G.I.N.O -04-

10 3 0
                                    

Selamat Membaca 💌
.
.

"Ok..ok kita buat kesepakatan saja. Jika kalian menang dan berhasil mengalahkan monster itu kalian mendapat 7800 Poin untuk seorang itupun jika kalian tak mati."

"Kalau kite-kite kalah begimane bang?" Randy Bertanya

"Tentunya nyawa jadi taruhan."

"Baiklah kita sambut 5 ksatria baja hitam! Berikan tepuk tangan yang meriah!"

"Sempak hitam kali bang" Timbal Wendy .

"Cepatlah anak-anak. Sudah tak ada waktu untuk berunding lagi. Ambil beberapa senjata ini. Semoga beruntung!" Si Pria kini menuju gerbang utama Arena.

"Sial, mana gw gak bisa pukul-pukulan lagi. Liat kecoa aja gw langsung kayang." Gumam Randy.

"Gue ambil pedang sama ini Panci dah." Siel nampak bingung memberi nama alat pelindung yang menurutnya mirip panci.

"Ai golok teh dimana nyak?" Andra sempat kebingungan. Ia mengingat perkataan ayahnya, bahwa dulu para sesepuh mereka saat bertarung menggunakan golok.

Apa itu hoax?

"Ok demi bisa makan enak, Kita harus kerahin seluruh kekuatan kita." Wendy berujar.

"Gw ada siasat." Oca langsung saja membisikkan siasat nya pada kawan-kawannya.

"Ok!" Semua berkata kompak.

...

"Disebelah kiri saya, Juara ONg Aren'a berturut-turut selama 7 tahun! Kita Sambut ODISTA." Sang MC tampak bersemangat di pertandingan kali ini.

"Odista!"

"Odista!"

Teriakkan ricuh dari para penonton sekaligus penggemar si Hulk itu.

Odista, raksasa berukuran sekitar 4 Meter. Sekujur tubuh nya ditumbuhi bulu halus yang sangat lebat, matanya merah, dan tanduk nya yang sangat kuat. Mungkin lebih mirip Hewan Mitologi setengah Kambing setengah manusia.

"Dan disebelah kanan saya, seperti biasa 5 Penantang dengan Gagah dan penuh keberanian! Kita sambut ThE EARTH PLAN'eit" Sang MC tampak menunjuk 5 sekawanan itu.

"Berani..Berani palamu botak, ngompol iya" batin Randy

Hening

Tak ada satupun pendukung, bahkan tak ada satupun yang menyoraki. Lagi pula, siapa yang mau kenal Para Remaja yang tampang nya mirip gelandangan?

"Anjir malu gue, masa gaada yang nyorakin kita?" Siel berujar pada ke-4 temannya.

"Yaudah atuh a' yang penting kan kita teh selamat." Andra menjawab.

"Semuanya!, ini kita punya alat komunikasi jadi kalo ada apa-apa gausah teriak-teriak ok!" Sepertinya hanya Oca yang sampai sini masih waras.

4 pemuda itu baru menyadari terdapat sepasang alat semacam Earphone Jabra Elite 45E yang langsung menghubung kan mereka berlima.

"Tanpa berlama-lama, kita mulai pertandingan babak pertama. KRINGG." Suara bel yang memekkakan telinga terdengar diakhir kaliamat Sang MC.

"Ok semua nya rencana A!" Oca memberi komando sambil memegang alat komunikasi nya. Ia segera berlari diikutin kawan-kawannya.

Mula-mula mereka mengepung Odista. Dan aksi mereka mengundang tawa Odista sendiri.

"Hahahah Bodoh." Suaranya menggema.

"Sekarang serang bersamaan!" Oca langsung saja menembakkan laser nya pada wajah Odista.

Diikuti Siel yang menusuk punggung Odista, Andra meninju kaki Odista dengan sarung tangan ajaibnya, Wendy melayangkan serangan Cambuk Listrik nya.

Randy? Sedang mengompol dipojokkan.

Dengan 1 Hentakkan Odista menepis semua manusia bodoh itu.

"Hahahahah sampai kapanpun Odista tak dapat Dikalahkan! Odista Abadi!" sang Raksasa kini berbangga diri.

Oca Terhempas jauh, Tubuh nya menabrak dinding Arena. Dan ya, dia pingsan untuk sementara waktu.

Siel tak menyerah ia beringsut dari jatuhnya dan membalas perbuatan Odista. Ia melompat setinggi mungkin dan menusuk Leher Belakang Odista. Odista yang menyadari itu sedikit menggeram, ia mencabut pedang Siel dan menghempas keduanya hingga terbentur Pagar Arena, Siel terjatuh diantara para penonton.

Andra yang menyadari hal itu langsung saja berlari secepat mungkin dan meninju wajah Odista. Hal yang sama terjadi, lagi-lagi Odista menghempas Tubuh Andra ke Gerbang 3 Arena hingga gerbang yang terbuat dari kayu itu hancur berkeping-keping.

"Randy, gagang sapu! Lo bantuin dong bukan cuma nonton!"

"Gw takut Wen, gw trauma."

"Ish, ok..ok kalau lo mau korbanin temen lo sendiri!"

Randy sedikit tersentak akan kalimat terakhir yang Wendy Ucapkan.

Wendy mengerahkan seluruh tenaga nya dan melawan Odista denga Cambuk Listrik nya. Sayang nya Odista hanya merasakkan rasa menggelitik di pinggangnya.

Hal yang lebih kejam terjadi, Odista kini menendang Tubuh Wendy hingga terpental menuju langit-langit Arena yang dialiri tegangan listrik berkekuatan tinggi. Sengaja dipasang agar penantang tak melarikan diri.

"Hei cewek bodoh! Itu baru yang namanya Sengatan Listrik! Hahahahah"

"Baiklah babak 1 akan berakhir dalam 10 , 9 , 8 , 7 , 6 , 5 , 4 , 3 , 2 , 1!"

"Skors sementara, 1-0 !"

"Berikkan tepuk tangan yang meriah!" Kalimat MC mengundang banyak tepukkan dan sorakkan dari para penonton.

Oca terbangun sambil memegangi kepalanya yang pening, ia melihat Layar hologram yang terpampang jelas di dinding Arena.

" P for Punten, woy saurrr!! Bangun lo pada kita dapet istirahat 20 menit. Kyknya bakal dikasi makanan deh." sepertinya tawaran Oca bekerja. Mendengar kata makanan, ke-4 pemuda itu langsung saja lari menuju Oca.

Terlebih Randy, ia yang paling cepat. Karena tidak terluka sama sekali mungkin.

...

"Kita harus susun Rencana lagi dah." Wendy memberi usul.

"Mbwetul ntuwh, Twaphi Gwhe Gwmawu ikuwt ikuwtawn yha." (Betul tuh , Tapi Gwe gamau ikut-ikutan ya)
Randy melahap sosis bakar nya terburu- buru, Maklum Belum makan dari tadi pagi.

"Setidaknya lo telen dulu tuh sisos nya." Oca juga ikut melahap setelah menegur Randy.

"Gw Punya siasat, Gw tau kelemahan si om Okista."

"Odista,Siel" ralat Wendy.

"Ya itu lah pokoknya mah, kalo aja kalian liat Om Odista langsung berubah Ekspresi kan waktu gw tancepin pedang Gw ke leher belakangny, Sedang kan kalian nyerang dada, perut,pundak lutut kaki lutut kaki, eh salah server."

"Ulang, bahkan kalian nyerang segala sampe anunya sekali pun gak mempan kan?" Siel menghembuskan nafas berat.

"Anu apaan tuch??" Randy dengan muka yang meniru emot menyebalkan.

"Positip tingking aja, mungkin anu nya dimaksud a'a Siel itu Kaki" Andra cukup waras.

"Atasan dikit kali" Wendy menelan makanannya.

"Ketengah dikit lagi." Randy melahap Roti bakar untuk ke sekian kalinya.

"Lo pada mikir Apa sih?! Udah-udah."
Oca mulai serius.

"Siel, Pasti lo mau bilang kalo kelemahan nya leher belakang kan?" Oca bertanya lagi.

"Iya, gw punya rencana. Jadi-"

...

TBC





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Game is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang