" Bukan hanya gambar yang perlu di filter tetapi sikap dan omongan juga perlu di filter"
~ AuliaSekarang weekend waktunya buat semua keluarga beristirahat atau menghabiskan waktunya bersama. Tetapi tidak dengan aulia,dia menghabiskan waktu weekend nya dengan menyapu,mengepel,dan melakukan pekerjaan yang lain nya.
"Duhh nyeri lagi kaki ku ini" ujar nya seraya mendudukkan diri di sofa ruang keluarga nya.
"Heh!! Siapa yang nyuruh kamu duduk di sana. Duduk di bawah" bentak sang mama dengan menunjuk aulia.
"Iya ma,maaf"
Aulia segera melangkah ke dapur menemui bi dea dan yang dia lihat bi Dea sedang video call dengan anak nya.
Dia tersenyum kecil melihat interaksi antara anak dan ibu itu,bi dea bilang anak nya seumuran dia. Aulia menghela nafas sebentar rasanya dia ingin menangis melihat itu,kapan? Kapan dia bisa di perhatikan? Dia terisak pelan di dapur.
"Dek" panggil Reihan saat melihat adik nya tengah terisak di dapur. Untung Syifa dan kedua orang tua nya sedang pergi jadi mereka tidak tahu jika aulia sedang menangis.
Aulia segera menghapus air mata nya dengan cepat dan segera tersenyum saat melihat Reihan di depan nya ini.
"Eh abang, kenapa bang?" Tanya nya
"Kok nangis?"
"N--nggak nangis kok bang"
Reihan menghela nafas sebentar dan mengelus kepala adiknya dengan sayang.
"Ikut Abang ke ruang keluarga yuk,di sana ada Zaki juga" ajak Reihan dan di jawab anggukan ragu oleh aulia.
Mereka berjalan ke arah ruang keluarga dengan pelan pelan,Aulia tersenyum melihat Abang nya yang masih peduli dengan dirinya.
Zaki tersenyum melihat Abang dan adiknya tengah berjalan ke arah dirinya.
"Sini dek" ajak Zaki
Aulia menggeleng dan segera duduk di bawah dengan alas karpet bulu berwarna ungu tua, pelan pelan tapi pasti dia menselonjorkan kaki nya dan tongkat yang berada di sebelah nya.
Reihan mengerutkan dahi nya melihat Aulia yang duduk di bawah.
"Dek di atas,jangan di bawah dingin"ucap reihan dan di balas senyuman oleh aulia.
"Kata mama anak menjijikkan kayak aku gak cocok duduk di sofa yang bagus dan mahal. Jadi aku duduk di bawah aja, gapapa kok kak" ucap nya dengan tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke arah televisi.
Reihan dan zaki terenyuh mendengar penuturan ikhlas adik nya ini,dia tidak marah atau dendam dengan sang ibu. Dia pasrah jika harus di lakukan seperti apa pun,asal itu keluarga nya bukan orang lain.
"Bang Dufan itu dimana?"tanya aulia yang membuat Abang nya tersentak dari lamunan nya.
"Kamu gak tau dufan?"tanya Reihan memastikan dan mendapatkan gelengan dari aulia.
"Aku cuma pernah dengar aja sih,temen temen aku bilang Dufan itu seru banget katanya dan banyak permainan yang memacu adrenalin" ucap aulia dengan tersenyum,membayangkan nya saja dia senang bagaimana jika dia bermain pasti bakal jauh lebih seru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Defective
Teen FictionTerkadang aku berpikir,ada kah yang sayang dengan ku? Ada kah yang mengharapkan aku hidup? Ada kah yang menyukai ku? Ada kah yang mencintai ku? Ada kah?. Semua hanya angan angan belaka, ingin hidup tetapi tak ada yang menginginkan ku hidup, ingin ba...