Terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga satu persatu dengan lihai.
Sambil celingak-calinguk mencari keberadaan Induknya, kini pandangan tertuju pada satu arah yaitu ruang keluarga.
Tanpa aba-aba penghormatan ia pun berjalan kearah tujuannya dengan gembira sambil berloncat-loncat menyanyikan lagu balonku ada lima, bak anak kecil yang kegirangan.
"Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Merah, kuning, kelabu. Hijau mudah, dan biru," alunan nada itu terus bergema tetapi sama sekali tidak disadari oleh dua makhluk yang sedang bermesraan menikmati film yang terputar di layar kaca.
Seketika rencana jahil tersusun dalam pikirannya. Dengan wajah polos tak berdosanya ia berjalan mendekat sambil memgendap-endap seperti pencuri yang berpengalaman.
1..... 2..... 3.....
"Meletus balon hijau. DOOORR!!"
Suara itu melengking seketika diruangan yang terbilangang sangat luas, membuat dua orang sedang Falshback menikmati indahnya masa muda terkejut tiada tara.
"Astagfirullah! nih anak, bikin jantung Papi copot aja!" sentak Papi Vino as Mahendra Diofandra, panggil aja Dio.
"Lah? Emang bisa copot Pih?" tanya Vino sok lugu.
Dio geram, mendengar pertanyaan dari anaknya, dengan malas ia pun menjawab,
"Yah. Enggaklah!""Trus, kenapa tadi bilangnya udah copot?"
"Nih anak yah, udah gede. Bukannya tambah pintar malah makin bleng!" balas Dio lalu menyentil kepala anaknya.
"Sakit, Pih." ringis Vino mengelus-elus kepalanya.
"Biarin! Biar tuh otak pintar-pintar dikit."
"Mungkin, otak Vino ini menurun dari Papi?" ucapnya enteng. Membuat Dio langsung melotot tidak terima.
"Helloww, Papi ini pilot! Udah pasti Papi pintar, mungkin itu keturunan dari Mami kamu," balas Dio panjang lebar, sambil nyebut-nyebut macan yang lagi tenang menikmati film yang terputar di layar.
"Udah! Kalian ini gak bisa diem apa? Ngoceh mulu! Mami lagi nonton." gertak Mami Vino as Alica Sintia Mahendra, panggil aja Lica.
"Bukan kami yang berisik!" sentak kedua cowok itu bersamaan, dan dengan bodohnya Lica percaya begitu saja. Mungkin, otak Vino itu memang menurun dari Maminya.
"Lah? Trus yang berisik dari tadi siapa? Kok suaranya mirip kalian berdua sih?" tanya Lica heran dengan wajah bertanya-tanya.
"Mami percaya?" tanya Vino.
Lica hanya mengangguk.
Kedua cowok itu pun saling memandang, lalu mempersiapkan diri untuk lari.
Sebelum pergi dari hadapan Lica, mereka sama-sama berucap,
"kalau bukan kami, Siapa lagi? HAHAHA..."Dalam beberapa detik Lica pun tersadar.
"Astagfirullah.. Suami sama anak sama aja. Sama-sama bisa bikin darah turun." ujarnya kemudian berusaha mengejar kedua cowok itu.....................................
Keluarga MahendraKeluarga harmonis dengan sejuta kehumorisan, keluarga kaya raya namun hematnya Naudzubillah.
Dengan Kartu Keluarga yang terdaftarkan tiga nama.
Lee Donghae as Mahendra DiofandraKepala keluarga yang bucinnya tingkat akut, bekerja sebagai pilot.
Motto hidup : Selama ada cinta, hidup akan berjalan lancar. Makanya, jangan JOMBLO!#
Son Ye Jin as Alica Sintia Mahendra
Ibu dengan satu putra, yang bekerja sebagai pelukis.
Motto hidup : Hidup itu sementara. Jadi, tidak harus memiliki TUJUAN:). Simpelkan?#
Kim Mingyu as Gavino Mahendra
Anak tunggal, berpaket lengkap dari segi fisik. Namun, gagal dalam segi pemikiran. Menyandang gelar sebagai ketua Voli disalah satu sekolah yang terkenal di Indonesia. Yaitu, Yoo High School.
Motto hidup : Tidak apa-apa bodoh, yang penting. GANTENG & BERDUIT!>o<
Haii..
Salam kenal dari keluar Mahendra. Katanya harus dijawab. Cara jawabnya gimana? Cukup komentar dengan kaliamat 'salken too'. Udah, gitu aja, gampangkan?(;Jangan lupa tinggalin jejak bintangnya👌.
Tertanda,
Mrs. Byun
#0n3F0rThr33
KAMU SEDANG MEMBACA
V[I]NO
Teen Fiction#OneForThree "Ia'!" "Hmm?" "Kitakan udah pacaran nih..." "Hmm?" "Hhh-hm hh-hmm aja teruus!" "Lanjut aja sih!" "Gue punya tiga kata buat lo." "Apa?" "One For Three." "Maksudnya?" "Tiga kata untuk satu hati," "Apaan tuh?" "I LOVE YOU Threcia Joudy Co...