4. FOUR

137 25 2
                                    

Masih ada yang nunggu FF ini nggak? Aku saranin lanjut bacanya sambil denger Jaehwan pas nyanyi "Downpour" di Produce 101 ya? Biar nangis.

Hehe. Canda.

Happy reading!










Minhyun duduk dikursi yang berada disamping ranjang rumah sakit tempat Jaehwan berbaring, menggenggam tangan Jaehwan yang terhubung dengan infus sambil terus menatap Jaehwan yang masih memejamkan matanya, seakan Minhyun tidak ingin melepaskan pandangannya dari Jaehwan walau hanya satu detik.



Sampai pada akhirnya, pintu kamar rawat Jaehwan terbuka. Minhyun menoleh pada pintu itu, dan mendapati Jonghyun yang berjalan masuk ke dalam kamar rawat Jaehwan dengan ekspresi wajah yang terlihat tidak baik.

"Hyung..."

Melihat Minhyun disana, Jonghyun berusaha menutupi ekspresi sedih di wajahnya dengan senyuman yang diberikannya untuk Jonghyun.

"Hyung, maafkan aku ... karena membawa Jaehwan membolos hari ini ... Jaehwan jadi seperti ini."

Jonghyun berjalan mendekati Minhyun masih dengan senyum diwajahnya, kemudian mengusap punggung Minhyun sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak, harusnya aku berterima kasih. Kamu sudah menambah pengalaman dan kenangan indah yang memang seharusnya dilakukan anak seusianya ...  kalau saja dia tidak sakit begini..."

"Maafkan aku, Hyung. Harusnya aku mengerti setelah mengetahui penyakitnya. Harusnya aku bisa menjaganya."

"Sudah, jangan salahkan dirimu sendiri. Justru aku senang, kamu membantu Jaehwan untuk menambah kenangan menyenangkan di hidupnya."

Meskipun Jonghyun bicara begitu, tetapi Minhyun tetap terdiam. Hatinya tetap menyalahkan dirinya sendiri, karena sudah membawa Jaehwan sehingga membuat Jaehwan masuk ke rumah sakit lagi. Rasanya Minhyun ingin memukul dirinya sendiri.

"Hyung."

"Iya?"

"Apa yang dokter katakan? Bagaimana keadaan Jaehwan?"

"Aku ... juga tidak mengerti."

"Apa yang dokter katakan? Jaehwan bisa sembuh 'kan?"

Diam, Jonghyun hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Minhyun, sementara Minhyun terus menatap Jonghyun dan menunggu jawaban dari Jonghyun.

"Satu-satunya jalan hanyalah operasi, tapi ... kami belum juga menemukan pendonor yang cocok untuk Jaehwan. Lagi pula ..."

"Aku akan membantu, Hyung."

Jonghyun kembali terdiam, kali ini dengan mata melebar setelah mendengar perkataan yakin dari Minhyun. Anak kelas 2 SMA yang dengan yakin membantu keluarga Jonghyun mencari pendonor sumsum tulang belakang untuk Jaehwan. Seperti sesuatu yang tidak mungkin untuk Jonghyun. Selain itu, Jonghyun merasa ini akan percuma.

"Tidak perlu, Minhyun. Ini urusan keluarga kami. Kamu fokus saja dengan studimu ya?"

"Hyung, aku berjanji akan membantu Jaehwan. Jaehwan juga tanggung jawabku. Jaehwan ... Jaehwan ... Jaehwan pacarku."

Minhyun menggenggam tangan Jonghyun sambil menatap Jonghyun dengan tatapan yakin, yang ditanggapi dengan senyum terpksa dari Jonghyun.

'Lupakan saja, Minhyun-ah ... kemungkinan operasi akan berhasil sangat kecil. Jaehwan sudah cukup menderita sampai saat ini ...'





+++





Minhyun berjalan memasuki sebuah aula yang cukup luas. Entah apa yang terjadi sebelumnya, tiba-tiba saja Minhyun berada ditempat ini, dan melihat Jaehwan yang sedang bernyanyi sambil memainkan sebuah piano ditengah aula yang luas tersebut.



I need time, I need time

To forget it all I need time

To accept the fact that we will become just a memory

There’s so much of you in my world

So if I try to forget you

Will I really be able to?



Minhyun tersenyum lalu berjalan mendekati Jaehwan, memeluk Jaehwan dari belakang dengan sangat erat seakan takut untuk melepaskan Jaehwan.

"Kita akan terus bersama, Jaehwanie. Kita tidak akan menjadi sebuah kenangan."

"Hyung ... kenyataannya, kita tidak bisa bersama ... akuㅡ"

Minhyun menghentikan kalimat Jaehwan dengan mencium bibir manis Jaehwan.

"Aku berani menjamin kalau kita akan terus bersama, Jaehwanie..."





+++





Minhyun terbangun saat mendengar suara seseorang sedang bernyanyi sambil mengusap kepalanya. Minhyun mengangkat kepalanya, dan tersenyenyum melihat Jaehwan sedang duduk bersandar di kepala ranjang rumah sakit sambil menyanyikan lagu yang sama dengan yang Jaehwan nyanyikan di mimpinya tadi.

"Jaehwanie, kamu sudah merasa baikan?"

"Sudah merasa lebih baik dari sebelumnya."

Minhyun mengusap kepala Jaehwan dengan lembut, lalu bangkit berdiri dan berpindah posisi untuk duduk disisi ranjang yang kosong disebelah Jaehwan, dan memeluk tubuh Jaehwan dengan erat.

'Bertahanlah. Aku akan mengorbankan diriku untuk menyelamatkanmu.'








TBC

[ MINHWAN : END ] DownpourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang