G.I.N.O -01-

10 3 0
                                    

Selamat membaca 💌
.
.

"Bang mau itu." Rara -adik Siel- menunjuk pada sebuah permainan Jadul dengan warna yang mencolok. Aneh memang, yang Siel tau dijaman modern ini sudah jarang menemukan mainan jadul itu.

 Aneh memang, yang Siel tau dijaman modern ini sudah jarang menemukan mainan jadul itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara terus merengek, apa boleh buat? Jam sudah menunjukan pukul setengah 12 malam. Ya, Rara sengaja kabur dari rumahnya karena kesal orang tuanya lebih mementingkan pekerjaan mereka. Siel butuh waktu sekitar 5 jam membujuk adik satu-satunya itu.

"Ra, itukan mainan cowok. Knp kamu ga beli semacam Boneka beruang atau  berbi gitu?" Siel bertanya pada adiknya.

"Tapi bang , Lala kan belum punya mainan itu, Mainan Belbi lala udh ada hampil se lemali." Bocah berusia 6 tahun itu terus membujuk kakak laki-lakinya.

"Besok lagi ya Ra, tokonya pasti udh tutup." Siel terus membujuk Rara.

"Aaahh..abangg.." Rara menarik-narik tangan kakaknya .

"Tokonya masih buka adik-adik." Seorang pria tua keluar dari toko nya. Dengan senyum menyeramkan.

"Pa..pak apaa masih..." Siel sedikit gugup, ya dia belum pernah melihat senyum seseram itu.

"Game ini bapak beri gratis nak." Siel tak menyangka, bapak itu baik.

"Ah, gak pak. Saya beli aja ya. Berapa pak? "

"Ambil ini." Bapak itu langsung masuk ke dalam tokonya. Siel hanya bisa terdiam.

Bapak Yang Aneh.

...

"Ra, kayaknya sapu tangan abang ketinggalan ditoko tadi deh. " Siel mengerem motornya dan segera berbalik arah. Terkadang dia berpikir, Untuk apa berbicara dengan orang yang tertidur?

Siel meneguk salivanya, Dimana toko tadi? Sudah jelas, Jl. Cempaka 07 tepat di belakang lampu yang redup toko itu berada. Dan kini hanya tersisa, kursi taman yang sedang ditiduri gelandangan.

Toko itu menghilang!

"Gw kek nya kurang RAqua. Gw udh ngantuk, gw ngantuk, gamungkin jelas-jelas tu toko mainan ada disini. " Siel bergegas kembali ke rumahnya.

"Sebentar lagi mulai,nak"

Siel semakin merinding, ia menambah kecepatan motornya. Siapa yang berbisik tadi?

...

"Abanggggggggg.." Rara menggoyangkan lengan Siel yang sedang membereskan kamarnya.

"Apa dek?"Siel tak mengalihkan pandangannya dari rak buku miliknya.

"Game nya susah bang, abang coba mainin deh.  Lala mandi dulu kata bi Imah."

"Iya nanti ya tanggung ni lagi beresin-" Rara tak mempedulikan omongan kakaknya dan langsung berlari kearah kamar Mandi.

15 menit

"Udh lama gak mainin game ini, dulu gw maksa sampe ngancem papa bakal loncat dari pohon toge kalo gak di beliin mainan ini." Siel bernostalgia.

Baru saja memencet tombolnya, Sebuah lubang hitam menarik Siel ke dimensi lain.

Kena kamu!

TBC

Game is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang