Happy Reading
:::Pagi telah menjelang, suara kokokan ayam mulai saling bersahutan. Kicauan burung juga menambah suasana pagi semakin bergemuruh.
Jingga sangat menanti hari ini, hari dimana ia akan segera mengetahui informasi tentang Bintang.
"Ja, cepetan bangun!" Ujar Jingga menggoyahkan lengan Senja yang masih bergulung dalam selimut.
Tidak ada respon apapun yang diberikan Senja, karena ia merasa kesal sebuah ide terlintas begitu saja dalam benaknya.
"KEBAKARAN, KEBAKARAN!" Teriak Jingga tepat ditelinga Senja.
Bi Iyem yang mendengar terikan tuan putrinya, tergopoh-gopoh menaikai tangga.
"Tolong kebakaran, Ga bangun cepat kita harus keluar dari sini ada kebakaran. Lo denger gua kan!" Refleks Senja langsung terbangun, seketika tawa Jingga benar-benar membeludak tidak bisa tertahankan melihat respon Senja yang begitu panik.
"HAHAHAHA"
Senja menatap Jingga dengan sorot mata tajamnya, ia sangat kesal pasalnya masih pagi buta seperti ini dirinya telah dijahili oleh Jingga. Tidak habis pikir.
"JINGGA LO TA...." Ucapan Senja terpotong oleh suara ketukan pintu.
Tokk tokk tokk
Jingga melangkah menuju pintu kamar, setelah terbuka sempurna berdirilah bi Iyem dengan raut wajah khawatir.
"Non gpp kan, tadi bibi dengar terikan" Ujar bi Iyem dengan tatapan khawatir.
"Gpp bi, Jingga tuh masih pagi udah bikin heboh" Sahut Senja kesal.
Jingga hanya terkekeh kecil, Bi Iyem akhirnya bisa bernapas lega ternyata tidak terjadi apapun.
"Yasudah kalian bersiap, nanti turun bibi sudah siapkan sarapan untuk kalian" Ujar Bi Iyem seraya kembali ke dapur.
Sepeninggalan Bi Iyem, keduanya telah siap dengan seragam yang melekat pada masing-masing tubuh mereka.
"Pagi Bi" Sapa keduanya ketika telah dimeja makan.
"Pagi"
Keduanya menikmati sarapan pagi dengan suasana hening. Hanya bunyi dentingan sendok dan garpu yang memenuhi suasana ruang makan pagi ini.
"Kita pamit berangkat dulu Bi, assalamualaikum" Pamit Senja setelah menghabiskan sarapannya.
"Waalaikumussalam"
"Ayo Ga" Ajak Senja seraya berdiri dan menarik Jingga hingga keluar pagar.
"Gausah tarik-tarik kan bisa" Keluh Jingga.
Senja hanya mendengus kesal, mereka menaiki bus menuju sekolah.
Setelah berdesak-desakan dalam Bus, akhirnya Senja dapat meraup seluruh oksigen setelah turun di halte dekat sekolahnya.
"Lo gak pengap desak-desakan kaya gitu?" Tanya Senja seraya berjalan menuju gerbang sekolah.
"Udah biasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA
Teen FictionTakdir? sebuah garis yang telah di tetapkan sebelum kita lahir di dunia di mana semua masalah akan segera di mulai. Di mana takdir seolah mempermainkan dirinya dan membuatnya menderita karena sebuah perbedaan.