part 1

6 1 0
                                    

"ma aletta dapet beasiswa di universitas ternama di Jakarta Lo"

"kenapa harus dijakarta" jawab Diana dengan wajah yang menunjukkan bahwa ia tidak suka.

"Kok mama keliatan nya gak seneng gitu sih, aletta dapet beasiswa lo ma di universitas yang aletta dambakan sejak dulu" ucap aletta meyakinkan sang mama yang sedang sibuk mengiris bawang.

Diana adahal mama nya aletta ia sedang memasak makan malam dan aletta selalu membantu nya setelah pulang sekolah untuk menyiapkan makan malam bersama keluarga nya.

Hari ini adalah hari kelulusan aletta selama tiga tahun berjuang di SMA Bangsa. Akhirnya aletta mendapat kesempatan beasiswa untuk kuliah di universitas ternama yang ia impikan sejak dulu. Namun semangat nya tiba-tiba hilang saat mendengar respon dari sang mama yang terlihat seperti tidak suka.

"Kamu tolong bantu mama bawa piring-piring nya ke meja makan, papa sebentar lagi pulang" jawab Diana mengalihkan pembicaraan.

Aletta menatap mama nya masih tak percaya dengan respon yang diberikan "iya ma" Namun ia beranjak mengambil piring-piring yang disuruh mama nya tadi sambil berjalan ke meja makan.

***

Suasana makan malam yang diselimuti keheningan hanya ada dentingan sendok dan garpu biasanya aletta akan mengoceh saat makan malam berlangsung, namun entahlah suasana hati aletta sedang tidak baik. Ia masih memikirkan ucapan mama nya tadi sore saat sedang memasak, respon yang sangat menyakitkan menurut aletta. Karna menurut aletta dimana-mana yang namanya orangtua pasti akan senang saat mendengar kabar anak nya dapat beasiswa di universitas ternama. Hanya Diana mamanya aletta yang menganggap bahwa itu biasa saja.

"Kok tumben aletta diem aja, makan nya juga kok gak di makan-makan. kamu kenapa aletta?" Tanya Dion yang tidak lain adalah papa nya aletta. Dion heran dengan sikap aletta yang tidak biasa, biasa nya aletta selalu ceria saat di meja makan.

Aletta tersadar dari lamunannya "emm aletta gak papa kok pa, maaf aletta ngelamun" jawab aletta jujur, dia memang sedari tadi hanya melamun tanpa menyentuh makan nya sesuap pun.

"Yaudah cepat di makan" perintah Dion "gimana kelulusan kamu tadi? Akhirnya Dion bertanya, inilah pertanyaan yang aletta tunggu-tunggu ia berharap papa nya senang mendengar kabar gembira ini dan mengizinkan ia untuk mengambil beasiswa itu.

"Aletta lulus dengan nilai terbaik di sekolah dan aletta juga dapat beasiswa di universitas ternama di Jakarta" jelas aletta

"Wahh kamu hebat aletta papa bangga sama kamu sayang. Kamu harus ambil kesempatan itu ta" jawab Dion antusias

Dion benar-benar bangga dengan aletta, aletta. kerja keras nya terbayar dengan keberhasilan aletta.
Dari dulu Dion selalu berharap Aletta bisa sekolah di sekolah favorit di Bandung hingga lulus. Akhirnya Aletta mengabulkan harapan Dion dengan mendapatkan beasiswa di universitas ternama di Jakarta.

Kabar gembira itu sudah cukup membuat Dion sangat bahagia. Karna menyadari ia bukanlah orang kaya raya yang bergelimang harta, namun juga bukan orang yang dibawah derajat nya. Dion hanya karyawan swasta yang bekerja di kantoran sebagai karyawan tetap tapi Dion tetap bersyukur dengan hidupnya yang sekarang ia jalani.

"aletta gak boleh kuliah di Jakarta, kamu kalo mau kuliah di Bandung aja yang dekat gak perlu kamu kuliah jauh-jauh" tolak Diana cepat, entah apa yang membuat diana tidak suka aletta kuliah di Jakarta.

Aletta dan Dion menatap Diana tak percaya, ada apa dengan mama nya ini kenapa mama nya tiba-tiba berubah. Dulu Diana sendiri yang bilang kalo aletta harus mengejar mimpi mimpi nya.

"Kenapa ma? Lagian aletta kuliah dijakarta itu karna beasiswa ma jadi biayanya gak mungkin mahal ma, aletta janji gak akan ngerepotin mama sama papa lagi, disana aletta bakalan kerja untuk biaya hidup aletta di Jakarta" jawab aletta meyakinkan Diana dengan mata nya yang mulai berkaca-kaca.

"Aletta bukan itu yang mama maksud, mama cuma gak mau kamu pergi nak. Cukup kakak kamu yang pergi kamu jangan, jangan biarkan mama kesepian dirumah ini" ucap Diana menatap anak bungsu nya yang sedang menahan tangis.

"Mama gak adil" jawab aletta sambil memundurkan kursinya kasar dan berdiri beranjak lari ke kamar nya.

Air mata Aletta sulit untuk di bendung lagi tangisan nya pecah memenuhi ruang kamar nya Aletta bercerita dalam tangisan nya ia mulai meluapkan semua emosi nya dengan menangis sejadi-jadinya hingga terlelap dengan sendirinya.

Tired Of DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang