Kabar tentang Wei Wuxian dan kekacauan yang telah ditimbulkan merebak cepat seperti daun kering yang dilalap api musim panas hingga sekejap habis terbakar. Tersebar cepat sampai seisi Yun Shen Buzhi Chu mengetahuinya. Beruntung insiden ini belum tersebar keluar.Kini Lan Wangji diseret oleh pamannya agar segera melakukan hukuman. Setiap kali ia memberontak, maka puluhan murid Gusu Lan akan menekannya. Tanpa senjata tentu ia kewalahan. Hingga mau tak mau ia berakhir menjalani hukuman.
Satu deraan dari kayu besar menimpa punggung. Kedua lengan Lan Wangji terkepal. Ini belum apa-apa.
“Bagaimana bisa kau menyembunyikan hal sepenting ini dari kami Wangji!” Lan Qiren setengah berteriak, ia tak bisa menahan emosinya saat ini. “Kau menyembunyikan monster yang selama ini kita cari!”
Deraan kedua tak terasa sakit bagi Lan Wangji, karena ucapan Lan Qiren lebih menyakitkan dan membuat hatinya tercekat saat Lan Qiren menyamakan istrinya dengan monster. “Wei Ying bukan monster.”
Deraan ketiga sampai kedua belas, Lan Wangji mulai goyah. Kepalan tangannya semakin bulat. Tepat setelah Wei Wuxian tak sadarkan diri, keduanya dipisahkan. Lan Wangji harus melaksanakan hukuman, dan Wei Wuxian dibawa untuk berada di bawah pengawasan para tetua.
Lan Wangji terbatuk dengan sedikit darah menyertai saat menerima deraan kedua puluh lima. Wajahnya yang semula sudah pucat kini semakin kehilangan warna dan begitu pias. Dahi dihiasi keringat dingin yang menetes turun menuruni pipi lalu ke leher.
“Ingatlah dengan semua yang telah kuajarkan! Aku tak pernah mengajarimu untuk menempuh jalan yang menyimpang!” Lan Qiren meluapkan kemarahannya dalam satu semburan, pukulan dari algojo yang diperintahkan untuk menghukum Lan Wangji belum cukup baginya.
Kali ini, Lan Wangji memuntahkan seteguk darah besar setelah didera kayu besar untuk ketiga puluh empat kali. Pandangannya mulai mengabur, namun mulutnya masih terkunci rapat. Ia menguatkan diri, setelah ini dirinya harus menemui Wei Wuxian. Ia harus memastikan bahwa sosok itu baik-baik saja.
Meski ini menyakitkan dan bekas luka di punggungnya akan bertambah, pikiran Lan Wangji hanya tertuju pada Wei Wuxian saja. Ia ingin segera menyelesaikan tiga puluh lima pukulan, kemudian terbebas dan ia akan segera mencari istrinya.
Bahkan jika kedua kakinya tak bisa digunakan untuk berlari, ia akan menggunakan tangannya untuk merangkak. Atau jika tangannya pun tak kuat dipakai merangkak, ia bisa menyeret tubuhnya di atas tanah untuk menemui Wei Wuxian. Bahkan jika harus kehilangan nyawa sekalipun, ia akan tetap mencari Wei Wuxian.
Lan Xichen berkali-kali harus memalingkan wajah, tak tega melihat adiknya didera puluhan kali hingga tubuhnya mungkin akan remuk kali ini. Meski begitu, ia sama sekali tak bisa melakukan apa pun. Bagaimanapun, adiknya salah. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah memastikan Wei Wuxian tetap diperlakukan dengan baik sampai hukuman yang sebenarnya dijatuhkan.
Brugh!
Tubuh Lan Wangji ambruk di pukulan ketiga puluh lima. Berteguk-teguk darah mengotori tubuh dan pakaiannya. Di tengah perjuangannya untuk tetap sadar, ia terus merapalkan satu nama, “Wei Ying.”
Hukuman Lan Wangji telah usai. Tiga puluh lima pukulan telah ditunaikan. Begitu pun dengan kesadarannya. Keinginan Lan Wangji untuk mencari Wei Wuxian kalah dengan kondisi tubuhnya yang remuk redam.
***
Jika Lan Wangji mendapat tiga puluh lima pukulan sebagai hukuman, Wei Wuxian tidak mendapatkan yang lebih baik meski tak dihukum menggunakan kekerasan—untuk saat ini.
Lebih parah dari itu, tubuhnya dikerangkeng seperti hewan buas. Kedua pergelangan tangan dan kaki dilingkari rantai penekan energi yang membuatnya semakin lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Romance
Fanfiction"Tanpaku, Lan Wangji mungkin akan kesepian. Tapi, Lan Wangji takkan lagi terluka jika aku tiada." . . . . . . . Karena ia mencintai Lan Wangji. Baik di kehidupan yang lama, maupun di masa ini. Jika dulu ia egois tak mau membuka mata pada perasaan La...