Tercyduk

64 4 0
                                    

16

Masih posisi yang sama seperti tadi. Memang tak tau waktu dan tempat. Sudah hampir setengah jam kami hanya pelukan seperti ini tanpa berbicara apa-apa. Dan parahnya kami sedang didalam mobil. Kalo mobilnya diparkiran ya nggak masalah, nah ini didepan pagar rumah gue cuy pagar rumah gue.

Untung aja belum ada yang pulang, kalo ada mah pasti kami udah dicyduk dari tadi. Tapi ya amit-amit lah. Yang gue takut cuma satu orang aja, bukan bokap tapi dior. Seperti yang kalian tau dior orang yang super usil dan kepo apalagi masalah gue duh auto keluar mulut emak-emaknya.

Ok udah-udah jangan banyak buka aib kembaran gue dong.

"Renn" tegur gue.
"Hmm" dehemnya.
"Udah dong. Pegal tau" kata gue. Jujur ini beneran pegal tau.

Renn mungkin kasian akhirnya melepaskan pelukannya dan itu membuat gue bisa merenggangkan otot-otot yang keram.

"Main dulu gak renn kerumah?" tanya gue. Sekalian nawar hehee

"Nanti pulangnya malam dong" jawabnya

➖➖➖

Saat ini kami sedang berkumpul dimeja makan, untuk makan malam yang special karena ada tamu yang juga special.

Kalian pasti tau siapa tamu spesial kali ini, siapa lagi kalau bukan dior. Nggak enggak bercanda, kalian pasti tau lah siapa tamunya kalau bukan renn.

Jangan banyak bacot dulu, gue mau makan malam dulu. Dan lagi-lagi keberuntungan ada digue. Didepan gue yang duduk itu renn. Kan enak dipandang daripada hari biasa cuma kursi kosong.

Perlu kalian tau sepertinya mom dan papa merestui renn sebagai pacar gue. Amin.

Flash back

Setelah menganti baju seragam, gue segera keluar dari kamar, lalu menuju kamar dior untuk mengambil baju dan celana pendeknya yang akan dipakai oleh renn.

Setelah mengambil baju dan celana, gue pun turun kebawah tempat dimana renn menunggu. Setelah menemukan renn yang duduk dikursi tamu langsung gue sodorkan pakaian dior untuknya dan menyuruhnya bergegas mengganti bajunya.

Karena bosan menunggunya ganti baju, gue menyalakan televisi yang berada diruang tamu dan mengambil snack dan ice cream yang ada dalam kulkas yang letaknya didapur, didepan ruang ramu.

Sekitar sepuluh menit renn keluar dari kamar mandi yang terletak disamping dapur. Dan berjalan keruang tamu tempat dimana gue berada.

Dan dia melihat gue sekilas, lalu duduk disofa single disamping sofa yang gue duduki. Melihat dia yang duduk 'menjauh' dari gue, gue pun mengangkat satu alis. Dan dia yang sudah mengerti kebiasaan buruk gue menjawab dengan singkat
"Takut khilaf" sambil menyengir nakal.

Gue yang mendengar jawaban renn dan melihat senyum devil renn, langsung bergidik ngeri melihat renn. Kalau diingat-ingat sebelum gue dekat dengan renn. Renn itu sebelas dua belas tingkahnya di sekolah dengan dior. Laki-laki bad boy.

Yang sering datang sekolah hanya untuk bolos dan nongkrong diwarung belakang sekolah. Semenjak renn dekat dengan gue, tak sekalipun gue melihat renn bolos lagi.

"uhuk uhuk uhuk" renn terbatuk membuat lamunan tentangnya terbuyar. Gue langsung fokus kembali pada televisi. Tapi apa yang ia lihat tak sama sebelum yang ia lihat sebelum melamun.

Sebelum melamun gue sedang menonton film action barat yang aktor utamanya ialah favoritnya yang berbadan six pack.

Sedangkan sekarang saluran televisi telah berubah menjadi siaran berita yang menyiarakan koleksi para kolegan-kolegan yang memiliki mobil-mobil dengan harga yang tak masuk diakal pikiran manusia.

Gue segera mencari keberadaan remote, untuk segera menukar kembali kesaluran tv yang menayangkan film action barat kesukaan gue.

Dan berhasil gue menemukan remote yang gue cari-cari, yang ternyata berada dalam genggaman renn. Tak hanya dalam genggamanya saja tetapi, genggaman yang dalamnya ada remote ia selipkan diantar kedua pahanya.

Niat banget ni anak, supaya gue nggak nampak. Batin gue sambil menggeleng.

"Renn. Pinjam remote" kata gue
"Bentar lagi seru" jawabnya ketus.

Bentar deh ini sebenarnya rumah siapa sih?. Batin gue

Akhirnya gue tunggu acara itu sampai iklan. Tak selang berapa menit kemudian akhirnya iklan. Dan sekali lagi gue minta kedia secara halus.

Sebelum memulai gue menarik nafas dan mengucapkan bismillāh hirrahmān nirrohim.

"Renn. Pinjam remote sebentar, udah iklan tuh" kata gue dengan nada lembut.

"Bentar liebe, tunggu habis" tukasnya dengan nada tegas dan muka santai tanpa beban, sepeti mengucapkan hal yang biasa.

Gue bukan anak kecil yang nggak ngerti apa arti liebe* itu. Dan disekolah gue belajar bahasa jerman.
Perkataan renn yang hanya diucapkan dengan santai mampu membuat gue pening bukan kepalang.

Liebe = sayang

Dari pada pusing memikirkan ucapan renn, tanpa ba-bi-bu segera gue serang renn untuk mengambil remote. Gue tarik tangan renn dengan kekuatan yang penuh. Namun, dia hanya dengan menepis tangan gue tanpa usaha langsung tersingkirkan tangan gue dari tanganya.

Tak mau kalah gue segera mendekat lahi kearah renn dan menemukan ide yang cemerlang dengan menggelikian badan renn. Renn yang merasa zona nyamannya terusik. Ditatapnya gue tajam dan dengan kekuatan super tanganya yang diselipkannya dipaha langsung saja berpindah kebelakang badannya.

Emosi gue yang dari tadi udah memuncak dan ada kilatan merah dimata gue. Seperti banteng yang disuguhkan kain berwarna merah. Segera gue serbu renn, duduk dipangkuan renn agar lebih memudahkan gue mengambil remote yang berada dipunggungnya.

Lagi-lagi renn masih bersikeras, semakin menurunkan tangannya kebawah. Gue yang sudah geram akhirnya berteriak "RENNNNNNN-

"Aaarrrggghhhh" teriak perempuan yang sangat gue kenali suaranya.
"Kalian masih kecil udah begituan. Tambah lagi mainnya diruang tamu. Apa nggak bisa ngelakuinnya dikamar?"kata seorang laki-laki paruh baya yang sama-sama suaranya gue kenali.

Mendengar hal itu itu langsung gue melotot nggak tau keluar apa nggak tu mata. Langsung gue turun dari pangkuan renn. Melihat papa dan mom yang melihat kearah kami dengan tatapan datar.

"Kami nggak ngelakuin hal yang seprti om lihat" kata renn dengan tegas dan menatap kearah papa.

"Jadi yang kami lihat salah maksud kamu? Terus apa yang kalian lakuin sebenarnya selain itu?" Tanya papa melihat dengan tatapan tajam seperti srigala yang akan memakan mangsanya karena kelaparan.

Papa biasanya kalau udah marah, pasti langsung keluar aura jahatnya beserta devilnya. Pasti akan meledak jika saja renn salah bicara habis dia.

"Tadi li mau ngambil remote pa" jawab gue dengan suara gemetar.

🔜🔜🔜

Don't forget vote
LA

RennTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang