six

3 0 0
                                    

"Lu tau cewe itu ngga ndo? Dia manis banget bener dah, gue pengen kenal sama dia. Lu tau ngga? atau barangkali lu pernah liat cewe kaya gitu disekolah ini?" tanya Alby.

Dalam hati, Endo mengatakan "Gue tau banget dia by, bahkan gue sekarang ada didepan kelas ini juga karna dia. Tapi maaf gue ngga bisa ngasih tau ke lu sekarang."

################################################################################

Alena yang masih merasa lelah, karena mencoba melarikan diri padahal tidak ada yang mengejarnya (kaya authornya nih, suka halu:v). Alena sekarang memilih untuk duduk dan mencoba mentralkan segala hal aneh yang ada ditubuhnya.

"Aneh bgt gue, orang dia ngapain-ngapain juga kagak kok gue dah kayak terbang gini. Udah deh al, lu tuh siap? sadar diri napa? mana mungkin orang se-perfect Alby mau sama orang kaya lu. Bangun dari mimpi deh buruan, sebelum semuanya jadi nyata dan lebih menyakitkan."  Ucap Alena sendiri dalam hati. 

Alena memilih untuk mengambil minum di tas nya, meminumnya sedikit demi sedikit. Mencoba menenangkan hatinya dan degupan jantungnya yang sangat tidak waras kali ini. Berulang kali Alena menaruh tanganya di depan dada. Menganggap bahwa yang dilakukanya dapat membuat hatinya lebih baikan. Padahal kenyataanya? masih sama saja.

Alena mencari cara lain lagi, ia mencoba untuk menarik nafasnya pelan-pelan lalu membuangnya dengan pelan juga. Ternyata cara ini efektif, membuat Alena merasa sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Setelah berhasil membuat dirinya kembali normal dia baru sadar, kalau ia meninggalkan kertas yang sudah ia tulis di perpustakaan.

"Aduh gimana ini? pake acara ketinggalan lagi." Ucap lirih Alena.

Alena membuat dirinya tidak lebih baik lagi. Hatinya mulai tak tenang lagi, pun degup jantungnya tidak beraturan lagi. Alena takut kalau saja kertasnya diambil oleh Alby. Apalagi ia teringat bahwa ia menulis sesuatu yang bisa saja membuat persembunyianya selama ini akan tertangkap basah.

Akhirnya, Alena memutuskan untuk kembali ke perpustakaan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Endo yang masih terkejut dengan hadirnya Alena dan juga pertanyaan yang dilontarkan oleh Alby membuatnya bicara sendiri dalam hati dan melamun.

Alby yang melihat tingkah aneh Endo langsung saja menepuk bahu Endo dengan keras,

"Aw, apaan sih?" respon Endo dengan muka menahan sakit karena pukulan Alby.

"Lu dengerin gue ngomong dari tadi nggak?" tanya Alby.

"Eh, iya denger kok." jawab Endo gugup.

"Apa?" tegas Alby

"Anu, itu anu. Cewe yang lu temui di perpustakaan kan?" jawab Endo.

"Maaf, gue ngga tau cewe itu by" jawab Endo ragu, karena dia telah berbohong.

"Yah, ntar kalo lu tau cewe yang udah gue sebutin ciri-cirinya tadi langsung kasih tau gue ya?" pinta Alby tanpa ada kecurigaan sedikitpun kepada Endo.

"Oke by." jawab Endo ragu.

Entah kenapa, Alby penasaran dengan kelas yang ada didepanya kini. Alby merasa kalau saja cewe itu ada dikelas ini. Alby mencoba untuk masuk ke kelas. Namun, baru saja Alby menengok kebelakang tiba-tiba saja Endo langsung memanggilnya.

"By, Alby." panggil Endo ke Alby.

Mau tidak mau Alby membalikan badanya lagi, ia heran kenapa Endo memanggilnya begitu keras padahal jarak mereka sangat dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALEBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang