01. Back school

90 15 5
                                    

Liburan telah berlalu, dan itu artinya para pelajar kembali melaksanakan aktivitas mereka seperti biasa. Dengan langkah gontai seorang gadis cantik melangkahkan kaki nya menyusuri koridor sekolah, dengan mata sembab dan sesekali menguap. Sialan! Salahkan drama yang dia tonton tadi malam, benar-benar menguras air mata dan terpaksa harus marathon sampai jam 4 pagi.

"DIRAAA!" dari teriakan itu, sang pemilik nama tersebut tau siapa yang sedang memanggilnya, Dengan malas ia menolehkan kepala.

"Hmm apa? bisa gak suara lo itu kecilin dikit, gendang telinga gue serasa mau pecah dengernya."

Dengan wajah sumringah nya gadis itu menampilkan kedua jarinya membentuk huruf V "Gue kan kangen banget sama lo, udah 2 minggu kita libur... dan akhirnya back to school."

"Ini beneran Nadine yang gue kenal gak sih? Tumben-tumbenan lo rajin kaya gini, biasanya kan nyampah mulu lo dipojokan meja." Dira meletakan telapak tangan di dahi sahabat nya, mengecek apakah sahabatnya itu baik-baik saja.

Nadine membelalakan matanya dan segera menepis tangan Dira. "Heh.. lo pikir gue sakit."

"Siapa tau aja, kan lo sakit emang dari dulu." Sahut Dira acuh sambil berjalan meninggalkan Nadine yang diam di tempat nya dengan otak yang masih mencerna.

"Sialan lo dir."

—————
Oh god. Mata Dira saat ini tidak bisa di ajak kompromi untuk fokus ke pembelajaran, lihat lah sekarang ini dengan mudah nya dia tertidur pulas di meja belajar saat guru sedang menjelaskan.

"ANINDIRA ROSALINE."

Merasa dirinya terpanggil Dira segera membuka kedua mata nya dan melihat ke arah depan menampilkan sosok Bu Lina yang sedang menatap nya dengan tatapan horor. "Hadir bu." Dira mengangkat sebelah tangan nya dengan lesu.

"Kamu tau di saat jam pembelajaran saya semua murid harus tertib dan tidak boleh ada yang bicara apalagi sampai tertidur seperti kamu ini." Bu Lina menarik napas dalam dan menghembuskan nya kembali. "Apa liburan 2 minggu itu gak cukup buat kamu sampai-sampai harus tidur di sekolah."

"Biasa bu dia begadang mulu nonton drama gak jelas." Celetuk lelaki yang bernama axel itu.

Dira segera menolehkan kepalanya dan menatap tajam axel seolah berkata diem atau gue putusin bibir lo itu. "Cukup kok bu, cukup banget malahan."

"Kali ini ibu maafkan lain kali jangan di ulang, dengar semuanya terutama untuk Dira ini sudah peringatan pertama."

"Yahh bu, kok dia gak jadi dihukum." Tanya si perempuan berambut pirang.

"Berisik lo." Timpal dira.

Perempuan berambut pirang yang bernametag Azzura Niana itu menggebrak meja membuat semua orang terkejut. "Kok lo nyolot sih."

"Gue dari tadi diem aja, lo bego atau gimana?" Dira sudah sangat jengah menghadapi kelakuan si pembuat masalah satu ini. "Dan satu lagi gue cuman mau ngingetin lo itu bukan siapa-siapa di sekolah ini, Jadi gak ada hak buat ngecampurin masalah orang lain, ngerti!"

Skakmat

"Sudah cukup, jika kalian bertengkar seperti ini lagi ibu tidak akan segan-segan buat ngehukum kalian berdua. Mengerti Dira dan niana." Bu Lina menatap keduanya secara bergantian.

"Ngerti bu." Sahut mereka secara kompak.

——————
"Demi apapun gue gak ngerti lagi jalan yang ada diotak manusia satu itu." Dira mengunyah bakso yang ada di mulutnya dengan lahap.

"Lo selesain makanan yang ada di mulut lo dulu baru cerita, kalo muncrat ke muka gue tu bakso kan gak asik tuh." Sahut Nadine

"Heh geseran dikit dong, bagi tempat kita-kita mau duduk juga." seenak jidatnya Dua lelaki itu langsung duduk dengan wajah tanpa dosa, syukur nya meja kantin yang mereka tempati saat ini muat untuk empat orang.

"lo berdua itu gak bisa apa sehari aja sopan santun di tambah. Heran gue kerjaan nya ngikutin gue sama Dira mulu." Lihat lah mereka berdua tidak mendengarkan apa yang dikatakan nadine. Laknat memang!

"Dir lo lapar atau cacingan." Tanya Axel sambil memakan bakso yang sudah ia pesan tadi.

Dira mengangkat garpu yang ada di tangan nya sambil mengarahkan ke muka axel. "Sekali lagi ngomong kaya gitu ni garpu nancep di mata lo."

"Serem amat lo dir, jadi takut deh gue." Galvin bertingkah seperti anak kecil sambil mengalungkan tangan nya di lengan Nadine.

Dengan segera Nadine melepaskan nya. "Modus."

"Dih Pede banget, emang gue mau sama lo?" Galvin menatap Nadine yang sedang salah tingkah.

"Suka banget lo vin baperin anak orang, liat tu pipi nadine sampai merah kaya gitu." Sahut Dira sambil terkekeh melihat kelakuan mereka berdua.

"Lo mau juga kaya gitu?" Axel mengatakan itu kepada Dira seketika membuat suasana menjadi canggung. "Bercanda kali."

Dira menaikan sebelah alisnya sambil menatap axel kemudian beralih Menatap nadine dan Galvin. "Gak ada cinta-cintaan ya diantara kita berempat dan satu lagi gue udah nyaman banget dengan persahabatan kita kaya gini, selamanya dan sampai kapan pun bakalan tetap sama."

"Kenapa jadi bahas beginian sih." Nadine mencoba memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka.

"Ah sumpah gue kesel banget sama si naina." Dira mulai mengeluarkan uneg-uneg yang ada di dalam hatinya. "Heran, padahal gue gak pernah cari masalah sama tu nenek lampir. Udah gue baikin malah ngelunjak. Mau gue jahatin tapi gue nya gak tega."

"Lo baik? Setiap hari lo itu nyiksa gue tau gak dir. Suka mukul gak jelas, dikit-dikit marah, ngambek, kalo mau apa-apa harus diturutin. Heran gue sama lo, pantes aja sampai sekarang lo gak laku-laku." Axel yang mulai membual dengan Dira.

Dira menoyor kepala axel dengan gemas. "Bukan nya gak laku, nih dengerin ya gue itu harus selektif dalam mencari pasangan. Supaya hidup gue bisa terjamin nantinya."

"Setuju"

"Main setuju-setuju aja lo nad, ngerti juga kagak." Timpal Galvin

"Ya suka-suka gue lah, masalah buat lo."

"Lo berdua pada gak bisa diem apa, capek tiap hari gue liat kerjaan nya berantem mulu." Ucap axel. "Ntar jodoh mampus lo." Ucapnya lagi.

"Ya gak masalah, gue sih mau-mau aja." Galvin menatap Nadine sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sinting!" Nadine memegang kedua pundak Dira dan bergegas mengajak nya pergi.

*******
Spam next?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🤗

To be continued....

Unforgettable ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang