DF : 1 🍃

102 4 0
                                    

Happy reading
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak
.
.
.

Pagi ini langit tampak tak cerah matahari pun tak terlihat, sepertinya hujan akan mengguyur bumi di pagi hari ini. Perempuan cantik yang sedang tersenyum di depan kaca ini sangat senang karna dia akan masuk sekolah lagi.

"Udah deh kayak nya"monolog nya pada diri sendiri.

Setelah akan bersiap untuk keluar kamar aulia segera mengambil tongkat untuk membantunya berjalan,yap Aulia Putri gadis cantik yang lemah lembut terhadap siapa pun.

Aulia keluar dari kamar dan segera beranjak menuju meja makan,di sana sudah ada ayah,ibu,abang,dan kakak nya.

"Kamu makan di dapur sama bibi" perintah ayah tak terbantahkan kan.

"Iya jangan di sini,takut virus semua" sambung sang kakak yang bernama Syifa Latifah Hanum.

Aulia hanya bungkam dan mengambil sarapan pagi nya,sebelum beranjak aulia merasakan tangan nya di genggam.

"Kenapa bang?"tanya nya pelan

"Makan di sini aja aul" ucap sang Abang yang bernama Reihan Adi putra.

"Gak bisa dia makan di belakang" bantah sang mama.

"Gak bis--"

"Bang..."

Aulia tak ingin keluarganya terpecah belah cuma karna dirinya yang tak berguna ini.

"Aku bisa makan di belakang aja" sambung aulia dengan menahan air mata nya.

Aulia segera beranjak menuju dapur dengan langkah yang tertatih tatih,di sana ia melihat bi dea sedang sarapan juga.

"Bi"panggil Aulia

"Eh non,kenapa di sini non?" tanya bi Dea dan segera berdiri dari tempat duduk nya.

"Gapapa bi,mau makan di sini aja" elak aulia

"Ya udah,ayo non makan" ajak sang bibi dan di angguki oleh aulia.

Setelah sarapan Aulia segera pamit dengan bi dea.

"Bi,aulia pamit ya. Makasih bekal nya" ucap aulia dengan tersenyum tulus pada bi Dea.

"Iya non sama sama,hati hati ya di jalan" balas bi Dea tak kalah ramah.

"Iya bi,aulia pamit assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Aulia berjalan menuju depan rumah untuk mencari kedua orang tuanya,di sana dia bisa melihat kebahagiaan mereka tanpa ada nya dia di sana. Aulia ingin berteriak bahwa dia juga anak nya,tapi dia tak bisa melakukan itu untuk dirinya.

"Ma,pa aul pamit ya" suara Aulia memberhentikan aktivitas mereka yang sedang tertawa.

Aulia menyodorkan tangan nya untuk bersalim kepada kedua orang tua nya,tapi bukan nya di balas tangan Aulia di tepis begitu saja oleh kedua orang tua nya.

"Pergi aja sana" ketus sang mama tanpa membalas uluran tangan aulia.

"Lo denger gak sih mama tuh ngusir lo untuk pergi" bentak Syifa terhadap adik nya itu.

"Syifa"tegur sang Abang yang bernama Zaki Iskandar

Aulia hanya tersenyum hambar melihat kedua orang tua nya sangat enggan memegang tangan nya hanya untuk bersalim.

"Ya udah aku pamit, assalamualaikum"

"Kamu naik apa?"tanya zaki dengan menahan tangan aulia

"Jalan kaki bang"

DefectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang