prolog

571 167 85
                                    


Sebelum baca jangan lupa vote and comment nya  yaaa

Happy reading guys😊

🍁🍁🍁

Goresan demi goresan kembali gadis itu torehkan ke pergelangan tangannya, ia sudah tak merasakan sakit lagi karna ia selalu merasa bahwa luka yang disebabkan oleh goresan itu tak seberapa dengan sakit hati, traumanya dan segala hal yang pernah ia alami

Senjia Asmaraloka namanya. Gadis dengan sejuta rahasia dan kesakitan luka yang dibombardir pilu,  selalu melampiaskan lukanya melalui goresan goresan benda tajam yang iya torehkan disekujur tubuhnya.

Ntah lah ia selalu merasa lebih tenang sesudah menorehkan goresan goresan itu dan melihat tetesan darah segar yang mengalir dari lukanya, akan tetapi tak jarang pula ia menagisinya bukan karena sakit karna torehan bendah tersebut. Melainkam karna ia mengingat sudah hilangnnya sang penyemangat hidupnya

"Hiks hiks, bahkan sekarang benar benar gak ada lagi yang peduli dengan hidup gadis bodoh seperti ku ini!!!" Senjia berucap seraya memukul mukul dadanya pilu.

Selalu saja begini  gadis bernama senjia itu akan menagis melihat betapa menyedihkan dirinya dengan goresan goresan luka yang berlumuran darah segar dipergelangan tanganya

"BUNDA, Jia ingin bersama bunda!!!, Jia rindu, bunda tolong Jia, bawa jia dari dunia yang kejam yang penuh dengan tipu daya ini. Jia nggak punya siapa siapa disini bundaaa." Begitulah  isakan isakan yang penuh kepiluan yang kerap kali senjia ucap kan kala ia selesai melukai tubuhnya.

Senjia bukan lah gadis bodoh yang rela meluakai tubuhnya sendiri. Tapi keadaan lah yang memaksanya melakukan itu  juga beserta kenagan - kenangan kelam lengkap dengan kepahitan dan kepiluannya yang selalu menghantuinya hingga saat ini.

Rumah yang ditempatinya saat ini adalah saksi bisu atas kepahitan dan kepiluan yang senjia alami baik dulu hingga sekarang, Gadis SMA yang telah ditinggal mati oleh ibundanya, sang malaikat pelindung bagi senjiaa

"Tuhann. Tolong hadirkan seseorang yang akan menjadi lenteraku didunia yang kelam ini, yang bisa menerangi kekelaman kehidupan ku. Aku tahu Tuhan KAU adil. Jadi kumohon hadirkan ia  karna aku tak akan sanggup seperti ini untuk waktu yang lama" ucapan ucapan pilu kembali terdengar dari mulut mungil senjia hingga ia terlelap dalam tidurnya dengan darah yang sudah mengering diperdelangan tangannya.

Terkadang mudah bagi mereka untuk melupakan masa lalu tapi bagi ku itu adalah hal yang paling sulit untuk dilupakan apalagi jika itu adalah kengan kenagan kelam
-senjia

________________________________________________


" ckck ada yah gadis bodoh kek dia. Sok merasa paling tersakiti padahal banyak yang lebih dari dia tuh cobaan nya" pria itu bermonolog kala melihat tayangan sinetron di televisinya.

Hagenta Baswara namanya pria yang kerap dipanggil genta. Ia adalah pria dengan tubuh jangkung dan tampang yang lumayan bahkan sangat lumayan bagi segelintir gadis gadis di sekolahnya.

Ia adalah tipe pria yang akan  merasa jengkel dengan orang orang yang selalu mengeluh akan kepahitan yang orang itu alami dan bahkan kerap ingin membunuh dirinya sendiri. Karena genta sendiri di didik menjadi orang yang tegar oleh sang guru yang tak lain dan tak bukan adalah luka masa lalu Nya

Bukan umur yang menentukan seseorang itu telah dewasa tapi perilakunya dan pola fikir orang itu yang menentukan ia telah dewasa atau tidak

Seperti Gue yang menjadi dewasa karna terbiasa terluka yang dibombardir pilu.

-Hagenta Baswara


🍁🍁🍁

Akhirnya kebuat juga prolognya
Setelah sekian lama berandai anadai  ya walaupun  pendek dan rada rada aneh maklum lah ini cerita pertama yang aku publish😅😅😅

Gimana kelanjutannya ditunggu aja ya updatean selanjutnya see you guys

M
A
K
A
S
I
H

Udah membaca cerita aku😄

Jangan lupa kasih saran ya guys  dan kalau ada kekurangan juga mohon dimaaf kan☺

Karna tak ada manusia yang sempurna
dan luput dari kesalahan.

Karna sesungguhnya kesalahan adalah guru yang bisa mengajarkan kita agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya
-yuni septia r.tj🐾

Lentera SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang