Gerhana

695 131 17
                                    

Yuta bilang, akhir-akhir ini Taeyong terlalu banyak melamun di kelas, karena Yuta nyaris tiap saat mendapati Taeyong yang tidak memperhatikan pelajaran—padahal kalau dipikir lagi, bukannya Yuta yang melakukannya? Tapi, pandangan lurus dan kosong untuk ukuran murid pintar seperti Taeyong itu benar-benar aneh.

Ketika Yuta menanyakan alasannya untuk pertama kali, daripada menjawab, Taeyong memilih bertanya hal lain pada Yuta—mengalihkan pembicaraan mereka sebelum Yuta makin mengusiknya—bertanya kabar Winwin nun jauh di sana dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang membuat laki-laki dari negeri sakura itu melupa tujuan awalnya bicara dengan Taeyong dan diliputi kemuraman akibat penolakan tambatan hati Yuta yang sudah ditunggu sekian lama—kasihan.

Makin ke sini, topik yang Taeyong bicarakan pun makin tidak jelas dan tak menentu, seperti: ada anjing liar di bukit belakang sekolah yang lucu sekali lah, menu nasi kari di kantin sudah dihapus lah, seseorang dari kelas sebelah tergelincir di lapangan kemarin sore lah, sampai-sampai mengatai kedua orang tua Yuta yang bulan madu untuk ketiga puluh kalinya—Yuta menceritakan hal ini pada Taeyong tiga hari lalu—dan masih banyak lagi topik bodoh yang Taeyong katakan demi membuat Yuta lupa.

.

.

.

.

Di ruang kelas yang hening, saat keduanya bermain game bersama, itu adalah kali kedua Yuta mengingat hal yang harus dia tanyakan ke Taeyong, maka ia memecah keheningan dan berkata, "Tae-ah, kau aneh tahu."

Taeyong mengernyit tidak mengerti, "Hah?"

"Iya kau aneh, belakangan, kau dimarahi Choi-ssaem karena tidak memperhatikannya. Lalu Park-ssaem menegurmu karena nilai kuismu sudah tiga kali dalam dua minggu ini jelek, dan yang paling parah kau diusir pelatih Gu saat latihan dance—padahal kau anak kesayangannya! Belum lagi tiga medali emas yang kau hadiahkan padanya dua minggu lalu—harusnya kau tidak akan kena omel setidaknya dalam sebulan! Kalau sampai diusir begitu, pasti pelatih Gu benar-benar kesal melihatmu yang random di matanya Tae! Jangan-jangan, selama aku mendapat disepensasi, kau membuat masalah lebih banyak di kelas yang tidak aku ketahui?"

Yuta berdecak karena tembakan yang diarahkannya ke musuh meleset, untung Taeyong tidak jauh darinya kemudian balik melepas serangan dan merevive karakter Yuta yang knock down, lalu berlari menuju tempat teramai untuk merusuh.

"Kau belum menjawabku...," mendengar itu, Taeyong ganti berdecak.

"Apanya?" katanya galak.

"Kau, memikirkan apa sampai sebegitu kacaunya?" raut kecewa mengotori wajah si lelaki paling banyak tanya-- karena mereka gagal makan ayam.

Srek

Ia mendongak bingung melihat Taeyong mendorong meja dan berdiri dari duduknya kemudian berlari terbirit menuju toilet, sakit perut katanya. Meninggalkan Yuta dan rasa penasaran. Sekali lagi untuk Yuta—kasihan.

.

.

.

.

Kali ketiga Yuta berusaha menanyakan alasan Taeyong, mereka berada di tengah keramaian antrian naik rollercoaster disebuah taman hiburan, "Aku tidak habis pikir kau mau berinisiatif mengajakku kemari dan menaiki ini, Tae...," yah, meski harus Yuta yang membayar semuanya. 

Once In A Blue Moon [JAEYONG]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang