"AIRIN!" Teriak chenle"Kenapa?"
"jaehyun rin"
"yang lengkap"
"Haechan.. Jaehyun-
"Ada apa si?"
"LO BANYAK TANYA BANGET SI!" Bentak chenle
"Ya udah apa? Kenapa?"
"Lapangan.."
"Mereka tanding basket?"
"Parah.. Airin lo bisa serius ga si?!" Chenle menarik aku berdiri dan mendorong ku
"Sana susul mereka"
"Oke aku kesana" Aku tidak berlari karena jujur aku tidak terlalu penasaran tapi saat aku sampai ke lapangan disini sangat ramai
"Ada apaan?"
"Tunangan lo"
"Apa si?" Aku berjalan lebih dekat
"BANGUN LO" teriak jaehyun
"CUMA SEGITU AJA KEMAMPUAN LO? MANA LO YANG TADI NANTANGI GUE?!" Jaehyun menarik kerah baju haechan dan membuatnya berdiri dengan paksa
"JANGAN PERNAH LU PIKIR GUA BAKAL BIARIN LU NGAMBIL AIRIN GUA, DIA PUNYA GUA BRENGSEK" satu pukulan mendarat diwajah mulus milik haechan
"udah cukup jae" Ucap taeyong yang berusaha menenangkan sahabat nya itu, sedangkan gua? gua berdiam diri menatap hal yang tidak pernah terpikir kan bahwa ini akan terjadi
Brugh..
Jaehyun mendaratkan satu pukulan keras pada wajah haechan.. Wajah yang menenangkan itu kini benar benar kacau
"Jaehyun.." ucapku pelan
"Airin" Haechan tersenyum menandai bahwa dia baik baik saja dengan sorotan matanya dia menyuruhku untuk pergi dari sana
"Jae.." kenapa disaat kaya gini untuk mengeluarkan satu kata sangat sulit?
Taeyong menghampiri ku saat jaehyun meminta agar membawa ku pergi
"Ini bukan saat yang tepat ayo kita pergi dari sini" Taeyong menarik tanganku
"Taeyong oppa.." Aku menepis tangan Taeyong dan menghampiri jaehyun
"udah ya? cukup" ucap ku sambil melepas genggaman tangan jaehyun pada kerah haechan
Air mata yang aku tahan kini berjatuhan tanpa aba aba
"Rin" aku tersenyum ke arah jaehyun
"ikut aku ya""Taeyong oppa, tolong bawakan haechan ke uks ya nanti aku nyusul" aku menuntun jaehyun menjauh dari lapangan dan membawanya ke ruang kelas
"duduk" ucapku
"kamu marah sama aku?"
"duduk jung jaehyun" melihat aku sedang tidak ingin berbicara apapun membuat jaehyun pasrah"apakah sakit?" tanyaku pada jaehyun saat mengobati lukanya
"tidak" balasnya
"jangan berbohong" tatap ku sinis
"sedikit" aku mengobatinya secara perlahan"alasannya kenapa?"
"haechan jadiin kamu sama teman temannya buat bahan taruhan, aku ga sengaja denger itu"
"mungkin itu bercanda" jaehyun menepis tanganku
"airin, berhenti baik kepada orang lain" aku menatap jaehyun
"kamu yang harus berhenti khawatir"jaehyun menghela nafas kasar,
"jangan bernafas seperti itu, aku tidak suka" ucapku
"baiklah"
"nanti aku akan menjenguk haechan kamu jangan berulah" jaehyun melotot tak percaya
"untuk apa? tidak, aku tidak kasi izin"
"jaehyun ayolah jangan kekanakan tadi aku udah janji sama taeyong oppa"
"susah kalo punya cewe baik kaya kamu" aku mencubit pipinya pelan
"susah punya cowo keras kepala kaya kamu"
"airinnnn" teriak jaehyun
"apa?"
"apa kamu sudah mulai menyukaiku?" aku melihat ke arahnya dan tersenyum
"entahlah" balasku
"airin ayolahhhh"
"dasar bayi gede"
"apa kamu bilang? bayi gede? yaaaa airin kemari jangan pergi yaaaa!!" aku meninggalkan jaehyun dengan ocehannya menuju ke uks
"gimana luka nya sus?" tanya ku kepada perawat uks saat sampai disana
"tidak terlalu serius, bagaimana dengan jaehyun?"
"hanya luka biasa"
"syukurlah, saya tinggal dulu ya"
"baik terima kasi" ucapku ramah
aku duduk di samping ranjang haechan,
"apa benar yang dibilang tadi? teman gua yang lugu ini jadiin gua bahan taruhannya? gamungkin deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang kita
Non-FictionTerima kasih telah hadir dan singgah dalam hidup gua, jung jaehyun.