Happy Reading
::::Sesampainya dirumah, seperti biasa ia disambut oleh suasana sepi yang selalu mengingatkannya pada kedua orang tuanya.
Jingga hanya bisa melamun memandangi bingkai foto yang terpampang indah dimeja.
"Sudah pulang non." Ujar Bi Iyem yang membuyarkan lamunan Jingga.
"Udah bi, ayah sama bunda udah kesini?" Tanya Jingga.
Bi Iyem sudah sangat hafal dengan kebiasaan yang tuan putrinya tanyakan ketika ia pulang dari sekolah.
Pertanyaan yang berulang-ulang setiap hari sudah menjadi pertanyaan yang pertama dan paling utama.
"Nyonya sama tuan sudah kesini dan mereka hanya menitipkan uang bulanan untuk non Jingga kepada bibi" Jelas bi Iyem.
"Hanya itu?"
"Iya non hanya itu saja." Jawab Bi Iyem.
"Yaudah bi makasih." Ujar Jingga yang seraya berdiri dari sofa yang tadi di dudukinya.
"Non mau makan?" Tanya Bi Iyem yang mencoba menahan Jingga untuk tidak berlalu dari hadapannya.
"Gak lapar bi, nanti kalau Jingga lapar pasti makan kok." Ujar Jingga sambil tersenyum.
"Non..."
"Bibi ada masalah?" Tanya Jingga untuk memastikan kalau semuanya baik-baik saja.
"Itu non tadi....."
"Tadi kenapa bi?" Ujar Jingga yang memotong pembicaraan.
Perasaan Jingga mulai tidak enak pasti telah terjadi sesuatu di rumahnya.
"Bibi cerita aja sama Jingga." Ujar Jingga yang kembali duduk.
Tadi dia siapa ya [batin Bi Iyem].
"Gak ada apa-apa, bibi cuman khawatir sama non Jingga" Ujar bi Iyem.
Jingga tahu kalau Bi Iyem sedang berbohong kepadanya.
"Bibi lihat Dia?" Tanya Jingga untuk memastikan kebenarannya.
Deg
Bi Iyem terkejut dengan perkataan tuan putrinya. Bagaimana ia bisa tahu sedangkan ia saja belum mengatakannya padanya.
"Bagaimana mungkin non bisa tahu saya kan belum bilang?" Tanya bi Iyem dengan dahi yang berkerut.
Jingga hanya menghela napasnya dengan berat, kemampuannya dalam membaca pikiran orang lain memang tiada siapapun yang tahu.
"Bisa bibi cerita sama Jingga?" Tanya Jingga yang seolah meminta penjelasan lebih.
"Jadi waktu nyonya sama tuan kesini bibi melihat seorang gadis yang berpakaian mirip dengan seragam non Jingga, berada tepat dibelakang nyonya sama tuan. Lalu ketika bibi perhatikan dengan lekat gadis itu tidak menyentuh lantai, bibi terkejut dan tubuh bibi seakan kaku hanya untuk berbicara".
"Lalu?" Tanya Jingga.
"Lalu dia menoleh pada bibi dan langsung melayang entah kemana." Jelas bi iyem dengan detail apa yang tadi ia lihat.
"Dia siapa non?" Tanya Bi Iyem.
Mungkin Bi Iyem penasaran dengan sosok Dia, namun Jingga tidak mau memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. Hanya Senja yang telah mengetahuinya.
"Mungkin pendatang baru bi." Ujar Jingga tampak acuh.
Sedangkan Bi Iyem sudah merinding dengan perkataan tuan putrinya. Walaupun ia sudah tahu kalau tuan putrinya memiliki kemampuan istimewa, tetap saja ada rasa takut dan cemas yang sering melanda perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA
Teen FictionTakdir? sebuah garis yang telah di tetapkan sebelum kita lahir di dunia di mana semua masalah akan segera di mulai. Di mana takdir seolah mempermainkan dirinya dan membuatnya menderita karena sebuah perbedaan.