Satu

4.8K 341 17
                                    

Iqbaal mengusap rambut Viona dengan lembut, pria itu sangat menyayangi gadis yang ada di hadapannya ini. Iqbaal tidak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh Viona, karena Viona adalah miliknya. Hanya miliknya.






"Ah! Otak gue tuh lagi kenapa sih?!"

"Marah-marah aja lo, nih minum dulu."

(Namakamu), gadis yang mengumpat tadi menerima minuman yang sudah dibawakan oleh temannya.

Ayunda (namakamu) Larasati

"Ada masalah lagi?" Tanya Bianca, satu-satunya teman perempuan yang (namakamu) punya

"Lo baca deh, menurut lo gue harus gimana lagi sama alur ceritanya? Gue udah gak bisa mikir, tapi gue udah di tagih sama editor." Ucap (namakamu) pasrah, ia menggeser laptop yang sedang menyala itu

Bianca yang memang sudah terbiasa langsung membaca ketikan yang (namakamu) buat di dalam laptop itu

Ya, profesi (namakamu) adalah sebagai penulis novel. Novel nya sudah banyak di jual di seluruh Negeri ini, hampir semua kalangan menyukai novel yang ia buat. Karena memang sebagus itu karangan cerita yang gadis itu buat

"Mungkin lo bisa kasih konflik?" Saran Bianca

(Namakamu) menghela napas kasar, "konflik orang pacaran tuh apa aja sih?"

Bianca tertawa mendengar ucapan (namakamu) sedangkan yang ditertawakan hanya menatap Bianca dengan malas. "Gak usah ketawa!"

"Makanya jangan jomblo terus! Lo tuh kelamaan jomblo makanya konflik hubungan aja gak tau? Hahahaha"

"Emang nya harus ya? Gak ada hubungannya buat novel sama pacaran tau!" Ucap (namakamu) kesal

"Siapa tau lo bisa punya ide cerita baru? Selama ini kan cerita yang lo buat selalu tentang keluarga atau tentang pertemanan, baru novel yang kemarin terbit aja kan tentang percintaan? Dan novel yang lo buat sekarang juga tentang percintaan, tapi lo malah jadi bingung sendiri," ucap Bianca

Memang benar apa yang diucapkan oleh Bianca, singkatnya (namakamu) tidak terlalu pintar dalam masalah percintaan. Itu adalah alasan paling kuat kenapa semua novel yang (namakamu) buat selalu bertema keluarga ataupun pertemanan

"Bi, males ah!" (Namakamu) mengerucutkan bibirnya kemudian ia melipat kedua tangannya di atas meja dan meletakkan kepalanya disana

(Namakamu) lelah

"Yooooo! Hello girls!"

(Namakamu) menghela napas, "makin ancur."

"Miko bisa gak sih gak usah berisik gitu?! Lo gak liat (namakamu) lagi pusing? Sekali-kali kalem kek kayak Dewa!" Omel Bianca pada laki-laki yang menyapa mereka dengan bising tadi

Miko dan Dewa. Mereka adalah sahabat (namakamu) juga, mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Dewa si pria pendiam namun penuh kejutan dan Miko si pria bising yang haus akan keributan

"Ayang beb pusing? Udah minum obat? Atau mau ke rumah sakit?" Tanya Miko sambil menatap (namakamu) yang masih menidurkan kepalanya di atas meja

"Miko!"

"Apasih Bianca? Mau disayang sayang juga?" Tanya Miko

Bianca memutar bola matanya malas, ia melirik ke arah Dewa yang sibuk menatap (namakamu)

"Duduk deh lo berdua," suruh Bianca, Miko dan Dewa akhirnya duduk. Dewa berada di samping Bianca dan berhadapan dengan (namakamu) sedangkan Miko duduk di samping (namakamu) dan berhadapan dengan Bianca

"Jadi, ayang beb gue kenapa nih?" Tanya Miko

"Miko bisa diem gak? Gue jahit ya mulut lo!" Ancam Bianca

"Bi kamu kenapa sih? Sensi banget sama orang ganteng," ucap Miko dengan nada sedih dan itu sukses membuat Bianca ingin memuntahkan isi perutnya

"(Namakamu)," panggil Dewa

"Hm,"

"Apa yang sulit? Sini gue bantu," ucap Dewa

"Nah gitu dong kayak Dewa! Lo mah apaan gak berguna banget!" Ucap Bianca sambil menatap Miko malas

(Namakamu) akhirnya mengangkat kepalanya dan duduk tegak seperti semula, ia menghela napas kasar nya kemudian menatap Dewa dengan tatapan memohon

"Dewa, gue mohon ya kali ini aja tunda dulu buat novel gue. Gue beneran lagi gak punya ide apapun, gue gak bisa ngelanjutin cerita nya kalo dipaksa kayak gini," ucap (namakamu) memohon

Dewa adalah pemilik dari Penerbit buku tempat (namakamu) bekerja sekarang, Miko adalah seorang editor yang juga bekerja di tempat Dewa sedangkan Bianca adalah seorang model

"Iya boleh," bukan Dewa yang menjawab melainkan Miko

"Kok lo yang jawab?!" Tanya (namakamu)

"Jawaban Dewa udah pasti kayak gitu, Dewa kan selalu meng-iya kan apa kata lo. Iya gak Wa?" Ucap Miko sambil tersenyum ke arah Dewa

Dewa terkekeh kecil kemudian ia mengangguk, "iya boleh,"

"Tuh kan!!" Pekik Miko

"Miko! Malu tau kita diliatin sama orang-orang!" Desis Bianca sambil melirik ke arah samping mereka, ada beberapa pengunjung yang melirik ke arah mereka dengan tatapan bingung

Miko hanya memamerkan jejeran giginya, sedangkan (namakamu) tersenyum manis sambil bernapas lega. Ia menatap Dewa dengan tatapan terimakasih nya

"Huhu Dewa baik banget, makasih ya Dewa! (Namakamu) janji bakal nyelesain ceritanya dengan ending yang bagus!" Ucap (namakamu) sambil tersenyum manis

Dewa mengangguk sambil tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap rambut (namakamu)

Dewa memang selalu menjadi Dewa penyelamat untuk (namakamu)

𝑀𝑦 𝑃𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑖𝑣𝑒 𝐵𝑜𝑦𝑓𝑟𝑖𝑒𝑛𝑑 ☽

(Namakamu) meletakkan laptop nya di atas meja belajar yang ada di dalam kamarnya, setelah hampir seharian berada di cafe untuk menuntaskan cerita yang ia buat akhirnya ia bertemu dengan kasur kesayangannya

"Astaga, bisa-bisa nya gue berpikir buat keluar dari zona nyaman gue? Kalo tau kayak gini gue gak akan pernah mau keluar dari zona nyaman," gumam (namakamu) sambil merebahkan badannya di atas kasur kesayangannya

(Namakamu) memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya ia bangun untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah mandi dan sudah menggunakan baju untuk tidur (namakamu) malah pergi menuju meja belajarnya, ia membuka kembali laptop nya setelah itu mencari file cerita yang sedang ia buat

"Ayo (namakamu), lo pasti bisa! Jangan buat Dewa kecewa sama lo!" Ucap (namakamu) menyemangati dirinya sendiri

(Namakamu) menghela napas kemudian menegakkan badannya sambil menatap serius ke arah layar laptop yang ada di depannya, belum sempat sama sekali mengetik apapun (namakamu) sudah berteriak kesal

"Huaaaaa! Pusing!!"

(Namakamu) meletakkan kepalanya di atas meja belajar sambil mengerucutkan bibir nya, gadis itu ingin sekali beristirahat dengan nyaman tanpa memikirkan apapun. Sampai akhirnya (namakamu) tertidur dengan posisi duduk di kursi meja belajar, kepalanya berada di atas meja belajar dan dengan laptop yang menyala

𝑀𝑦 𝑃𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑖𝑣𝑒 𝐵𝑜𝑦𝑓𝑟𝑖𝑒𝑛𝑑 ☽

Awokawokawok

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang