Prolog

47 6 0
                                    


Hari minggu setelah pulang dari gereja, inginku masih nongkrong di luar. Kuputuskan untuk duduk di Café  Biasa deket rumah yang menjual latte favoritku. Kenalkan namaku Evelyne Sanjaja, panggil aja Lyn. Pekerjaanku adalah seorang sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Seperti biasa aku memesan 1 gelas latte ukuran sedang dengan es yang banyak. Hari ini begitu panas di Jakarta, sepertinya musim kemarau sudah tiba. Kulihat jam menunjukan pukul dua siang. Sekarang umurku 27 tahun. Hidupku terasa sangat mapan, bahagia namun aku belum juga menikah.

Jomblo nih?

Tidak. Aku sudah punya pacar Namanya Alfa Mikolas. Kami sedang LDR sekarang. Sudah 1 tahun kira-kira. Dia sekarang sedang bekerja di luar negeri. Kalau mengingat dulu bagaimana kami biasa jadian rasanya aku ingin tertawa ngakak atau suram-sesuramnya. Ya rasanya campur-campur banget kalau diingat-ingat. Alfa, lagi ngapain ya sekarang? Aku baru ingat dari tadi aku tidak mengecek handphone.

Ada 1 notifikasi pesan.

"Babe, lagi ngapain?" Pesan itu dari pacarku Alfa.

Senyum-senyum aku mendapat pesan dari dia. Ya dia jarang mengirim pesan duluan. Aku yang lebih sering mengirim pesan duluan ke dia. Maklum, dia orangnya memang cuek tapi sebenarnya dia sangat menyayangiku. Terkadang saja tidak keliatan, makanya kalau dia perhatian sedikit aku bisa heboh kegirangan.

Aku cepat-cepat membalas pesan dari dia. Kutulis, "Lagi di Café biasa nih tempat kita suka nongkrong dulu". Ini memang tempat favorit kita sih, kalau bingung mau kemana pasti ujung-ujungnya ke sini lagi, ke sini lagi. Gaya pacaran kami begitu simple padahal Alfa sebenarnya sangat kaya. Dia seorang wakil manajer sekarang. Papa Alfa mempunyai perusahaan yang sukses di dalam dan di luar negeri. Untuk menjadi pemimpin di perusahaan papanya nanti dia harus memulai dari nol. Makanya dia sekarang di kirim ke luar negeri untuk belajar salah satu usaha papanya. Mau tidak mau makanya kami harus LDR. Klise ya? Yah, memang begitu adanya.

Sebelum melanjutkan ceritaku yang di umur 27 tahun ini, aku ingin flashback tentang perkenalanku pertama kali dengan Alfa dan bagaimana kami bisa sampai dengan hari ini. 

1.000 Miles to Get Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang