part 3

209 13 0
                                    

Jeno menyetir mobil sedannya dengan tenang tentu saja bersama Jaemin di jok sampingnya.

saat ini keadaannya begitu hening, mereka terdiam karna bingung ingin basa-basi apa yang ingin mereka katakan.

oh ya, Jeno tinggal sendiri di apartemen yang lumayan jauh dari tempat sekolahnya. Jeno memang sangat mandiri, tapi meskipun begitu ia sering mengunjungi orang tua nya dan kakaknya yang berada dirumah.

keluarga Jeno merupakan keluarga yang super sibuk, bahkan rumah pun sering mereka tinggal saat ada meeting diluar negeri. sama halnya dengan Jeno, meskipun ia masih sekolah tetapi ia sudah mengasah bakatnya, begitu pintar dalam segala hal, dan begitu aktif. orang tua Jeno begitu bangga memiliki anak sepertinya.

✨✨✨

"J-jen makasih ya sudah mengantarku, kamu begitu baik" Jaemin terlihat tergesa-gesa dalam membuka pintu mobil Jeno.

"santai, gue seneng bisa deket sama Lo" senyum Jeno mengembang saat melihat mata caramel milik lelaki dihadapannya"

sesaat Jeno pulang, Jaemin begitu khawatir bila ayahnya sedang dirumah, ia takut jika ayahnya tahu bahwa ia di antarkan lagi oleh teman lelakinya.
sungguh perasaan Jaemin begitu takut.

"a-ayah"

"kamu memang sengaja ya selalu membuat saya marah! apa maksudmu diantarkan oleh lelaki itu? apa kau jalang?" ayahnya mencengkram begitu kuat dibahu Jaemin

"ti-dak begitu ayah, dia teman ku. dia sangat baik untuk mengantarku pulang, aku tidak bermaksud apapun"

"halah! kau memang jalang, kau tahu saya malu berstatus sebagai ayahmu, dasar jalang!!"

ayah Jaemin dengan kasarnya mendorong Jaemin ke punggung meja kayu, Jaemin meringis kesakitan. ia tidak boleh menangis, sekali saja ia ingin terlihat tidak lemah dimata ayahnya.

ayah kandungnya itu menampar berkali-kali pipinya, bahkan sekarang sudah sangat merah. Jaemin sangat ketakutan ia menangis begitu tersedu-sedu.

Jaemin terjatuh dilantai ia sangat lemas sungguh, ia terlihat begitu malang. tetapi ayahnya masih tega bahkan menendang bagian pinggulnya, itu sangat sakit sungguh Jaemin tidak kuat lagi.

"a-ayah ku mohon cukup hiks aku sakit sekali" Jaemin sudah begitu lemas ia tidak kuat, bayangkan dibagian pinggulnya ditendang.

"pergi kekamarmu cepat!" ayahnya berucap meneriakinya.

Jaemin bangkit dan berjalan ke arah kamarnya, walaupun masih sangat lemas.

ia begitu takut sungguh, ia butuh teman saat ini. untuk menceritakan keluhnya, untuk mengobati fisik dan mentalnya.

tetapi bagaimana memilikinya kalau ayahnya begitu melarang hal itu?

✨✨✨

Jeno serta Mark dan Guanlin berjalan ke kelas IPS, tentu saja untuk menemui Hyunjin dan setelahmya mereka mengisi perut dikantin.

tapi saat Jeno mencari Jaemin dikelasnya, ia terbingung kenapa Jaemin tidak masuk? ada apa? apa ia sakit? ia bahkan sudah menanya ke teman sekelas Jaemin, tetapi mereka juga tidak tahu Jaemin tidak masuk karna apa.

ia membuka ponselnya untuk menanya ke Jaemin

Lee Jeno

Jaem?
Lo dimana? kenapa
ngga masuk?

sudah sejam ia menunggu balasan dari Jaemin, tetapi masih saja blum dibalas.

"Jen? lo kenapa? gusar banget muka Lo" tanya Hyunjin yang sedari tadi bingung kenapa Jeno seperti itu.

"ngga papa sih, gue cuman khawatir aja Jaemin hari ini ga masuk, gue tanyain kabarnya tapi ga dibales sama dia"

"mungkin dia ada urusan pribadi Jen, dan ga sempet ngabarin Lo, lagian kenapa Lo kaya khawatir bgt?"

"ntah, gue ngerasa kalo gue harus lindungi dia dan memang selama gue deket sama Jaemin dia ga terlalu terbuka orangnya dan selalu terlihat ketakutan, gue juga ga ngerti kenapa Jaemin selalu seperti itu bukan ke gue doang, ke orang lain pun begitu"

"gue juga ngerasa gitu sih Jen, tapi gue mau ngomong apa apa ga enak sama Lo juga" kata Guanlin.

"Jen, kayanya Lo bener bener harus cari tahu tentang Jaemin deh. bukan apa apa, kalian pasti tahu kan apa yang gue pikirin kenapa Jaemin selalu ketakutan begitu. setelahnya gue bakal bantu Lo kok Jen, gue tahu kalo Lo udah tertarik sama Jaemin. walaupun Lo ga bilang, tapi gue udh kenal Lo dari SD, gue tahu Lo seperhatian itu sama Jaemin" Mark merasa memang gestur Jeno berbeda dari sebelumnya, terasa sangat peduli walaupun dengan Jaemin saja. Mark senang bila sahabatnya ini sudah mulai terbuka untuk orang lain.

TBC

Save Me {Nomin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang