empat(4)(IV)💫

122 16 1
                                    

"Kenapa membuatmu tersenyum karenaku sangat susah? apakah rasa bencimu melebihi semua itu?"
-THE END
                                    

Sana kemudian masuk, dia tak melihat Mina dan Chaeyoung diruang makan, mungkin mereka dikamar? Sana pun bertanya pada suster Taeyeon yang berada di dapur

"Suster... Mina dan chaeyoung kemana?"

"Owh mereka ada kerja kelompok mungkin akan pulang malam..."

Sana hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti,

"Suster apakah Ayuma sudah sehat?" Tanya nya lagi

"Sudah baikkan, anak itu seperti bukan habis sakit. Dia bahkan berlari larian bersama anak laki-laki dihalaman" Suster Taeyeon menggelengkan kepalanya heran saat mengingat kembali betapa nakalnya Ayuma, sama seperti Sana dulu. Tapi semenjak memasuki Sekolah Menegah Pertamanya sifat Sana berubah, mungkin karena dia beranjak dewasa?

"Benarkah? Kenapa dia nakal sekali, dimana dia sekarang suster?"

"Dia sedang ke rumah seseorang"

"Seseorang? Siapa?"

"Orang yang ingin mengadopsinya"

Perkataan itu membuat Sana tercengang...dia benar benar terkejut saat ini

"Me-mengadopsi Ayuma? Apakah benar? Mereka keluarga yang baik kan suster? Apa mereka benar benar ingin mengadopsi Ayuma? Aku hanya takut mereka tidak sungguhan menyayangi Ayuma" Tanya Sana makin mendesak. Dia juga khawatir bagaimana kalau keluarga yang ingin mengadopsi Ayumanya itu adalah orang jahat?Bisa saja kan???!

"Tenang lah Sana... Mereka orang yang baik dan dari keluarga terpandang"

"Benarkah? Terimakasih Tuhan"

"Kau ini...Yasudah masuklah lalu makan malam"

"Baiklah suster, nanti aku akan mandi terlebih dahulu"

Sana pun pergi ke kamarnya... Dengan berjalan seperti biasa. Dia juga masih menahan rasa sakitnya dilutut sebelah kanan, padahal dia kira sakit itu akan hilang dengan cepat.

Sesampainya dikamar dia menaruh tasnya di kursi meja belajarnya yang bersebelahan dengan meja belajar Chaeyoung.

"Huft... Hari yang melelahkan" Sana mendudukan dirinya di kasur. Lalu dia melihat luka lebam di bagian lututnya

"Kenapa menjadi biru seperti ini? Padahal tadi kukira akan sembuh dengan sendirinya"

Dia ini memang benar benar, aku juga suda pusing bercerita tentang Sana ini. Tapi mau bagaimana lagi? dia pemeran utama di cerita ini. - Author(padahal kan ceritanya yg buat aku, hehe)

Karena terlalu banyak berfikir akhirnya dia memutuskan untuk mandi sebentar, selesai mandi dia mengambil baju kaos warna putih lengan pendek dengan celana jeans pendek lalu duduk di kasurnya, menaikkan kaki kanannya kekasur untuk melihat lukanya
"Mari kita obati kau lutut... " Sana berbicara sendiri membuat dirinya tertawa,

astaga sudah jatuh masih sempat saja tertawa... - Author

Dia mengobati lututnya yang sakit itu,mengompresnya dengan air hangat dan sesekali meringis, setelah itu ia memberi sedikit arak pada luka lebamnya lalu meniupnya dengan perlahan

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang