03

10K 811 22
                                        

Mohon maaf bila banyak kesalahan penulisan dan grammar.. Semoga terhibur, jangan lupa bintangnya yaa...
Selamat membaca :)

.
.
.
.
.


Zafina terlihat gusar melihat sebuah mobil terpakir di halaman depan pesantren. Terlihat jelas dari dalam kamarnya ini.

Gadis itu segera memakai jas almamater keluar dari kamar dengan terburu. Sampai tak sadar yesi menatapnya dengan bingung di anak tangga terbawah.

“Ning mau kemana?” tanya yesi menginterupsi.

Gadis itu segera menutup bibir kecil yesi. Tanpa berpikir Panjang, zafina menarik tangan yesi menuju asrama putri yang tepat di belakang ndalem.


“Ning mau kemana?” tanya yesi kini mulai curiga. Ketika teringat tadi ia menyuguhkan minuman kepada para tamu yang beberapa hari lalu berkunjung itu.

“Mau kabur ya?” tebak yesi. Mata zafina membulat. Gadis itu menggeleng keras.


“Tadi di suruh umi rekap uang kitab di MTs” jelas. Zafina berbohong.

Yesi menatap zafina curiga. Matanya memicing tak percaya. “Ning bohong”


“Gak gak bohong”

Yesi menghela nafas. “Gini ya ning. Uang kitab itu sudah direkap sama saya. Terus udah disetor juga ke umi. Ning mau rekap apa?”


“Oh gitu ya?” tanya zafina kini bingung harus ngeles apa lagi.

“Temenin ke rumah abah ahmad. Aku kangen sama Iklima”


“Ning”

Zafina bergumam kecil, sengaja tak menatap mata kecil yesi yang kini tengah menatapnya penuh selidik.

“Mau gak? Aku sendiri aja ya?” Yesi langsung melebarkan mata.

“Jangan. Sama saya” potong yesi cepat. Gadis itu segera mengekor.

Yesi segera menarik tangan zafina ketika melihat rombongan abah ahmad memasuki area pesantren. Bukan, tepatnya umi salma bersama ning Zarina dan gus Thariq.

“Loh. Zafina disini?” tanya umi Salma pada zafina yang kini nyengir saja tak menjawab.

Yesi di sampingnya langsung mencium punggung tangan umi salma dan ning Zarina.

“Ini umi. Kata ning Zafina mau main sama dek Iklima”

“Iklima sudah tidur zafina. Ini mas sama mbak ke rumah kamu. Masa kamu ke rumah mbak” zarina menaik turunkan kedua alisnya. Sengaja menggoda zafina.

“Ya sudah umi, ning Zarina, gus Thariq. Yesi permisi, masih ada pekerjaan di MTs”

“Oh silahkan yesi. Hati hati” jawab umi Salma halus.

“Assalamu’alaikum” pamit yesi lagi.

“Wa’alaikumsalam” jawab ke empat orang di depan pesantren itu.

“Ayo zafina masuk” ajak Zarina menarik lengan zafina. Namun gadis di sampingnya ini tak mau bergerak. Menggeleng keras berusaha menolak.

“Mbah sudah menunggu di ndalem. Kamu jangan mengecewakan” Zafina mengembungkan kedua pipinya. Kini tertarik pasrah oleh umi salma.


Di depannya, zarina dan thariq menanti umi mereka. “Ayo umi” kata zarina tak sabar. Umi salma hanya menggeleng pelan.

--

Zafina untuk Zafran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang