Pembicaraan pribadi

1.1K 123 8
                                    

"Selamat sore pak satpam, Tao, Takio." Shinwoo menyapa kecil pada seorang pria berambut abu-abu yang menggunakan seragam penjaga, pria dengan rambut mangkok, dan pria yang mempunyai rambut panjang berwarna ungu. Ketiga orang yang merasa disapa itupun pun menyapa balik ke arah Shinwoo, Ikhan, Sui, dan Yuna.

Yah sebenarnya hanya Tao dan Takio yang menyapa mereka balik.

"Ini sudah jam pulang, pulanglah sebelum matahari terbenam. Tidak baik anak-anak seperti kalian pulang terlalu larut." Shinwoo dan yang lainnya tersenyum malu menanggapi nasehat M-21, seperti kakak saja.

"Jangan seperti itu, mereka anak muda, jangan ganggu masa remaja mereka." Tao mengingatkan M-21. M-21 mendengus mendengar pembelaan Tao pada anak-anak itu.

"ah Tao benar! Kami belum merayakan hari diterimanya Naruto masuk ke SMA YE RAN" M-21, Tao, dan Takio memandang Shinwoo dengan tatapan bertanya-tanya, "Naruto?"

Ikhan akhirnya berinisiatif menarik paksa seorang pemuda berambut pirang yang sejak tadi hanya berdiri di barisan belakang. "Ini namanya Naruto, dia baru masuk hari ini loh pak."

Takio dan M-21 memandang Naruto dengan pandangan menilai lengkap dengan mata mereka yang menyipit, sementara Tao memberi senyum ceria walaupun dalam hati ia yakin bahwa mereka pasti akan merayakannya di rumah Frankenstein. Memikirkan bagaimana wajah bossnya saja agak membuatnya merinding.

Sedangkan Naruto yang merasa seperti dia akan diintrogasi hanya menggaruk kepalanya. "H-halo... namaku Naruto Namikaze, aku berasal dari Jepang, salam kenal." M-21 hanya menatapnya datar yang membuat Naruto menjadi salah tingkah.

"Kau berasal dari Jepang, tapi rambutmu pirang?" celetuk Takio tidak sengaja.

Shinwoo, Ikhan, Sui, dan Yuna serempak menoleh ke arah Naruto. "Ah benar juga, kenapa aku tidak berpikiran sampai kesitu." Ikhan meletakan kepalan tangannya ke telapak tangannya lainnya dan kembali memandang Naruto takjub. "Apa kau berasal dari keturunan Eropa seperti kepala sekolah Lee, Naruto? Atau kau mewarnai rambutmu?"

Naruto berjengit kaget lalu memasang pose berpikir karena dia sendiri agak bingung, apa hubungan dengan warna rambut dan keturunan? "Memangnya kenapa dengan rambut pirang? Aku mendapatkannya dari ayahku. Lagipula, di tempatku banyak yang berambut pirang bahkan  ada yang berambut merah muda atau perak seperti Regis." Naruto menatap teman-temannya bingung, kenapa mereka mempermasalahkan warna rambut?

"T-tidak... Hanya saja rambut warna cerah adalah ciri khas orang-orang dari negara Barat, seperti pak kepala sekolah Lee, Regis, dan Seira" Yuna tersenyum canggung berusaha menjelaskan apa yang dia ketahui kepada Naruto.

"Yah aku tidak tau, ayahku tidak mengatakan apapun padaku soal keturunan karena dia sudah meninggal saat aku masih bayi" semua yang di sana agak tersentak mendengar pernyataan Naruto. Suasana pun menjadi sangat canggung dan hening.

"Maaf Naruto, Aku tidak bermaksud-" omongan Yuna terpotong oleh kata-kata Naruto, "Tidak apa-apa, lagipula aku memang belum menceritakan apapun kan tentang ayahku kan?" Naruto tersenyum hangat, melelehkan suasana canggung yang sempat menggerogoti mereka. M-21, yang tersadar dari lamunannya segera menyuruh mereka pulang, "Kami akan ke PC center dulu lalu ke rumah pak kepala sekolah Lee, sampai jumpa pak satpam, Tao, Takio" setelah Shinwoo mengatakan itu kelompok Shinwoo dkk menghilang dari pandangan M-21, Tao, dan Takio.

Tao masih melambaikan tangannya bahkan setelah Shinwoo cs sudah tidak berada dalam jangkauan pandangannya lagi, mengingat sifatnya yang sangat ceria. Kurasa itu wajar.

"Pasti setelah ini aku dan M-21 yang harus mencuci piringnya. Tao, harusnya kau sekali-kali yang menggantikanku dan M-21 mencuci piring" Takio menghela nafas panjang.

PaeoniflorumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang