jam 2 siang, saatnya bel pulang sekolah dikumandangkan.
Jeno dan Jaemin berjalan ke arah parkiran, rencananya Jeno akan mengantar Jaemin untuk bekerja dikedai.Jeno membukakan pintu mobilnya untuk Jaemin, lelaki manis itu terlihat malu karna tidak biasa diperlakukan seperti itu.
~~~
sesampainya di kedai Jeno dan Jaemin berjalan ke arah Irene, memberi salam, air wajah Jaemin terlihat ketakutan lagi karna kemarin ia tidak masuk kerja lagi dan tidak memberi kabar.
"noona" Jeno menyapa Irene.
informasi, Irene adalah kakak kandung Jeno. Irene membangun kedai ini sejak Jeno masih SMP, tak jarang Jeno sering main kekedai kakaknya, dan menemui Irene."Jeno, kamu bareng Jaemin?"
"iya noona, Jaemin sahabat aku, aku mengantar nya sekaligus ingin bertemu dengan noona"
"N-noona maafkan aku, kembali tidak masuk kerja dan tidak mengabari, maafkan aku merepotkan para pekerja disini. aku sungguh tidak bermaksud"
Irene yang melihat air wajah Jaemin yang panik tentu saja tidak tega, ia mencoba untuk memahami Jaemin yang sering kali tidak bekerja dan tidak memberi kabar selama ini. ia tahu bahwa lelaki manis itu yang selalu terlihat ketakutan dan sering kali tidak masuk kerja karna masalah dari keluarganya sendiri. Irene menyayangi Jaemin seperti adiknya sendiri, ia ingin Jaemin lebih terbuka dengannya, agar ia bisa membantu lelaki manis itu.
Irene menghela nafas.
"tak apa Jaemin, aku memahami-mu" irene tersenyum dan mengusap-usap bahu Jaemin."Noona, aku ingin bermain dengan Jaemin dirumah, jadi aku mohon ijinkan Jaemin ya" dengan tidak berdosa nya Jeno mengajak Jaemin main dan tidak masuk kerja lagi.
"kau ini! ya ya ya, aku biarkan Jaemin bermain denganmu, kalian bisa menunggu Noona dirumah sekitar jam 7 Noona pulang."
Irene tahu bahwa Jeno sedang tertarik dengan Jaemin, jadi ia membiarkan Jaemin bermain dengan adiknya. Irene begitu menyukai Jeno yang loyal.Jaemin yang tidak tahu apa apa dari awal hanya diam tertegun, ia kaget kenapa tiba tiba Jeno malah mengajaknya ke rumahnya.
✨✨✨
saat ini Jeno dan Jaemin berada dimonil, menuju ke arah rumah Jeno.
"jadi Irene Noona itu kakakmu?"
"ya, jaem. dia sangat pintar dalam bidang ekonomi dan yang lainnya, aku iri"
"ya aku bisa melihatnya. Irene noona sangat cantik"
"tentu, ibuku mewarisi kecantikannya kepada Irene Noona" Jeno tersenyum ke arah Jaemin.
"Jaemin, kau anak satu-satunya?"
"umm ya begitulah, ibuku meninggal saat melahirkan ku. aku merasa bersalah selama ini" Jaemin tertunduk, menyalahkan dirinya.
"tidak, kau di boleh seperti itu, kau tahu ibumu memperjuangkanmu sampai nafas terakhirnya karna ia begitu mencintaimu, jadi jangan merasa bersalah, kamu berharga bagi ibumu Jaemin" tangan Jeno menggenggam tangan Jaemin memberinya kekuatan.
setelahnya Jaemin tersenyum manis kearah Jeno.✨✨✨
sesampai dirumah keluarga Jeno, Jaemin tertegun kagum begitu megah rumah milik keluarga Jeno.
bahkan banyak taman, ah Jaemin suka!"ayah ibuku sedang pergi keluar kota untuk menemui nenek" Jaemin mengangguk mendengar ucapan Jeno.
salah satu pembantu dirumah Jeno datang memberi minum serta makanan kecil untuk tuan mudanya bersantai.
"apa kau menyukai binatang? seperti kelinci atau kucing?"
"umm!! aku sangat suka" wajah Jaemin terlihat begitu ceria mendengar nama binatang imut itu.
"ayo ikut aku, ke tempat mereka" Jeno menarik tangan Jaemin dan berjalan kearah kandang.
"wah Jeno, dia sangat gendut. menggemaskan sekali" Jaemin menggendong kucing peliharaan Jeno bernama Bongshik, Jeno tersenyum melihat mereka begitu menggemaskan terutama Jaemin.
sebenarnya Jeno alergi kucing, tapi ia memaksa untuk memeliharanya, walaupun ia tidak ikut andil dalam memberinya makan atau mengusap-usap bulu nya, makanya kucingnya itu dirawat dirumah orangtuanya bukan di-apartemennya.
beralih ke binatang imut yang lainnya ; kelinci.
Jeno terheran Jaemin sangat mirip dengan kelinci, pipinya dan giginya. oh begitu menggemaskan.
"aku baru membelinya sebulan yang lalu, jadi blum sempat ku nama-kan. kau bisa memberi nama kelinci itu Jaem" Jeno begitu menyukai antusias Jaemin pada kucing dan kelincinya, interaksi mereka begitu menggemaskan.
"umm, boleh ku nama-kan Nana tidak?"
"Nana? ah perfect, cocok untuk kelinci imut ini" Jaemin tersenyum ketika Jeno menyetujui nama yang Jaemin ajukan untuk kelincinya.
sebenarnya, hal yang membuat Jaemin bahagia sangat sederhana, ada seseorang disampingnya, memberikan ia support, memberi kata kata yang membuat Jaemin merasa lebih dihargai hal itu bisa mengobati mental Jaemin. lelaki manis bermarga Na itu hanya membutuhkan itu semasa hidupnya.
dan hanya saat bersama Jeno lah, Jaemin bisa merasakannya. merasakan menjadi manusia yang begitu dihargai, begitu dilindungi. ia merasa aman walau hanya sekedar menatap mata violet milik Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me {Nomin}
Randomlelaki manis dengan sejuta impiannya, dan berharap selamat dari kejahatan dunia.