𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘪𝘧 𝘐'𝘮 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘐 𝘥𝘰𝘯'𝘵 𝘸𝘢𝘯𝘵 𝘢𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥?
(falling - harry styles)
-
Mentari yang bersinar cerah kala itu merupakan hal kedua yang terindah setelah bersama dengan [Name] di sebuah taman kota yang sepi. Dengan adanya mentari yang terus menyerang tanpa begitu terik, membuat segala aktivitas lancar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Katsuki merasa, inilah waktunya.
Namun sejujurnya, Katsuki tidak pernah tau alasannya---maksudnya, waktu untuk apa?
"Kenapa menatapku lama begitu? Ada kumbang di pipiku?" Gadis itu tertawa. Sangat lepas, seperti segala perasaan membebankan itu lepas begitu saja dari pundaknya. Setiap tawa menyatakan perasaan tulus yang begitu... menular. Katsuki tidak paham. Dia tidak paham tentang bagaimana cara mendeskripsikan hal yang sangat hangat. Seperti terik mentari yang sesuai bagi Katsuki untuk melihat seluruh wajah gadis yang telah menjadi sahabatnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
"Mati sana! Kenapa aku harus menatap muka jelek sepertimu?" Dia memalingkan wajah. Kalap setelah objek yang dia tatap mulai memfokuskan atensinya kepada pria dengan seribu ejekan kasar sebagai alasan segala perbuatannya. Katsuki dapat merasakan kekehan gadis itu menggapai gendang telinganya. "Tidak usah tertawa, bodoh! Kau kira fakta bahwa kau buruk rupa itu lucu?! Aneh."
[Name] itu indah. Ada sebuah kasta yang Katsuki percaya untuk mendeskripsikan wajah dan sikap seorang [Name]---yang lebih tinggi daripada kata indah. Kalau menyuruh mendeskripsikannya dengan kata cantik malah merupakan sebuah penghinaan. [Name] seribu kali lebih tinggi daripada kata rendah seperti itu.
"Kau sendiri yang menatapku selama lima belas menit! Bagaimana, sih!" [Name] menghela napasnya panjang. "Omong-omong, beberapa hari lagi kita akan segera lulus, kan? Bagaimana persiapanmu?"
"Haa?" Katsuki masih terlalu fokus kepada pemikirannya sendiri sampai-sampai ucapan [Name] tidak dapat digapainya.
"Big three seperti kalian---Izuku, Shouto, dan kau---akan memberikan acara sambutan atau apalah itu, bukan? Kau pasti sudah mendapat penjelasannya. Jadi bagaimana?"
"Oh itu." Katsuki kembali menatap langit yang luas. Seluas lingkup perasaan yang belum pernah ia jamahi. "Peduli setan tentang acara penyambutan and shit. Palingan aku minta si Deku-sial itu. Atau tidak usah buat sama sekali."
Tangan itu terjulur untuk mengacak-acak rambut spiky pria dengan perasaan marah yang cepat membara. Lalu dengan halus dan cepat, Katsuki menyingkirkan tangan tersebut selagi menggerutu tentang "Apa, sih? Mau kupatahkan tanganmu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 ᎒ 𝖻. 𝗄𝖺𝗍𝗌𝗎𝗄𝗂
Fanfic[a story about doubtful feeling] ❝it was the time when Katsuki realized, he was falling out love.❞ ©bakiugou ©Kosei Horikoshi 2020