Blood lust

205 19 4
                                    

"Jangan pulang dulu!" Pinta Hangyul dengan suara lantang kepada Song Hyeongjun, hanya beberapa detik setelah seongsaengnim keluar dari ruangan kelas. Seluruh mata otomatis langsung tertuju kepada Hangyul dan Hyeongjun, penasaran dan ingin tahu.

"Yang lainnya keluar! Nggak ada yang boleh tinggal di kelas!" Pinta Hangyul lagi, yang mana langsung dituruti oleh seluruh teman-teman sekelasnya yang lain.

Di samping Hangyul, Song Hyeongjun menelan ludahnya. Dengan bingung remaja berambut ikal tersebut menatap satu persatu kawan-kawan sekelasnya terburu-buru meninggalkan mereka berdua. Seolah ada sesuatu yang membuat mereka takut dan tunduk atas perintah teman sebangkunya itu.

"Ke... kenapa? Ada apa?" Tanya Hyeongjun takut-takut. Ia lalu mencoba mengingat-ingat apa yang telah ia perbuat hingga membuat teman sebangkunya itu memintanya untuk tinggal di kelas berdua, seperti sekarang ini.

Alih-alih menjawab, lelaki berambut pirang itu malah mendekati Hyeongjun dan menatap matanya lekat-lekat. Sangat dekat, hingga ujung sepatu mereka bersentuhan. Hyeongjun bahkan dapat melihat dengan jelas wajah pucat serta iris mata Hangyul yang berwarna, eh? Keemasan? Tunggu dulu. Jangan-jangan Hangyul adalah...

"Tadi ngerasa nggak?" Tanya Hangyul tiba-tiba, membubarkan semua pikirannya.

"Hah? Kerasa apa?" Tanya Hyeongjun tak paham. Matanya yang besar semakin membulat karena bingung dengan pertanyaan dari Hangyul.

"The sparks. Waktu lo pegang tangan gue tadi, ngerasa ada getaran nggak?"

Dahi Hyeongjun langsung mengernyit.

Sparks apaan sih?! Getaran apa?!

Kali ini Song Hyeongjun tidak mau dipermainkan. Sparks my ass! Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore lewat, ia sudah lelah, ia hanya ingin pulang ke rumah dan istirahat! Bukannya ditahan-tahan oleh tukang bully seperti Hangyul begini!

"Hangyul udah deh, aku mau pulang. Udah sore juga!" Respons Hyeongjun sambil mendorong bahu Hangyul agar tak menutupi jalan keluarnya.

Tapi bukannya menjauh, lelaki itu tidak bergerak sedikitpun dan malah menangkap tangan yang mencoba untuk mendorong bahunya.

Dengan kasar Lee Hangyul menarik tangan Hyeongjun, lalu mendorongnya sedikit ke arah meja, membuat tubuh remaja berambut ikal tersebut menubruk badan Hangyul sekaligus terjebak di antara meja serta tubuh besarnya.

Hyeongjun meringis, dilihatnya telapak tangannya yang kini memiliki luka sayatan tipis dan agak panjang. Ternyata barusan ia tergores paku yang menyembul di meja belajar.

Seperti teringat akan sesuatu, remaja itu langsung panik. Apalagi saat melihat iris mata Hangyul yang berwarna keemasan, tiba-tiba terlihat berkabut.

Yup, Fix. Lee Hangyul adalah seorang Vampire.

Hyeongjun mengutuk dirinya sendiri yang mengendurkan penjagaannya. Ia sama sekali tak menyangka akan memiliki teman sebangku yang ternyata adalah seorang vampire.

Dan lebih sialnya lagi, ia juga tahu bahwa kini Hangyul tengah dilanda blood lust gara-gara luka kecil di tangannya.

Dengan sekuat tenaga Hyeongjun mencoba untuk mendorong Hangyul kuat-kuat agar menjauh dari dirinya. Tapi, tampaknya fisik Hangyul terlampau kuat untuk Hyeongjun. Maka begitu kedua tangan Hyeongjun tertangkap oleh kedua tangan Hangyul, skak mat sudah untuk dirinya.

"Jangan macam-macam! I'm a Song Hunter! If you hurt me, my family is going to kill you!" Ancam Hyeongjun pada Vampire remaja yang pandangannya kini terlihat berkabut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Heart (Lee Hangyul/Song Hyeongjun, Song Yuvin/Kim Yohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang