Bab 3

41 3 0
                                        

"I.. Illium, apakah tidak apa-apa jika kita meninggalkan pesta seperti ini?" Tanya Harley panik. Illium tiba-tiba saja mengajaknya kabur dari pesta kelulusannya. Membawanya terbang entah kemana yang meskipun cukup pelan, namun tetap membuatnya ketakutan setengah mati.

"Hm? Memangnya apa yang mungkin terjadi? Asosiasi akan menarik ijazah kelulusanmu? Itu tidak mungkin, manis. Kau adalah 'berliannya' Asosiasi. Mereka pasti tidak sabar memilikimu sebagai bagian dari mereka, karena kau adalah pemburu murni."

Ucapan Illium memang benar. Harley pun mengetahui hal itu, namun permasalahan sebenarnya bukanlah itu, melainkan... "Kemana kau akan membawaku, malaikat? Aku tidak bisa pulang terlalu malam. Besok pagi aku harus pergi ke kantor Asosiasi. Seperti katamu, mereka sudah tidak sabar mempekerjakanku."

Bukan menjawab, Illium malah menurunkannya di sebuah mansion megah dengan sentuhan modern namun tetap hangat. Mansion itu dikelilingi pohon-pohon yang sangat lebat. Sekilas nampak seperti mansion yang ada di dalam hutan. Harley bertanya lagi. "Dimana kita?"

"Mansionku." Jawab Illium singkat.

Harley membelalak, malaikat ini mengajaknya mengunjungi kediamannya? Setelah ia dengan susah payah menutupinya dengan pohon-pohon berusia ratusan tahun? "Bolehkah?"

"Tentu. Apa yang tidak untukmu?"

Malam itu mereka memutuskan untuk makan malam disana sembari bercerita. Harley yang meskipun baru pertama kali bertemu Illium, ia merasa telah mengenalnya hampir sepanjang hidupnya, melalui hadiah dan surat-surat yang dikirimkan malaikat itu. Illium begitu sesuai dengan bagaimana pria itu mencurahkan isi hatinya dalam surat-suratnya. Hal itu membuat Harley nampak santai dan antusias menceritakan pengalaman-pengalamannya seperti ketika pertama kali bertemu vampir.

Sebagian besar dari cerita itu telah Illium ketahui, namun mendengar secara langsung perasaan Harley membuatnya penasaran dan tertarik mendengarnya lagi dan lagi. Cerita gadis itu membuatnya terombang-ambing dengan banyak perasaan, senang, sedih, bahkan hingga cemburu ketika Harley menceritakan bagaimana vampir-vampir tua selalu berhasil melumpuhkan naluri pemburunya. Ya, vampir-vampir yang sudah berumur memang cenderung memiliki feromone yang memikat mangsanya, terutama para pemburu alami yang memiliki insting jauh lebih tajam dari manusia biasa. Dan itu sukses membuat Illium kesal. Ia akan meminta Asosiasi memberikan Harley misi-misi yang melibatkan vampir baru yang menguarkan bau busuk saja agar wanita itu tidak terpikat dengan buruannya, dan terutama untuk keamanannya juga.

Malam itu berakhir dengan mereka yang tertidur bersama di salah satu kamar utama yang sering digunakan Illium dengan Harley yang memakai kaus milik Illium. Ia tidak memperkirakan akan menginap, sehingga tidak membawa pakaian ganti selain gaun yang ia kenakan. Kaus yang terbuka di bagian punggung, karena telah didesain khusus untuk sayap malaikat. Hanya tertidur tanpa melakukan apa-apa, meski Illium harus menahan siksaan karena menatap punggung mulus Harley yang terkespos. Illium memang mengingikan Harley sepenuhnya, namun tidak sekarang dan bukan hari ini. Ketika hari itu datang, Illium bersumpah tidak akan melepaskan yang satu ini.

Di depan mansion sesosok malaikat laki-laki bersayap putih keemasan duduk diatas pohon terbesar disana, menatap tajam ke arah mansion, sementara pasangannya duduk disebelahnya dengan wajah jengah. "Kau tidak akan pernah berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu, bukan?"

"Bagaimana aku tidak mengkhawatirkannya? Terakhir kali ia memiliki hubungan dengan makhluk fana, ia menghancurkan segalanya, bahkan dirinya sendiri."

"Raphael, percayalah pada Illium. Ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Lagipula ini berbeda, wanita itu seorang pemburu dan bukan sampai disana, wanita itu pemburu alami! Aku ingat kisah tentang seorang malaikat yang jatuh cinta setengah mati dengan seorang pemburu alami dan kini mereka hidup bahagia selamanya."

"Hm, ya. Itu memang kisah kita. Dan aku tidak akan mengambil tindakan impulsif, tapi dia Illium. Ia masih terlalu muda dalam mengambil keputusan yang bijak."

Elena mendengus. "Tidak mengambil tindakan impulsif, heh? Tidak ingat yang kau lakukan dulu itu? Kau itu malah lebih parah dari Illium, Raph!"

Raphael menghela napas. "Baiklah, hanya beberapa kali. Tapi diluar dari itu, aku hanya ingin yang terbaik untuknya. Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada Illium."

Elena, meskipun tau bahwa itu bukan 'hanya beberapa kali', namun tidak mencoba untuk mendebatnya lagi. Ia mengerti jika perasaan Raphael kepada Illium sudah seperti seorang ayah kepada anaknya. "Kita semua ingin yang terbaik untuknya. Dan mungkin wanita itulah yang terbaik. Kita hanya perlu mengawasinya dari jauh tanpa perlu campur tangan."

__________________________________________

Harley membuka pintu apartemennya ketika mendengar bel yang berbunyi beberapa kali. Paket lainnya. Sepertinya ini adalah hadiah kelulusan yang diceritakan Illium tadi malam. Kotak itu terlihat jauh lebih besar dibandingkan kotak sebelumnya, juga berat.

Harley membelalak ketika membuka kotak itu. Terdapat dua senapan laras panjang, lebih banyak handgun dan belati, juga banyak sekali peluru perak yang sesuai dengan senapan-senapan itu. Semuanya adalah keluaran terbaru yang jika digabungkan, harganya akan melebihi harga mobil ditambah apartemennya. Dan dari semua, tidak lupa bulu biru dengan semburat silver milik Illium. Harley tersenyum kecil. Dari semua senjata itu, Harley mengambil dua handgun dan dua bilah belati. Karena ini hari pertamanya, pikir Harley, ia mungkin tidak akan langsung mendapatkan tugas berat.

Setelah menyimpan semua senjatanya, Harley melajukan mobilnya. Sengaja datang tiga puluh menit lebih awal, seperti kebiasaannya. Namun alih-alih mendapati suasana kantor Asosiasi yang sepi, ia justru menemukan kantor itu sudah ramai dengan para pemburu pemula--teman-temannya. Sepertinya mereka sama bersemangatnya seperti Harley di hari pertama mereka bekerja setelah lulus.

Harley adalah salah satu dari sedikit pemburu alami yang kini sudah mulai langka keberadaannya. Ini disebabkan karena banyaknya pemburu alami yang telah merenggang nyawa dalam misi sebelum dapat menciptakan keturunan. Atau mungkin mereka sengaja tidak ingin memilikinya karena pekerjaan mereka yang berbahaya. Karena itulah Harley cukup terkenal sejak bergabung dalam Asosiasi Pemburu. Tapi bukan itu yang menyebabkan ia kini dikerumuni banyak orang yang menatapnya dengan antusias. Tidak, melainkan karena acara kelulusan yang sangat menghebohkan dimana ia berdansa bersama seorang malaikat yang sangat terkenal di kalangan gadis-gadis seusianya, Illium.

Demi seluruh malaikat tertinggi di dunia, ia tak akan pernah mengatakan jika ia bukan hanya berdansa dengan Illium, tapi juga menghabiskan malam yang panjang dan menyenangkan bersama malaikat itu.

Namun suasana menjadi semakin riuh ketika Mia dan Nancy, sahabat terdekatnya tanpa sengaja membocorkan informasi mengenai ia yang tak dapat dihubungi semalam, atau ia yang tidak kembali ke apartemen. Tentunya ini semakin mengundang spekulasi bahwa ia bermalam bersama malaikat favorit mereka. Yah, walaupun itu benar adanya.

Untunglah tidak lama kemudian para pemburu senior mulai mengarahkan mereka, sementara Harley akan menghadap pimpinan untuk tugas pertamanya. Yah, meskipun sangat jarang ada pemburu pemula mendapat misi di hari pertama mereka bekerja, namun itu tidak berlaku untuk Harley. Ia yakin akan segera menjalankan misi. Karena selain pengalamannya sebagai asisten pemburu senior, ia adalah pemburu berbakat. Pemburu alami.

Harley menyinggungkan senyum kemenangan. Naluri berburunya memancar kuat. Namun tentu saja, hanya pemburu alami, vampir atau malaikat yang dapat merasakannya.

"Semangat yang luar biasa. Seperti yang kuharapkan dari seorang pemburu alami." Komentar itu berasal dari pemimpin Asosiasi, Sara. Meskipun bukan pemburu alami, dengan jam terbangnya dalam Asosiasi, ia dapat merasakan aura para pemburu alami, bahkan dapat membedakan vampir. Wanita yang sangat dikagumi Harley. "Sudah siap untuk misi pertamamu, pemburu?"

Harley tersenyum dengan penuh keberanian. "Tidak pernah tidak siap, ma'am."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Malaikat PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang