outro : good bye, for now

74 10 1
                                    

Musim dingin adalah musim kesukaan Soobin. Kehangatan sekecil apapun akan terasa berlipat ganda lebih nyaman dan menenangkan pada musim ini. Termasuk saat ini, hanya dengan menggenggam segelas coklat hangat, ia dapat merasakan kenyamanan yang tiada tara. Sederhana, namun amat cukup mengobati jemarinya dari dingin yang menusuk tulang.

"Kau bisa sakit jika akan nongkrong di balkon hanya dengan piyama saja," ujar Soobin pada Yunhee. Banyak waktu telah berlalu semenjak kejadian nahas itu menimpa Yunhee. Soobin sebisa mungkin berusaha menemaninya di tengah masa-masa sulit yang tengah gadis itu lalui. Walaupun tidak banyak yang bisa ia lakukan ditengah segala kesibukannya, Soobin bersyukur karena bisa menjadi tempat bagi Yunhee untuk bersandar, walaupun tak begitu lama.

"Aku hanya ingin keluar sebentar," Yunhee menjawab. "Tumben sekali kau ada di apartemen pada jam ini."

"Akhirnya BigHit memberiku waktu bernapas sampai tahun baru."

"Apa yang akan kau lakukan selama liburan ini?" Yunhee bertanya padaku.

"Besok aku akan mengunjungi keluargaku di Ansan. Bagaimana denganmu?"

"Aku tetap di sini. Ibuku akan datang 3 hari lagi."

"Ah, sungguh melegakan. Setidaknya kau tidak sendirian saat aku tidak ada."

Hati Yunhee menghangat mendengar pernyataan sederhana itu. Ia senang karena sungguh ada yang mempedulikannya sampai sejauh ini. Ia senang karena Soobin tidak meninggalkannya meskipun telah mengetahui segala kecacatan yang ada dalam dirinya. "Kau sungguh sekhawatir itu?" Yunhee melangkah ke sisi balkon yang lebih dekat dengan balkon Soobin.

Soobin menatap gadis itu, "Tentu saja aku khawatir. Aku bahkan mengkhawatirkanmu disaat aku berlatih. Aku hanya.... tidak ingin sesuatu yang buruk menimpamu lagi."

Entah apa yang merasuki Soobin hingga ia bisa sejujur itu. Mungkin karena ia bingung dengan perasaannya sendiri? Atau mungkin karena ia harus pergi ke Amerika setelah tahun baru? Ia tidak tahu pasti.

"Yunhee-ssi. Jika aku tidak di sini, aku harap kau selalu bisa menjaga dirimu dengan baik. Jangan makan terlambat, dan jangan tidur terlalu larut. Kau harus tetap sehat sampai kita bertemu lagi," ujar Soobin.

Yunhee melemparkan tatapan kebingungan pada lawan bicaranya, "Mwo? Apa yang terjadi? Kau bicara seolah-olah akan pergi selamanya."

Soobin belum siap untuk memberitahukan kepergiannya ke Amerika dalam beberapa minggu lagi. Agensi mengirim Soobin dan beberapa temannya ke benua itu untuk belajar dance dengan lebih maksimal lagi. Kepastian debut sepertinya sudah ia dapatkan, tetapi tetap saja separuh hatinya merasa sesak. Belum siap untuk meninggalkan gadis yang telah menemaninya dalam bulan-bulan terakhir.

"Ah sudahlah ayo kita makan. Kau yang pilih tempatnya," kata Soobin pada akhirnya.

"Baiklah. Bagaimana kalau ramyeon?





****

Setelah makan, Yunhee dan Soobin berjalan-jalan di sekitaran Hongdae. Kawasan yang tetap ramai sekalipun pada puncak musim dingin. Restoran, cafe, hingga pedagang kelontong selalu ramai dikunjungi warga lokal dan turis.

Mereka terus berjalan hingga mencapai area yang cukup lengang. Di depan minimarket, Soobin menceritakan segalanya. Tentang kepastian debutnya dalam grup beranggotakan lima orang, tentang kapan dia akan debut, juga tentang apa-apa saja yang akan ia jalani sebelum debut, termasuk kepergiannya ke Amerika.

AIr mata jatuh begitu saja dari kedua netra Yunhee. Separuh hatinya senang karena orang yang selalu ia sayangi dalam hatinya, orang yang selalu ia andalkan, orang yang selalu mengerti kondisinya, akan segera mencapai impiannya. Namun separuh hatinya terluka begitu dalam.

Pertemuan singkat mereka memberikan kesan yang teramat dalam bagi keduanya. Pertemuan singkat yang mengajarkan arti ketulusan pada kedua pemuda itu. Di tengah segala ketakutan yang belum dapat Yunhee taklukan sepenuhnya, Yunhee menyadari bahwa ia tidak sendirian. Masih ada orang yang tulus hati menerima dirinya dengan segala kecacatan dan masa lalu yang tidak sepenuhnya indah. Masih ada Soobin yang tulus mengulurkan tangannya tanpa Yunhee pinta.

Malam itu juga, Soobin merengkuh Yunhee ke dalam pelukannya yang paling hangat. Perempuan yang membuat Soobin menjadi lebih dewasa tanpa ia sadari. Seseorang yang membuat matanya lebih terbuka, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Yang membuatnya belajar untuk selalu membantu kawan-kawannya tanpa pamrih.

Berakhirlah sudah babak pertama dari pertemuan mereka. Ditutup dengan janji bahwa mereka tidak akan saling melupakan. Dan dengan tekad bahwa mereka akan bertemu lagi bila waktu telah kembali berpihak pada mereka.








[]


spoiler : mereka akhirnya menjalani hubungan dibalik layar.

Frozen Memory | TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang