CIKa part 3

2.3K 213 68
                                    


Fitri menggerutu sambil melangkahkan kaki menuju pintu depan. Ia mengintip dulu dari balik gorden ruang tamu sebelum membuka pintu. Fitri menelan ludah saat melihat perempuan bertubuh tinggi langsing berdiri di depan pintu, perempuan cantik berkulit kuning langsat yang tampak anggun dengan kerudung dan gamis yang dikenakannya meski dengan polesan make up minimalis, dia Hanum, perempuan yang masih berstatus sebagai istri sah Yuza sekaligus teman SMU nya.

"Ngapain orang gila itu datang kesini? Gak cukup apa ganggu tadi malam? Jangan-jangan dia sudah tahu kalau Mas Yuza ada main sama aku, dasar perempuan murahan, punya suami saja sampai disusul-susul kesini." Fitri geram dengan kehadiran Hanum sepagi ini di depan rumahnya.

"Siapa sayang?"

Fitri menempelkan jari telunjuk pada bibirnya saat Yuza datang menghampiri.

"Ada Hanum di depan?" Fitri berbisik pada Yuza.

"Kok bisa?"

"Aku juga gak tau."

"Ayo Mas sembunyi, biar Hanum aku yang urus."

"Tapi aku harus berangkat ke kantor, sudah kesiangan ini."

"Tunggu sebentar."

Fitri mengeluarkan ponsel dari saku hot pant nya.

"Hallo, security? Saya ibu Fitrianingsih penghuni rumah no 36 Blok D, ada orang gila di depan rumah saya, tolong usir sekarang, harus sampai pergi dan keluar dari komplek ya, nanti kamu aku kasih uang dua ratus ribu. Iya ... iya ... sekarang ya, awas lho gak pakai lama, harus sampai keluar komplek, bila perlu seret orangnya."

Fitrianingsih mematikan ponselnya lalu mengintip lagi dari balik gorden dengan nafas di tahan.

Tidak lama terlihat ada dua orang berseragam security datang, menghampiri Hanum. Security itu tampak saling melempar pandang dan mengerutkan kening, sepertinya merasa heran, apa mungkin orang gila serapi dan sebersih ini?

"Selamat pagi Bu, maaf ibu tidak diperkenankan berada disini jadi harap segera meninggalkan tempat ini."

"Kenapa Pak?"

"Pokoknya ibu harus segera meninggalkan komplek perumahan ini."

"Iya tapi kenapa? Saya hanya ingin bertamu untuk bertemu teman SMU saya, pemilik rumah ini."

"Tolong kerjasamanya Bu, jangan paksa kami untuk melakukan tindakan kekerasan pada ibu."

"Masalahnya apa? Kenapa saya tidak boleh bertamu ke rumah ini?"

Kedua security itu kian mendekat pada Hanum, bersiap untuk mencekal tangan Hanum dan menyeretnya untuk menjauh dari rumah Fitrianingsih.

"Tunggu, jangan sentuh saya. Saya bisa melaporkan kalian atas perbuatan tidak menyenangkan. Ingat ya di Pasal 335 ayat 1 butir 1 KUHP berbunyi "Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain." Jadi saya bisa mempidanakan kalian atas hal ini, saya ini seorang pengacara jadi saya sangat mengerti tentang hukum, jangan main-main sama saya, menyingkir dari hadapan saya kalau tidak ingin saya melaporkan kalian pada kepolisian."

Kedua security itu mundur beberapa langkah, saling melempar pandang.

"Maaf Bu, kami hanya menjalankan perintah, permisi."

Dan keduanya bergegas meninggalkan Hanum.

"Fitrianingsih tolong buka pintunya, aku mau bicara, aku tahu kamu ada di dalam."

Kali ini Hanum tidak mengetuk pintu tapi menggedor pintu itu dengan kepalan tangannya, membuat Fitrianingsih jadi gentar.

"Aduh ... gimana ini, Mas? Hanum tidak bisa diusir security yang sudah aku suruh."

CIKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang