🍃 Prolog 🍃

48 6 2
                                    

Jadi, ini adalah cerita pertama yang Author publikasi kan.
Yaaa, doakan agar cerita tetap berlanjut yaa

Happy reading, readers!

—Ibel.

__________

🍃 Keluarga yang baik dimulai dengan cinta, dibangun dengan kasih sayang, dan dipelihara dengan kesetiaan. 🍃

__________

Gadis berkuncir satu itu bergumam tak asal. Tangannya pun tak jarang saling meremat satu sama lain, menandakan betapa gugupnya ia saat ini. Matanya sesekali melirik sang ibunda angkat yang saat ini tak henti menampilkan senyum menenangkan khas keibuan.

Menghembuskan nafasnya berat. Menantikan saat-saat yang begitu menegangkan dalam hidupnya. Berusaha menenangkan gejolak yang tiba-tiba saja menerpa tubuhnya. Rasanya ingin saja ia pergi dari meja ini.

Menunggu kedatangan keluarga kandungnya yang selama ini ia nantikan. Meski sejujurnya berat ia akui, ia kecewa dengan kenyataan bahwa gadis hanyalah anak asuh dari wanita yang sudah 17 tahun membesarkannya. Anak yang hanya sekedar dititipkan dengan sebuah alasan yang sama sekali tidak ia ketahui.

Lamunannya tersentak saat kedua kakak asuhnya berucap dengan nada bosan dan lebih terkesan tidak peduli.

"Lo ntar lagi diambil mama kandung lo kan?" ujar sang kakak tertua, cewek bersurai bergelombang panjang dengan sedikit warna cokelat dibagian ujung. Yang ditanya hanya mengulas senyum paksanya, lalu menjawab lirih.

"Iya mbak Gloria, mbak sering-sering bantu mama ya?" Tanya gadis bersurai hitam sebahu itu memastikan.

Seorang gadis yang setahun lebih muda itu tertawa sinis, lalu menatap gadis bermata bulat itu dengan tatapan mencemooh.

"Lo pikir mbak Gloria itu pemales? Emang lo pikir lo siapa disini? Anak pungut aja sok ngatur". Ujar adik kandung dari Gloria yang bernama Alisha. Alisha memiliki postur lebih tinggi dari pada Gloria, kulit yang sedikit lebih gelap dengan rambut sepanjang pinggang yang sengaja ia curly.

Sementara gadis itu hanya menatap keduanya tak berkutik, namun senyum manis tetap ia tampakkan. Membuat Gloria dan Alisha terdiam, menahan sebuah gejolak didalam relung hati keduanya. Benar-benar membenci kehadiran lengkungan sabit gadis tersebut.

🐼🐼🐼

"Kalian ini udah dong, Gloria, Alisha, meski Mentari bukan saudara kandung kalian, kalian juga harus saling jaga silaturhami—" ucapan Fathia, ibu angkat Mentari terpotong oleh serantaian kalimat menyakitkan yang dilontarkan Gloria.

"—mama nyuruh kami damai sama dia? Ogah, sama pungut kaya gitu, asal usul nya aja gak jelas, sok baik, jijik gue". Gloria menggosokkan kedua telapak tangannya, seolah-olah telah terkena bakteri yang begitu menjijikan. Membuat pandangan Mentari menurun, menatap murung kedua telapak tangannya yang saling mengepal.

Mentari mengalihkan pandangan nya kepada Fathia saat wanita berkulit sawo matang itu mengelus punggung tangannya dengan lembut. Mentari tersenyum kecil saat menyadari hal tersebut.

Selang beberapa lama, keempat insan itu serentak menoleh kearah tangga yang terhubung dengan lantai satu restaurant. Muncul tiga orang yang saat ini tengah berjalan menuju meja yang sedang mereka tempati.

M & ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang