Part 1# Dimana Nanda?

4 0 0
                                    

PAGI ini, Pak Arya Wijaya  kembali mendatangi isterinya. Lagi-lagi, ia harus menyiapkan mental untuk melihat kondisi isterinya itu. Ya, Bu Salma Dwiani adalah isteri dari Pak Arya. Ia saat ini sedang sakit, ada masalah dengan kondisi psikisnya.

Sudah 18 tahun berlalu, semenjak ia kehilangan bayinya. Ia mengalami kondisi seperti ini. Ia hanya diam di kamar dengan tatapan kosong. Setiap ada suara kendaraan di luar, ia langsung menuju jendela untuk melihat siapa yang datang. Ia sangat mengharapkan bahwa yang datang adalah anaknya, Nanda.

Cklekk...

Pintu pun dibuka. Pak Arya mendekati isterinya.

"Sayang, kamu sudah makan?," tanyanya.

Bu Salma tidak bergeming. Selalu seperti itu. Ia hanya akan berbicara apabila bahasannya mengenai Nanda, anaknya. Pak Arya sudah memanggil beberapa dokter terkenal yang ia yakini bisa menyembuhkan isterinya. Namun, dokter berkata bahwa isterinya hanya akan sembuh apabila anaknya ditemukan.

Sebenarnya Bu Salma tidak gila. Ia hanya mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Hingga saat ini, ia tidak pernah lagi menangis. Mungkin air matanya sudah mengering sejak beberapa tahun yang lalu. Pak Arya tidak pernah menyerah untuk mencari anaknya. Dan Pak Arya yakin, bahwa isterinya pasti akan kembali seperti semula. Ini hanya perlu waktu.

"Sayang, aku harus kembali ke kantor. Kamu disini baik-baik ya. Aku  sangat mencintaimu." Pak Arya tersenyum seraya mengecup kening isterinya.

Apapun yang terjadi pada isterinya, Pak Arya tetap mencintainya. Pak Arya tidak pernah berpikir untuk bercerai dengan isterinya setelah kondisi yang menimpa isterinya itu. Karena bagaimanapun, isterinya adalah ibu dari anak-anaknya.

Saat Pak Arya melangkah menuju pintu, langkahnya terhenti.

"Dimana Nanda mas?," tanya isterinya.

Pak Arya diam. Sudah sering sekali isterinya menanyakan hal itu.

"Kamu tenang saja sayang. Suruhanku pasti akan segera menemukan Ananda, anak kita." Pak Arya tersenyum.

Isterinya mengangguk.

Hanya itu yang bisa Pak Arya lakukan setiap kali isterinya bertanya dimana keadaan anaknya. Sekarang, Pak Arya akan menemui suruhannya untuk mengetahui informasi selanjutnya mengenai keberadaan anaknya.


****

"Bagaimana, apakah sudah ada peningkatan?," tanya Pak Arya tegas.

"Maaf Pak, kami belum bisa menemukan keberadaan anak Bapak." ucap Anto, orang kepercayaan Pak arya.

"Apa maksud kalian hah?, apa kalian sudah bosan bekerja dengan saya?, apa masih kurang gaji yang saya berikan pada kalian?," ucap Pak Arya, marah.

"Maaf sekali lagi Pak, bukan saya bermaksud lancang. Saya hanya akan mewakili semuanya untuk mengatakan sesuatu pada Bapak. Sebenarnya, kami sangat ingin membantu Bapak. Kami juga sangat nyaman bekerja dengan Bapak. Tapi, asal Bapak tahu. Kami sudah belasan tahun mencari anak Bapak. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk Bapak, kami juga sudah memperluas pencarian ke beberapa tempat di luar kota ini. Namun, mungkin Tuhan belum mengizinkan kami untuk menemukan anak Bapak. Karena tidak ada jejak yang ditinggalkan oleh pelaku Pak. Apalagi, kami hanya mempunyai foto bayi yang sangat susah untuk dikenali orang lain. Karena mungkin, anak Bapak sekarang sudah remaja dan wajahnya tidak akan sama dengan foto bayi ini." jelas Anto panjang lebar.

LATISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang