:1

131 15 4
                                    


"JUNG JAEHYUN"

"Apa sayang?"

Plak...

"Rin"

"Gue udah bilang kalau gue ga suka"

"Kata katanya pedes amat neng" Aku menatap tajam jaehyun untuk kesekian kalinya

"Oke aku diam"

"Tinggali gue, gue mau sendiri berangkat ngampus"

"Tapi gue udah janji sama rat-"

"Tante ato ga bunda plis mommy gue bukan ratu jae"

"Oke"

"Jadi see you di kampus" Aku masuk ke dalam mobil

"Gue ikuti dari belakang ya?" Teriak jaehyun

"Gue tampar ye"

"Oke hati hati" Aku mengacungkan jempol ke arah udara dan mulai menaiki kecepatan

"Menyenangkan!" Teriak ku

Aku menghembuskan nafas secara kasar dan menutup kembali jendela

"Mark?" Aku berhenti di lampu merah yang sama dengan Mark Lee

"What's up bro" Ucapku

"Omg, airin? Kok lo?"

"Napa cantik kan gue?"

"Pede amat"

"Hahaha emang iya kali ngaku aja dasar watermelon"

"Tumben ni sendiri mana pangeran lo?" Aku melempar barang yang ada di dekatku ke arah mobil mark

"Ga ada akhlaknya bener ya ni anak"

"Hahaha just kidding bro"

"You know..."

"What? Jaehyun lo tinggali lagi? Wah gila kali ya"

"Emang dia gila bucin nya abis bet ga ngerti gue"

"And lo kapan bakal bisa balas perasaannya?"

"Kalo udah tiba waktunya"

"Mantul" Aku menoleh ke arah mark

"Balapan ga? Udah lama juga kan"

"Ayo aja aku mah"

Aku menghitung mundur
"

3"



"2"

"1" Aku menancapkan gas dan mendahului mark sampai ke kampus

"Ga ga adil lo curang tadi rin" Ucap mark yang keluar dari mobil

"Ngaku aja si kalo lo kalah ribet amat" Aku mengunci pintu mobil dan berjalan menjauh dari mark

"Masalahnya tadi-"

"Airin kan udah dibilang ga boleh ngebut ngebutan lagi" Mark berhenti mengikuti ku

"Oh shit udah ada pawangnya" Aku menatap mark

"Gue duluan ya kalo gitu" Mark pergi meninggalkan kami

"Jae bisa ga si lo ga kaya gini"

"Ga bisa lo kan calon istri gue"

"Mon maap pede amat si lo jahe"

"Rat-"

"Tante ato ga bunda plis lah jae udah dibilang juga mommy gue bukan ratu"

"Sorry kebiasaan soalnya"

"Sekarang mending lo pergi nimbrung ama temen lo biarin gue sendiri"

"Tapi nant-"

"Jae"

"Okay.. Kamu hati hati" Jaehyun mengusap pucuk kepala ku

"Iya bawel" Aku berjalan meninggal kan jaehyun sendiri setelah menyetujui keputusan ku

Aku menggeleng kan kepala dan duduk di kursi taman

"Airin lo bisa... jangan nyerah mungkin bener kata orang tua lo kalau emang jaehyun yang terbaik buat lo"

Aku pergi ke kantin untuk menyegarkan pikiran

"Eyyo airin" Teriak sosok laki laki tinggi dengan seragam basketnya

"Jhon"

"Sini gabung ama gue mumpung masi belum sold out gue"

"Kayanya bau bau mau jadian nih"

"Hmm ya ga lah orang ga ada yang suka sama gue"

"Astaga jhon omongan lo kok bener si" Aku tertawa keras

"Eh buset kecil kecil aja napa ketawanya" Jhonny menutup mulutku

Aku berusaha lepas dari dekapan jhonny 'mana sempat keburu telat'

"Ikut gue" Aku dan jhonny melihat bingung ke arah jaehyun

"Jae" Cegah jhonny

"Ayok" Aku yang sedari tadi diam kebingungan kini ditarik paksa oleh Jaehyun

"Jae jangan gitu airin nya kesakitan"

"Peduli apa lo sama dia?"

"Ya jelas lah dia sahabat gue"

"Dan gue? Lo pikir gue apaan jhon?"

"Gue tau jae tapi ga gini juga, lo bisa bicarain ini baik baik.. Dan lo ga bisa seenaknya batasi pertemanan airin cuma gara gara rasa cemburu lo"

aku tidak tau harus berada di pihak siapa-

"Gue ga butuh ajaran dari lo.. Urusan sendiri aja ga bisa diselesaiin sekarang udah sok mau ikut campur sama urusan orang lain"

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang