Chapter 4: In Home

26 6 2
                                    

"Huaaaa.. akhirnya bisa istirahat dengan tenang" ucap Julia sambil melemparkan badannya ke kursi dan membiarkan para maid yang melepaskan seragam beserta atribut sekolahnya.

"Loh Nona Julia udah pulang?" Tanya Monna, kepala maid dirumah Julia.

"He..he.. iya" jawab Julia.

"Nona, mau minum?" Tanya Monna.

"Ehm...es kelapa muda aja!" Jawab Julia.

Lalu Monna dengan sigap langsung menelpon salah satu bawahan Papa Julia.

"Ya udah mau ke kamar dulu Bi, nanti es-nya bawa kekamar saya" perintah Julia. Tanpa aba-aba Julia langsung menaiki tangga untuk menuju lantai 2, kamarnya.

"Baik".

Julia yang sudah sampai di pintu kamar, langsung memasukinya. Menghidupkan handphone dan merebahkan tubuh di kasurnya yang empuk. Sedari tadi jari tangannya selalu saja membuka aplikasi pengirim pesan, namun hasilnya selalu nihil. Melihat betapa sedikitnya orang yang mengirim pesan kepadanya.

Sejauh ini Julia belum pernah punya seorang teman. Kalaupun ada mungkin itu hanya kenalan saja. Curhat? Julia lebih sering menghabiskan waktu bersama Papanya. Ia akan terus bercerita sampai tiada hentinya.

***

Julia hendak memasukkan nomor ponsel milik Astrina, teman masa kecilnya yang baru saja bertemu kembali pagi tadi di sekolah. Tak disangka ternyata mereka masih lekat dengan kenangan masa kecil mereka yang begitu bahagia.

Astrina. Gadis seumuran Julia walau dia lebih tinggi dari Julia. Dia adalah sahabat pertama Julia. Namun setelah insiden kecelakaan yang menimpa keluarga Julia dulu, Julia dan Papanya memutuskan untuk pindah di sebuah mansion megah nan mewah yang jauh dari keramaian kota. Saat disana, Julia merasa bahwa dia seperti Putri Rapunzel yang slalu terkurung didalam menara. Hanya saja Julia lebih dimanja oleh papanya.

***

Romio dengan santainya berjalan kembali kekelas dan hendak mengambil tasnya yang tertinggal.

"Heh...Apa yang lo lakuin sama Julia? Bisa-bisanya lo ngajak dia mbolos dihari pertamanya sekolah!" Bentak seseorang, yang ternyata dia adalah Catur.

"Lo nggak salah, bicara sama gue?" Tanya Romio balik.

Seorang Romio yang telah membuat Catur, anak KepSek ketakukan mengingat dia adalah The Most Wanted SMA Rajawali Merah. Garis bawahi kata The Most Wanted.

"Yok!! Romio" seseorang baru saja memanggil namanya. Sharren, yang tengah berjalan bersama Darren yang tak lain adalah kembarannya. Dan..yups mereka berdua adalah teman terdekatnya seorang Romio.

"Hmm" seperti kelihatannya, Romio masih memajang tatapan coolnya.

"Eh Bro, kita cabut dulu yak" Ucap Sharren yang langsung merangkul pundak Romio dan membawa serta Darren untuk menjauh dari Catur.

"Kayaknya gue salah cari lawan" kata Catur setelah melihat kepergian mereka bertiga.

***

Perkataan Catur masih terngiang-ngiang di kepala Romio. Jika benar hari ini adalah hari pertama Julia masuk sekolah berarti dia telah membuat Julia menyesal.

"Hei!! Lo lagi ngapain? Mikir?" Pertanyaan Sharren yang lolos membuat Romio buyar dari lamunannya.

"Ahah..Romio? Mikir? Dia aja nglakuin apapun tanpa mikir" sahut Darren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is It Possible?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang