amarah; 1

211 7 4
                                    

let's go!💫

"rang, udah cukup! lo kenapa sih gak mau denger omongan gue?!" kesal tania. dengan merebut botol minuman keras yang ada ditangan rangga.

"L-LO, NGAPAIN KESINI HAH?!" bentak rangga. emosinya tersulut akibat minuman yang ditenggaknya.

"kenapa gue kesini, hm? KARNA GUE PEDULI SAMA LO!" teriak tania. air matanya pun mulai turun dengan sesak didadanya yang ikut timbul.

"buat apa? buat apa lo peduli sama gue? ini urusan gue, tan! lo gak berhak ngatur kehidupan gue!" rangga berdiri dan menatap wajah tania dengan sangat dekat.

tania memegang erat dadanya yang terasa sesak sekali. "gue peduli karna gue gak mau lo kenapa-napa, rangga! dan yang lo harus tau, mulut gue gak akan pernah berhenti ngingetin lo buat berhenti sama semua kegiatan buruk lo ini sampe nanti waktu yang buat mulut gue berhenti sendiri!" ucap tania. dengan penekanan disetiap kalimat yang ia ucapkan.

"cukup tan cukup! gue gak butuh rasa peduli lo! lo gak suka sama semua hal yang gue lakuin? trus, lo berharap suatu saat gue bakal dengerin nasehat basi lo itu? gak tan, GAK AKAN PERNAH!" bentak rangga.

air mata tania mengalir semakin deras. sesak didadanya berusaha ia tahan sebisa mungkin. mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari lelaki yang ia sukai memang begitu menyakitkan.

"gitu ya? trus, buat apa lo anggap gue sahabat lo, hm? giliran lo kayak gini, gue gak boleh ngingetin lo?"

"mana pacar lo yang selalu lo banggain didepan gue dan teman-teman lo?! dia gak peduli setiap lo ngerusak diri lo begini? dia cuma dateng disaat lo lagi banyak uang? dan lo bilang kalo dia sayang sama lo? percuma orangtua lo ngeluarin uang banyak buat lo kuliah kalo hal kaya gini aja otak lo gak bisa berfungsi dengan baik!"






























PLAK!




































memar merah terpampang jelas dipipi kiri tania.  "t-tan, g-gue gak sengaja.." ucap rangga merasa bersalah.

tania mundur perlahan menjauh dari hadapan rangga. namun, rangga terus mengejar langkah tania. "tania, gue minta maaf.."

"stop, rang. plis, stop!" teriak tania.

"m-maaf, gue belum sadar sepenuhnya. gue kelepasan tan, maafin gue.." ucap rangga. sambil menggenggam erat tangan tania.

tania mengangguk. "emang dari awal harusnya gue gak dateng kesini. gue yang bodoh karna terlalu mikirin lo"

"enggak tan, lo gak salah.." sahut rangga.

tania mengusap air matanya. "ternyata tamparan lo bikin sesak didada gue jadi hilang. makasih banyak ya"

"tan, gue mohon maafin gue. gue gak bisa kontrol emosi. maafin gue tan.."

"maaf udah bikin jadi kacau kayak gini. sampein juga maaf gue ke temen-temen lo itu" ucap tania.

"tania, plis maafin gue. omongan gue yang tadi semuanya salah.."

after rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang