part 2

220 16 0
                                    

maaf, typo bertebaran. saya author yang masih sangat amatir.

✨✨✨

keempat lelaki itu berjalan di koridor sekolah. para siswa/siswi disana sudah tidak asing dengan aura mereka yang sangat berkharisma, ya mereka memang menjadi idola disekolah mereka. bagaimana tidak, tampan, kaya raya, dan pintar dalam segala hal, tentu saja hal itu membuat orang tergila gila pada mereka.

Jeno, Guanlin dan Mark masuk jurusan IPA, dan mereka sekelas.
lain dengan Hyunjin, ia masuk jurusan IPS. meskipun begitu mereka tetap solid.

"Jen, gue sama Guanlin mau ke kelas Hyunjin, Lu ikut ga?" kelas mereka jamkos, membuat siswa bertebaran keluar untuk mengisi hal yang tidak membosankan.

"ngga, gue mau ke perpus setelah ini"

"oke, ntar ketemu dikantin"

setelahnya Jeno bergegas ke perpus disekolahnya, menurut Jeno membaca buku membuatnya lebih tenang, ia mengambil beberapa buku yang menurutnya menarik untuk dibaca.

Jeno mendengar hal yang berisik di pojok perpus, hal itu membuatnya terganggu saat membaca buku.

"Na Jaemin, lo tau kan gue ga sudi punya sodara kaya lo, jadi ga usah deket-deketin gue saat disekolah!" rambut pemuda manis itu dijambak oleh sepupunya, bahkan lelaki manis itu sudah terisak, terlihat ketakutan sekali.

Na Jaemin hanya ingin memberi bekal yang ia buat ke sepupunya, karna ayahnya menyuruhnya membuat bekal untuk sepupunya, tapi sepupunya bahkan menolak dengan kasar hingga ia dijambak, ia tahu bahwa sepupunya itu malu dengan keberadaannya, tapi ia masih ingin berbuat baik, ia hanya ingin bekal yang ia buat diterima, ia tidak mengharapkan sepupunya akan menjadi baik setelahnya, karna bagi Jaemin dihargai sudah merasa cukup.

"m-maafkan aku Felix hiks"

"excuse me, apa kau lihat keadaan bahwa kau telah menggangu orang lain yang sedang berkonsentrasi membaca? dan apa yang kau lakukan pada anak ini" akhirnya Lee Jeno datang menegur.
sejujurnya Lee Jeno bukanlah orang yang peduli dengan sekitar, hatinya sedingin es begitu cuek. tapi ntah apa, rasa penasaran membawanya pada mereka dan terkejut karna laki laki manis yang sedang menangis itu adalah laki laki yang kemarin ia topang tubuhnya saat dikedai.

"ga usah ikut campur, jangan mentang mentang Lo most wanted disekolah ini, lu bisa ikut campur urusan gue!"

"gue ngga ikut campur masalah Lo, keributan yang udah Lo buat itu mengganggu yang lain, dan Lo udah terbukti membully orang lain secara fisik" Lee Jeno yang tenang akhirnya merasa emosi melihat siswa didepannya begitu menjengkelkan.

Felix akhirnya pergi tidak ingin masalah itu memanjang.

"Lo yang pelayan di kedai kemarin kan?" Jeno menyadari Na Jaemin merasa takut takut padanya

"tenang, gue bukan orang jahat jangan takut sama gue, Lo aman sama gue" melihat laki laki manis dihadapnnya membuat tatapan Jeno meneduh.

"k-kau orang yang kemarin menopang ku??

"y-ya"

"makasih, kau menyelamatkan ku untuk yang kedua kali"

"tidak masalah, gue harap kita bisa berteman. gue Lee Jeno" Jeno menyodorkan uluran tangan kanannya.

"te-tentu, aku Na Jaemin." Jaemin mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Jeno, ia menatap mata Jeno, seperti memberinya kekuatan, ntah, ia merasa aman saat menatap mata violet itu.


✨✨✨

beberapa hari setelah perkenalan itu, mereka berdua cukup dekat, bahkan sudah mengetahui apa hal yang mereka saling suka.

Jaemin masuk jurusan IPS seperti Hyunjin tetapi mereka tidak sekelas. terkadang Jeno mengajak Jaemin untuk kekantin atau perpustakaan bersama, walaupun terkadang Jaemin menolak. Jeno tidak mengerti mengapa Jaemin bersikap seperti itu, dan memang Jaemin selalu terlihat ketakutan, ia ingin mencari tau tentang itu.

ya Lee Jeno yang sangat dingin nan cuek itu berubah karna laki laki manis bernama Na Jaemin, sejak kapan Lee Jeno menjadi seorang yang memperhatikan orang lain? hingga ingin mencari tahu tentang hidupnya? Lee Jeno menganggap bahwa dirinya tidak lagi waras, tapi memang sejak saat dirinya dekat dengan lelaki manis itu sikapnya menunjukan bahwa ia selalu ingin melindungi lelaki manis bermarga Na itu.

"Jaem, Lo balik bareng gue ya, gue bawa mobil"

"umm, memang Jeno ngga balik sama temen Jeno?" Jaemin terlihat ragu untuk meng-iyakan ajakan lelaki berhidung mancung itu.

"ngga, mereka membawa kendaraan masing masing, lagipula setelah ini mereka punya urusan pribadi. jadi gimana?"

"hmm, o-oke" sebenarnya Jaemin sangat ragu saat ini, jika ia menolak ia takut laki laki tampan dihadapannya kecewa, baginya Jeno sangat baik ia tidak bisa menolak ajakan itu, tapi ia juga takut kalau ayahnya akan marah besar sehabis itu.

Save Me {Nomin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang