3"Sebuah ancaman"

996 83 8
                                    

Di dalam Bus.  Seokjin dengan tubuh yang masih demam tinggi,  ia memandang kosong ke arah jalan.

Air matanya mengalir saat ucapan ayahnya terus memenuhi pikirannya,  "Bawa dia pergi!  Aku tidak membutuhkan anak sepertinya! "

"Tapi ... Tuan muda Seokjin juga anak anda"

"Dia bukan anakku. Dia bukan darah dagingku!!  Kau urus dia. Untuk masalah biaya, aku akan mengirimnya tiap bulan!"

Air mata Seokjin makin deras. Ia menangis tersedu-sedu. Wanita itu terpaksa membawa Seokjin bersamanya.  Ia juga tidak bekerja lagi di rumah sang majikan.  Ia lebih memilih mengundurkan diri, dan membesarkan Seokjin. 

Wanita itu memeluk Seokjin dengan erat, "Jangan menangis. Masih ada ahjumma, Yoongi  dan Namjoon yang menyayangimu"  ucapnya, namun Seokjin hanya diam saja. 

-
-
-

Setahun kemudian

Sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun Seokjin. Namun Seokjin merayakannya hanya bersama pelayan yang mengasuhnya sejak kecil, dan sekarang menjadi ibu angkatnya. 

Rumah yang di tinggali Seokjin bersama bibinya sangat sederhana dan berada di daerah pedesaan. 

Di tepi kebun Strawberry, Seokjin duduk merenung memandangi beberapa burung yang sesekali tampak hinggap di dahan pohon kering yang terdapat tidak jauh dari kebun tersebut.

"Taetae---Kookie... Bagaimana kabar kalian?  Hyung rindu" gumamnya.

"Hari ini hyung ulang tahun.  Biasanya setiap kali hyung ulang tahun... Kalian selalu datang ke kamar hanya untuk tiup lilin saja bersamaku"

"Aku... Rindu rumah...,"

"Aku rindu eomma..."

"Aku... Juga rindu appa..."

Seokjin menitikkan air matanya. Ia tidak sadar jika sejak tadi,  Namjoon juga Yoongi mendengar gumamnya.

Mereka berdua saling pandang, kemudian mereka duduk di antara Seokjin.

Seokjin segera menyeka air mata, lalu tersenyum pada Namjoon juga Yoongi.

"Kau ingin telepon ibu mu?" tanya Yoongi, namun Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Eomma tidak akan pernah mau bicara denganku, hyung. Appa juga... Aku... Seperti tidak punya orangtua ya hyung" lirihnya. 

Namjoon merangkul pundak Seokjin, dan Yoongi memegang salah sati tangannya.

"Ibu kami, adalah ibumu juga, Jin.  Kami berdua adalah kakakmu." ucap Yoongi.

"Kau jangan bersedih lagi.  Kau... Harus buktikan pada ayah dan ibumu, bahwa kau adalah anak yang patut di perjuangkan dan di sayang." tambah Namjoon.

"Jangan menangis lagi. Kau harus menjadi laki-laki yang kuat. Kau pasti bisa!" Yoongi memberi support padanya.

Seokjin tersenyum dan menangguk.  "Ayo kita pulang. Eomma sudah menunggu kita di rumah" ajak Yoongi.

"Iya" jawab Seokjin.

-
-
-

Hari ini, Ji Sub dan Min Ah menghadiri arisan keluarga dari pihak keluarga Ji Sub. 

Lagi... Dan lagi... Mereka kembali bersandiwara untuk kesekian kalinya. 

Ji Sub sudah memberi ancaman pada kedua anaknya, yaitu Taehyung juga Jungkook. Agar mereka harus berbohong mengenai sang kakak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SkitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang