19
Pas gue mau mencubit dengan kekuatan yang sangat-sangat power ranger. Tiba-tiba pintu toilet yang berisi jodoh gue 'katanya' terbuka.
Gue langsung melepaskan cubitan gue dari lengan dior. Entah kenapa ruangan papa yang dilengkapi Ac tiba-tiba tidak terasa. Dan kening gue mulai berkucuran keringan.
Gue berdo'a dalam hati semoga jodoh gue orangnya baik sama gue, nggak KDRT, nggak pelit, nggak nyebelin, tapi jangan cuek atau cool. Pokoknya yang ganteng, bisa nunjukin gue buat pr. Pokoknya yang baik-baik"
1...2...3....
Sebelah kaki orang itu sudah keluar dan satunya lagi udah keluar dan
Bum.......
"What the fu---" lagi-lagi dior menutup mulut gue yang ingin mengumpat.
Percaya atau nggak percaya. Yang katanya orang yang dijodohin sama gue adalah renn. Iya renn PDKTan gue.
Nggak tau mau bilang apa tapi yang pasti gue sangat-sangat bahagia dan bersyukur sama Allah karena telah memberikan renn. Tanpa harus gue nembak dulu. Mungkin benar kata orang, kalau udah jodoh pasti ada jalannya.
Dan sekarang gue dijodohin sama renn. Aaaaa happy nya gue hari ini. Batin gue. Dan tiba-tiba dior merusak segala hayalan gue.
"Cie yang udah tau ni jodohnya yang katanya om-om itu" dengan menyenggol lengan gue dan setengah teriak sampai semua orang yang dalam ruangan papa terdengar bahkan renn mendengarnya. Saat semua melihat kearah gue, entah kenapa gue merasakan pipi gue menghangat. Apalagi renn langsung menatap gue.
"Au malunya gue. Ditatap sama yang beb gue" jelas itu bukan gue. Mana berani gue ngomong kayak gitu. Sepertinya kalian tau siapa yang ngomong kalau bukan dior.
Gue melototkan mata mendengar ucapan dior. Dan dia hanya becengir ria. Bisa hancur image gue lama-lama. Kalau didekat dior terus.
Gue memutuskan untuk mendekati unty lisa untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Sebenarnya bisa dijelasin sama dior. Tapi dior itu orangnya nyebelin, tukang ngolok-ngolok. Malas gue nanyanya. Malah buat malu adanya.
"Unty tumben pulang?" Tanya gue dengan merangkul bahu unty yang memang sampai untuk gue rangkul. Bahkan tinggi kami sama.
"Tuh mom kamu yang suruh unty pulang. Katanya kamu mau tunangan. Ya demi keponakan tercinta unty pulang deh. Sekalian holiday" jelas unty dengan nada sebal yang dibuat-buat.
Gue hanya mangut-mangut tanda setuju. "Eh unty tau nggak kenapa tunangannya dadakan?" Tanya gue. Jujur gue aja bingung.
"Ya mungkin papa kamu sama keluarga calon kamu sibuk. Jadi mungkin lagi kosong, sekarang jadi kumpul semua. Lagiankan cuma tunangan " kata unty dengan nada santai.
Cuma dia bilang.
"Tapi kan aku masih sekolah unty" kata gue pura-pura tak terima.
"Kamu udah dijodohin sama pacar kamu, masih aja nolak li" kata unty dan tangannya bergerak mengetuk jidat gue.
Gue biarkan ucapan unty terbang bebas diudara tanpa menjawab ucapan unty. Karena fokus gue sekarang ada di renn yang sumpah super duper ganteng berkali-kali lipat (mulaidehalaynya).
Dengan kemeja hitam polos yang sangat ketat dibagian perutnya yang menampakkan badan six packnya dan lengan bajunya digulung sampai siku, rambut setengah basah.
Beeuuh. Ngalir deh alir liur gue.
"Li dipanggil papa noh" kata unty, menyiku lengan gue membuat fantasi liar gue buyar.
"Eh iya" ucap gue sambil menggaruk leher yang tak gatal. Gue berjalan mendekat sofa yang berisikan keluarga besar gue dan keluarga besar renn.
Saat sampai disofa gue langsung disuruh duduk disamping mom dan dior. Satu lagi tepat didepan renn yang melihat gue dengan sinis.
Yap gue nggak salah ngetik ataupun kalian salah baca, tapi bener. Renn ngeliat gue dengan pandangan sinis tak lupa senyum miringnya hadiah termanis untuk gue.
Kenapa renn?
Tanda besar dalam hati gue. Kenapa renn tiba-tiba berasa jadi musuh gue sekarang. Kemana renn yang gue kenal. Atau mungkin aja gue yang baperan nge-nanggapin sikap renn?.
🔜🔜🔜
I hope you enjoy, don't forget me vote and comment, and see you gusy on my next story!!! Byee 👋👋
LA
KAMU SEDANG MEMBACA
Renn
RomancePerpisahan???? Ialah hal yang paling ditakuti setiap pasangan manapun yang saling mencintai dan saling menyayangi satu sama lain Tapi perpisahan ialah awal cerita kami Dari perpisahan kami saling mencari Dari perpisahan kami saling merindu dan, dar...