Pagi yang indah, dengan udara yang sejuk menemani seorang gadis SMA yang kini sedang menyesap teh kesukaannya.
Kicauan burung menjadi nyanyian favoritnya setiap pagi. Pepohonan rindang dengan berbagai hewan menjadi pemandangan menyejukan setiap hari. Tak pernah ia merasa bosan ditempat ini, semua beban dan rasa lelah dalam kehidupannya seketika sirna tak berbekas, inilah alasan mengapa ia sangat menyukai tempat ini, tempat tidur kesayangannya, istana dalam kehidupannya, jika banyak yang mengatakan bahwa rumahku istanaku, hal itu tak berlaku untuk dirinya, menurutnya istananya adalah kamarnya, kamar pribadinya. Di kamarnya ia bebas tak ada yang dapat mengganggunya. Ia dapat berbuat apa saja bagai ratu dalam istana.
"Dira" suara wanita separuh baya menyadarkannya dari lumunan indahnya
"Iya bu" jawab gadis yang bernama dira itu.
Dira adalah gadis manis dengan gigi gingsul serta kulit putih dan janganlah lupa dengan mata coklat yang menambah kecantikannya, gadis kalem yang sebenernya sangat barbar ketika disekolahnya itu.
"Besok lusa kita pindah ke Jakarta ya nak, bapak kamu dipindah tugaskan disana" kata ibu itu sambil mengelus rambut putrinya itu
"Dira disini aja ya buk, dira gak mau ke Jakarta" kata dira
"Loh kok gitu?" tanya ibunya dira
"Jakarta beda buk, gak enak disana, enakan disini adem disana panas" kata dira menjelaskan alasannya kepada sang ibu tercinta
"Gini aja ya, kamu pindah dulu ke Jakarta kalo semisal kamu tidak betah dalam jangka waktu 3 bulan kamu boleh balik lagi kesini, bagaimana ?" kata ibunya dira mencoba bernegosisi dengan putrinya itu, yang hanya dibalas dengan hembusan nafas panjang dira.
"Huft.... Baiklah tapi janji ya bu" kata Dira sedikit tidak rela jika Ia harus terpisah dengan rumah kesayangannya ini.
Keesokan harinya »»»
Kesibukan dan kegaduhan tercipta dirumah Dira, semua berberes untuk kepindahan mereka ke Jakarta, hanya Diralah yang paling santai dari semuanya, dia hanya rebahan, menonton tv sambil memainkan telephon pintarnya.
"Dira" panggil ayah dira
"Iya Ayah" jawab Dira dengan masih memainkan handphone kesayangannya.
"Sudah beres kamu ?" tanya Ayah Dira sambil memasukkan batang barang kantor yang akan ia bawa
"Sudah yah, beres semua" jawab Dira
"Kok itu baju kamu di almari masih banyak" tanya ibunya tiba-tiba muncul dengan setoples kue kering kesukaannya
"Kan aku ga bawa semua, toh kita pasti sering kesini, aku juga pasti cuma sementar di Jakarta" kata-kata meluncur lancar dari mulut tipisnya itu tanpa melihat wajah kedua orang tuannya yang terlihat menahan amarah, kemudian ia pergi menaiki anak tangga dengan setoples kue kering yang ibunya bawa tadi kemudian kearah kamarnya, tidak lupa ia menutup pintu dengan suara yang sangat keras.
"BESOK KITA BERANGKAT PUKUL 8 " teriak ibunya Dira kepada Dira yang tidak dihiraukan oleh Dira.
Jujur ia tidak mau meninggalkan rumah ini.
Rumah dimana banyak kenangan masa-masa indahnya dulu. Selain itu ia tak ingin meninggalkan sahabat hantunya itu.Sahabat hantu ?? Ya Dira adalah salah satu dari sekian orang yang memiliki kelebihan itu. Entahlah..... Dia juga tidak tau itu adalah sebuah kelebihan atau kekurangan yang jelas ia tidak menyukai kemampuannya itu.
"Dira" panggil seorang ups bukan seorang melainkan sesosok gadis cantik dengan gaun warna putih bersih yang teramat cantik
"Kau akan pindah ?" lanjutnya lagi
"Iya" jawab Dira lesu
"Tenanglah aku akan ikut denganmu, kita sahabat bukan?" kata hantu itu dengan senyuman
"Tetapi aku ingin disini sya, aku gak mau pindah ke Jakarta, kamu tau seperti apa kan sya?" kata Dira masih dengan keadaan yang lesu tanpa semangat sedikitpun.
"Iya, aku tau kamu seperti apa Dira, kamu cantik, baik, manis, ceria bukan seperti ini" jawab hantu cantik itu
"Aargh, bukan seperti itu sya, ihh kamu nyebelin ih"
"Udahlah sekarang kamu tidur ya, besok ada kejutan yang menantimu" kata hantu yang bernama Giestya itu kemudian menghilang
"Sya, ihhh ilang lagi, huuhhhh dasar hantu tengil" kata Dira kemudian ia tertidur pulas
Pendek ?
Maapkeun
Masih amatir iniMohon tanda bintang + komennya ya
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Akhir Desember
Roman d'amourSemua indah sebelum saat itu tiba. Dimana cinta mulai mengalahkan kesucian persahabatan dan rasa egois telah menghancurkan kepercayaan Cerita ini mengisahkan sepasang sahabat yang dilahirkan kembali kedunia bukan menjadi sahabat tetapi menjadi musuh...