4

53 12 7
                                    

     Jam dinding diruang tamu sudah menunjukkan pukul 21.05 WIB, Luna masih duduk manis di sofa empuknya sambil sesekali mengecek ponsel miliknya.
Lana membawa segelas air putih dari arah dapur dan berjalan menghampiri Luna diruang tamu.

"Tidur dek besok sekolah"ucap Lana sambil menyodorkan segelas air itu,
Luna meneguk air putih itu lalu meletakan gelasnya di meja.
"Masih nunggu papa"ucap Luna sambil tersenyum manis walau sebenarnya matanya ngantuk berat.
Luna masih menunggu papanya pulang dari luar kota yang sudah ia rindukan karna hampir 4 bulan tidak bertemu.

"Ini papa paling juga masih di pesawat dek"ucap Lana,
Luna hanya terdiam menahan rasa kantuknya.

Lana sedikit menggeser duduknya agar lebih dekat dengan adiknya itu,lalu Luna meletakkan kepalanya dipangkuan Lana.

"Nanti kalo papa udah di rumah bangunin ya bang"ucap Luna lirih sambil memandang wajah Lana dari bawah,karna sekarang Luna tidur dipangkuan Lana.

Lana mengangguk dan dengan penuh kasih sayang mengelus elus rambut Luna, dan tak lama Luna tertidur lelap.

Sekarang tak ada kegiatan yang dilakuan Lana selain mengelus rambut Luna dan memandang wajah adiknya itu. Setelah memastikan Luna sudah tidur dengan lelap,Lana berniat membopong Luna ke kamarnya tapi tiba tiba ponsel Luna bergetar menampilkan notifikasi chat dari nomor yang tidak dikenal, karna tak ada namanya.

+62818697777***

"Lun, mimpi indah ya"

Itulah isi chat yang entah dari siapa karna Luna tak memberi nama pada si pengirim pesan itu.

Lana ingin mengabaikan isi pesan itu,tapi ia tak sengaja melihat foto profil si pengirim pesan itu. Cowok, ya pengirim pesan itu cowok dan memakai seragam dari sekolahan Luna dan Lana tapi sayangnya wajah cowok itu terasa asing bagi Lana.

Lana tersenyum memandang Luna yang sudah tertidur pulas.

Ponsel Luna bergetar lagi dan menampilkan chat dari nomor yang sama.
Lana berdiri meletakkan tubuh Luna di sofa lalu menyelimutinya,lalu ia duduk samping Luna.

"Dih ada penggemar nih anak"Lana mencubit pelan hidung mancung Luna membuat Luna sedikit bergerak dan hampir terguling ke lantai dan untungnya dengan sigap Lana menahan tubuh Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih ada penggemar nih anak"Lana mencubit pelan hidung mancung Luna membuat Luna sedikit bergerak dan hampir terguling ke lantai dan untungnya dengan sigap Lana menahan tubuh Luna.

"Lun,kok cuman di read? Gue Bayu temen sekelas lu"

Lana tak ingin membalas pesan itu atau lebih tempatnya tidak ingin mencampuri privasi adiknya.

Lana mengantongi ponsel Luna dan membopong Luna ke kamar yang terletak di lantai dua.

Setelah sampai dikamar Luna,Lana meletakkan tubuh adiknya di kasur empuk milik Luna dengan pelan pelan dan menyelimuti tubuh Luna tak lupa Lana mencium kening Luna dan mematikan lampu kamar,lalu Lana melangkah pergi meninggalkan kamar Luna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang