Tiga

85 7 0
                                    

Alhena berjalan dengan bernyanyi kecil menuju ruang UKS, karena saat ini adalah jadwal jaganya.

Ia melewati lapangan basket, karena letak UKS dekat dengan lapang basket. Mata Alhena memicing melihat sosok yang seperti Ia kenali.

Angkasa

Alhena ingat jika Dia adalah cowok yang Ia temui kemarin. Cowok tersebut tengah duduk di pinggir lapangan bersama temannya.

Alhena melanjutkan langkahnya. Disisi lain, Angkasa melihat Alhena berjalan menuju emm sepertinya UKS. Ia mengamati Alhena yang dengan anggunnya berjalan, hingga ikat ekor kudanya bergerak seiring langkahnya.

Angkasa tertawa kecil, melihat betapa lucunya Alhena. Martin yang berada di samping Angkasa mengikuti arah pandang temannya itu. Ia pun mendengus melihat Alhena.

Jadi alasan cengar cengir tak jelasnya adalah cewek itu. Ingin rasanya Martin memukul Angkasa, tingkahnya seperti pecundang lama lama. Dia adalah laki laki jika memang suka lakukan dengan gentle. Bukan diam diam menatap seperti ini.

"Kalau sayang tembak, jangan diem diem bae. Kalau gak mau buat Gue aja gapapa." ucap Martin

Angkasa menoleh ke arahnya dan menatap tajam. Sedangkan yang ditatap acuh tak acuh.

"Lo berani ambil, kepala Lo Gue shoot ke ring." ucap Angkasa lalu melihat gadisnya kembali.

Sedangkan Martin hanya mendengus kesal jika ancaman psycho Angkasa sudah muncul. Ia melihat ke arah Alhena, Ia terkejut melihat salah satu cowok yang menshoot bola ke arah Alhena.

"Sa, cewek Lo!" pekik Martin

Duggg

Brukk

Angkasa yang fokus menatap Alhena terkejut kala mendapati gadisnya terjatuh setelah terkena bola basket. Ia mulai tadi fokus menatap Alhena tanpa memperhatikan sekitarnya.

Angkasa segera lari menuju seberang lapangan dimana Alhena berada. Martin juga mengikuti temannya tersebut.

"Lo gapapa?" tanya Angkasa begitu berada di sana

Alhena mendongak menghadap Angkasa yang berjongkok di depannya.

"Angkasa, Aku gapapa. Cuma perih aja dikit." ucap Alhena seraya mengulurkan tangannya

Angkasa melihat telapak tangan Alhena sedikit berdarah. Ia mengambil sapu tangan dari sakunya dan menempelkannya di sana.

"Eh Lo gapapa? Sorry ya tadi Gue ngeshoot meleset." ucap seorang cowok

Angkasa menatap cowok yang membungkuk ke arah gadisnya. Emosinya memuncak, Ia segera bangkit dan mencengkeram kerah cowok itu.

Alhena terpekik kaget, sedangkan Martin sudah bersiaga untuk mencengkal Angkasa. Kenapa tidak sekarang? Jika Ia menahannya sekarang bisa bisa dirinya yang menjadi sasaran pukulan Angkasa.

"Kalau Lo gak bisa main jangan main!" desis Angkasa

Cowok itu jelas saja ngeri, Ia tengah dihadapkan oleh seniornya yang terkenal dingin dan tak pernah main main.

"Maaf, Gue gak sengaja beneran." ucapnya seraya membentuk peace

Angkasa tersenyum miring dan melepas cengkeramannya pada cowok itu. Dan mundur satu langkah. Membuat cowok itu menghela nafas lega, namun ternyata tak sesuai dugaannya.

Bugh

Angkasa melayangkan satu pukulan tepat pada rahangnya. Setelah itu Ia merangkul Agatha menuju UKS yang tak jauh dari situ.

Mein SternTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang