Bab 2

75 9 0
                                        

Awal-awal memang alurnya agak lambat sih. Dinikmati aja yah 😅

Happy Reading!

Ruangan pesta telah penuh dengan para pemburu serta beberapa vampir yang diundang ke acara. Pantas jika acara kelulusan ini selalu meriah setiap tahunnya, karena bertepatan dengan ulang tahun Asosiasi.

“Gila! Ini pertama kalinya aku melihat vampir secara langsung. Mereka sungguh.... Memesona.” Seru Mia dengan antusias. Sebenarnya bukan pertama kali, hanya saja Mia dan Nancy bukanlah pemburu alami, sehingga tidak dapat memcium keberadaan mereka ketika mereka bertiga bepergian.

Vampir-vampir ini, pikir Harley, adalah vampir yang sudah cukup tua, mungkin usianya menginjak ratusan tahun, sehingga auranya cukup kuat. Apakah ini aman, pemburu vampir dan vampir berpesta bersama? Harley tak yakin. Dan fakta itu membuatnya agak tegang ketika teman-temannya berpencar. Jika para vampir ini telah sepakat untuk mengakhiri pesta dengan cara yang tidak biasa, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan kedua temannya itu.

Seperti dapat membaca gelagat Harley, seorang vampir pria mendekatinya dan berkata, “Tenang saja, kami sama sekali tidak berniat buruk. Hanya berpesta dan bersenang-senang”

Berbalik, menatap seorang vampir berambut pirang bermata biru cerah.  yang menampakkan senyum menawan. Sekilas pria itu terlihat seperti prince charming dalam cerita dongeng. Empat ratus tahun, tebak Harley. Vampir itu cukup tua dan kuat, namun alih-alih menguarkan aura mengancam, sebaliknya vampir ini menguarkan aura yang pekat akan janji-janji kenikmatan yang membuat kulit Harley bergetar.

Si pirang mulai mendekati Harley, namun kemudian terhenti, mengangkat sebelah alisnya ketika melihat wanita itu mengambil langkah mundur. Tentu saja itu tidak dilakukan Harley secara sadar, melainkan sebuah refleks untuk mempertahankan diri agar tidak tersedot ke dalam gelombang gairah yang terpancar di sekeliling vampir itu.

“Tenang saja, aku tidak menggigit.” ucap vampir itu dengan hati-hati. “Setidaknya tidak tanpa persetujuan.”

Berkali-kali Harley harus meneguk ludahnya, berharap agar ia dapat menenangkan diri hanya untuk mendapati dirinya semakin jatuh ke dalam pesona sang vampir. Ia bahkan tidak berani mengucapkan sepatah katapun, terlalu takut untuk mendengar suaranya sendiri, sementara sang vampir yang mengetahui pergolakan dalam hati Harley tersenyum penuh kemenangan, kemudian kembali melangkah mendekat.

“Be-berhenti!” suara serak itu tak mungkin suaranya, bukan? Harley mengeleng, bahkan ia tidak lagi mengenali suaranya sendiri.

Vampir itu kembali berhenti, namun kini jarak mereka hanya beberapa centimeter dan itu buruk--sangat buruk, terlebih ketika tangannya mulai terangkat, hendak menyentuh pipi Harley. Harley tidak dapat bergerak ataupun menghindar, bahkan untuk menatap kilau biru itu pun tidak sanggup.

Dalam waktu sedetik yang lalu Harley sudah siap untuk menyerah kepada vampir-sialan-memesona ini, namun dalam waktu sedetik itu pula sebuah aura familiar datang mendekat dengan kecepatan yang tidak manusiawi. Tersentak, kemudian menoleh ke belakang, menatap ke arah pintu.

Sang vampir mengernyit bingung, sesaat yang lalu wanita ini terlihat seperti siap untuk menyerahkan diri, namun sekarang wanita ini bahkan terlihat tidak tertarik sedikitpun padanya. Kebingungan itu tak berlangsung lama ketika sesosok malaikat bersayap biru dengan semburat silver di bagian ujungnya memasuki aula acara. Vampir itu langsung mengerti, kemudian beranjak pergi. Sejak awal ia telah mengetahui betapa berharganya wanita itu bagi Sire-nya meski tak mengangka Sire-nya akan datang langsung menemui Harley. Vampir itu pergi dengan helaan napas lega dan senyum tipis.

Sang Malaikat PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang