Suasana kantin benar benar ramai, ditambah semeja dengan Martin membuat kedamaian seakan enyah dari Alhena saat ini. Tadinya Ia bersama teman sekelasnya, namun Angkasa tiba tiba menculiknya untuk semeja bersamanya.
"Maafin Martin, Dia kadang suka lupa bawa otak." ucap Angkasa
"Sembarangan Lo!" ucap Martin dengan mata melotot.
Alhena tertawa melihat keduanya. Sungguh, entah bagaimana bisa keduanya bersahabat cukup lama. Jika dilihat lihat sikapnya yang sangat berbeda jauh, Angkasa yang pendiam dan cuek serta Martin yang cenderung tak bisa diam.
"Kalian udah temenan berapa lama?" tanya Alhena
Martin tampak sibuk menghitung dengan jari jarinya, sedangkan Angkasa hanya melihat apa yang dilakukan Martin. Ada perasaan tak ingin mengakui cowok di depannya ini sebagai temannya.
"10 tahun!" ucapnya bersemangat seraya menunjukan 10 jarinya, tentu saja hal tersebut membuatnya melotot.
"10 kepala Lo! Kita baru kenal aja di SMP." ucap Angkasa
"Lah emang, kan kita SMP 5 tahun SMA 5 tahun."
"Sumpah amit amit!"
Alhena tertawa lagi melihat keduanya. Bahkan Ia hampir tak sempat memakan makanannya. Lihat saja, nasi sotonya masih tersisa banyak.
"Hai, Aku cariin ke kelas ternyata Kamu di sini." ucap seseorang yang baru saja duduk di samping Martin, di depan Alhena.
"Zean!" ucap Alhena berbinar.
Zean mengukir senyumnya untuk Alhena, Martin menatap Zean dan Angkasa bergantian. Zean yang tengah tersenyum benar benar memancarkan aura malaikat tampannya. Sedangkan err Angkasa, tatapannya lurus dan menusuk ke arah Zean. Awan hitam seakan mengelilinginya, aura iblis jahanam sepertinya melekat padanya sekarang.
"Eum misi, Gue mau balik ke kelas." pamit Martin.
Zean dan Alhena mengangguki ucapan Martin. Martin segera berdiri, namun Ia menatap Angkasa terlebih dahulu yang ternyata masih betah menatap Zean tajam.
"Oh ya, heh Lo! UKS ada di deket lapangan basket, dari sini tinggal lurus tuh. Bye!" ucap Martin kepada Zean.
Zean mengernyit bingung, aneh itulah yang ada di fikirannya tentang Martin. Ia kembali menatap Alhena seraya tersenyum, mengabaikan sang penjaga yang sudah kebakaran jenggot sedari tadi.
"Aku tadi jemput Kamu ke rumah, tapi kata Tante Maya Kamu udah berangkat. Padahal Aku pengen berangkat bareng." ucap Zean
"Yah, maaf yaa Ze. Aku tadi berangkat sama Angkasa, gimana kalau besok kita berangkat bareng?" tawar Alhena, Ia merasa tak enak.
"Terserah Kam--"
"Gak ada! Alhena sama Gue besok dan SETERUSNYA." ucap Angkasa penuh penekanan pada kata terakhir.
Zean menghiraukan ucapan Angkasa, cowok itu selalu menujukan ketidak kesukaannya padanya sejak kemarin. Entah kenapa, padahal Ia tak pernah merasa membuat kesalahan. Bahkan dirinya baru bertemu dengan pemuda tersebutm
"Loh itu makanan Kamu kok gak Kamu habisin?" tanya Zean saat menatap mangkuk soto Alhena masih terisi banyak.
"Jangan sok care." cibir Angkasa
"Emang Gue care. Emang Lo? Pastiin Alhena makan bener aja gak bisa." balas Zean
"Apa maksud Lo!" gertak Angkasa cukup keras, hingga seisi kantin memperhatikan meja mereka.
"Eh udah Angkasa, ini Aku makan oke? Kalian stop berantem." ucap Alhena.
Angkasa masih menatap Zean tajam. Sungguh, Ia sangat tak suka dengan kehadiran Zean di antara dirinya dan Alhena. Apalagi Alhena terlihat sangat dekat serta nyaman dengan murid baru itu.
"Kamu bawa obat Kamu kan?" tanya Zean.
"Iya bawa." ucap Alhena
"Yauda, habis makan cepet diminum. Aku mau ke ruang administrasi dulu ya?" ucap Zean lalu berlalu dari sana.
Alhena kembali melanjutkan makannya dengan nikmat. Sedangkan Angkasa, sepeninggal Zean cowok itu memilih memperhatikan Alhena makan. Ada sesuatu dari gadis ini yang tidak Ia ketahui. Apa yang dimaksud obat? Gadis ini terlihat sedang baik baik saja, bahkan suhu tubuhnya normal.
Darimana Angkasa tahu? Tentu saja saat menggenggam tangan Alhena. Itu adalah kebiasaan barunya saat berjalan dengan Alhena. Toh, gadis itu tak mempermasalahkannya.
"Lo percaya sama Gue Al?" tanya Angkasa dengan tatapan intensnya.
Alhena sontak menatap Angkasa yang tengah duduk di sampingnya itu, seraya menopang kepalanya dengan satu tangannya. Jangan lupakan tatapannya yang selalu sedalam lautan. Entah mengapa semua hal itu membuat jantung Alhena berdegup kencang.
"Ma..maksud Angkasa?" tanya Alhena
"Gue tanya, Lo percaya sama Gue?"
Alhena bingung dengan pertanyaan tiba tiba Angkasa tersebut. Percaya? Tentu saja Alhena percaya dengan Angkasa.
"Percaya? Aku percaya sama Angkasa." ucap Alhena
"Tapi, kenapa Gue rasa ada suatu hal besar yang Gue gatau dari Lo?" ucap Angkasa
Deg
Alhena menegang, apa maksud Angkasa? Apa Angkasa mulai curiga padanya?
"Mungkin cuma perasaan Angkasa saja." ucap Alhena seraya tersenyum.
Angkasa tertawa kecil, Ia juga menggelengkan kepalanya. Perlahan Ia duduk dengan tegap, lalu memandang Alhena.
"Lo selalu tutupin semuanya dengan senyuman Lo. Buat Gue percaya apa yang Lo katain itu bener. Tapi, Gue gak sebodoh itu mendengar tentang kata 'obat' yang selalu diucapin orang terdekat di sekitar Lo."
"Dan, termasuk Zean. Kenapa Al? Lo bilang kan tadi pagi gak suka Gue diemin. Sekarang Gue Al, Gue gak suka gak Lo percaya."
"Gue gak suka saat orang lain tau segalanya tentang Lo lebih dari Gue. Walaupun itu sahabat Lo dari kecil."
Alhena termenung mendengar semua ucapan Angkasa. Ia merasa jika dirinya sedikit egois sekarang. Namun, Ia selalu terbuka kepada Angkasa walau mereka baru mengenal. Kecuali pada 1 hal tersebut, Ia tak mau dianggap lemah oleh Angkasa. Cukup orang tua dan Zean yang terlalu bersikap berlebihan padanya.
"Lo tahu kenapa Al?" tanya Angkasa, Alhena hanya menggeleng.
Mata Angkasa kian menatap Alhena intens. Berusaha masuk ke dalam diri Alhena. Ingin membuat tahu Alhena jika dirinya ini akan selalu ada untuknya, menjadi tamengnya. Menjadi segalanya saat Alhena merasa tak memiliki siapapun.
"Karena Gue sayang sama Lo."
Tbc.
Sumpa kagak mood:v maap kalau garing:v
Jangan lupa vote and comment ya:)))
See you next part<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Mein Stern
RomanceSiapa Alhena bagi Angkasa? Dia adalah bintang terangnya, gadisnya, pusat segala rasanya, dan segala baginya. Siapa Angkasa bagi Alhena? Seorang lelaki yang datang di hidupnya, memberi warna lebih dan mendatangkan segala rasa yang akan Alhena simpan...