangan gue kenceng banget. Yang ada gue kali yang alergi bukannya dia!
Umpatnya dalam hati seraya terus
menatap Alvaro dari atas sampai bawah. Ia mengelus dadanya sambil menyucap istigfar.

Allysa dan Alvaro pun kemudian masuk dan duduk di dalam taxi. Selama perjalanan menuju rumah Alvaro tak ada sepatah kata apapun keluar dari kedua mulut remaja ini. Suasana hening sangat terasa saat itu.

"Em. Mas sama Mbaknya kelas berapa ya?"
Tanya sang supir taxi mencoba untuk memulai percakapan

"Sebelas... Dua belas..."
Sahut keduanya bersamaan

"Loh jadi yang bener mana nih mbak...mas? Sebelas apa dua belas?"
Ungkap supir sambil terus menatap ke arah depan

"Ya...saya kelas sebelas si cowok aneh ini kelas dua belas"
Ucap Allysa seraya memangku tangan dan melirik ke arah Alvaro.

"Siapa yang lo panggil cowok aneh? Gue maksudnya?"
Ucapnya sambil mengalihkan pandangannya ke arah belakang dan membuka matanya lebar-lebar.

"Ya lo lah! Kan gak mungkin Bapak ini!"
Tegasnya sembari terus memangku tangannya dan balik menatap Alvaro tegas.

"Loh kok malah berantem toh... wong Mas nya dan Mbaknya sama-sama aneh. Kepiye to"
Ucap sang Supir seraya tertawa kecil.

Alvaro dan Allysa menatap sang supir dengan tajam dan serentak mengatakan.

"Diam"

Sehingga membuat sang supir terkejud dengan mengangkat keatas kedua bahunya. Dan terpaku diam dengan berusaha menyetir lebih kencang.

Alvaro membalikkan badannya ke arah depan. Bersandar ke bangku
Dan saat ia mulai memejamkan matanya...

"Mas dan Mbak kita udah sampai"

"Kok cepet pak?"
Ungkap Alvaro

"Loh kan bagus toh mas cepet sampainya"

"Iya bagus...tapi saya belum jadi tidur!"

"Yaudah tidurnya dirumah aja Mas. Kan udah nyampe rumah"

"Yaudah pak. Ini ongkosnya"
Alvaro memberikan uang selebaran berwarna merah.

*****

"Ini rumah lo?"

"Ya"

"Bagus juga"

"Hem"

"Syalom... Ma... Varo pulang"
Ucap Alvaro sembari memasuki ruang tengah. Allysa yang mengikuti langkahnya dari belakang tersentak berhenti sejenak sesaat setelah ia mendengar Alvaro mengucapkan salam yang berbeda dari salam yang biasa ia ucapkan.

Dia agama nonMuslim rupanya.
Ucap Allysa dalam hati.

"Alvaro kamu udah pulang? Kamu bawa siapa tuh?"

"Dia Allysa Ma"

"Halo tante salam kenal saya Allysa"
Ucap Allysa dengan sopan seraya menjulurkan tangannya

"Hai... Mamanya Alvaro"
Jawabnya dengan memangku tangan tanpa memperdulikan jawabatan tangan yang di sodorkan Allysa.

Allysa menarik kembali tangannya dan mengangguk paham.

"Okeh kenapa kamu bawa dia kesini Alvaro?"
Ucap Mama dengan nada tak suka.

Mama sama anak sama saja! Sombong banget. Mending tadi ga usah kesini! Sebel deh!
Lirih Allysa kesal.

"Dia cuman mau ngambil motornya Ma"

"Oh jadi kamu yang nabrak anak saya? Kamu bisa bawa motor ga sih? Kalo anak saya kenapa-kenapa gimana?"And bla bla bla.

Semua ocahan yang seharusnya tak diterima harus ia dengarkan. Hari ini Allysa benar-benar apes.
Semua ini gara-gara ia bertemu dengan cowok "pangeran" ini.

Sekian dulu deh untuk part 4 nya:')

Maaf kalau ada kata yang salah atau menyinggung. Aku gk bermaksud menyingung pihak manapun.

Kritik dan saran dari kalian sebuah penghargaan yang besar bagi aku:')

Salam hangat

Aisyah_ptrr

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different but loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang