Part 7. Ibnu

359 36 0
                                    

"A', ikut (numpang) ke kampus ya"

"Boleh, emang motor kamu kenapa?"

"Abis bensin, nanti beli kalau udah pulang kuliah"

"Astagfirullah iyeu budak, tong seep pisan atuh bensin teh, yeuh meser!", Ikrar menyodorkan selembar uang kepada Ibnu.

"Alhamdulillah, boga lanceuk teh meuni bageur", Ibnu mencium selembar uang itu.

"Sebagai gantinya, nich, buat Aa' sama calon istri Aa'", Ibnu menyodorkan sepotong kertas glossy berwarna hitam.

"Apa ini?", tanya Ikrar.

"Brosur, Sabtu ini Ibnu 'main' di Asia Afrika Festival, ajak calon istri Aa' ya"

"Di Bandung?"

"Enya' atuh a, laen Asia Afrika Jakarta"

Ikrar mengangguk-angguk.

"Boleh nich, sekalian jenguk mamah papah", sahut Ikrar sambil menepuk pundak adiknya.

Dalam hati Ikrar sangat senang bukan kepalang, karena ada alasan mengajak Binar pergi ke Bandung.

***

Ikrar datang agak terlambat karena mengantar ibnu dulu ke kampus.

"Sorry Bro, telat, nganter adik dulu", Ikrar meminta maaf kepada Wayan.

"It's okay Bro, nggak terlalu telat kok", jawab Wayan.

Ikrar berdiri, celingukan mencari Binar. Pojok tim Binar yang terpisah dinding kaca dari ruangan-nya terlihat sepi.

"Kenapa Bro?", Wayan bertanya.

"Oh nggak, tim legal business pada kemana ya?", Ikrar mendapati Binar dan timnya tidak ada di tempat.

"Mereka rapat di salah satu merchant katanya, tapi Mbak Binar ada kok, dia mengutus 'anak-anak'-nya aja, nggak tau lagi kemana", jawab Wayan.

"Gue ke toilet dulu ya Bro", Ikrar beralasan, padahal mencari Binar.

Ikrar menyusuri lorong di depan toilet, tapi Binar tidak ada. Akhirnya ia naik lift ke lantai atas, siapa tahu Binar di kantin, pikirnya.

Dan benar, saat ke bagian luar kantin ia melihat Binar dengan coffee paper cup di tangannya, duduk di salah satu meja. Karena udara panas Binar memakai topi "Jeep"-nya. Setumpuk berkas ada di hadapannya. Ia tampak serius membaca dan meneliti berkas-berkas itu.

"Permisi Bu, maaf mengganggu", sahut Ikrar.

Binar tersentak.

"Astagfirullah, ngagetin aja kamu", protes Binar.

Ikrar tertawa kecil.

"Saya ganggu nggak Mbak?", Ikrar bertanya tapi lalu berhenti sesaat, menyadari kesalahannya.

"Eh maksudnya, aku nggak ganggu kamu kan?"

Probation Of Love ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang