Aku setengah mengantuk mendengar penjelasan bu Siti dan berharap kelas ini segera berakhir. Berharap banget si kembar Weasley terbang pakai sapu sihir dan buat kekacauan seperti di film Harry Potter.
Eh si Donna pake nanya segala sih. Jadi makin panjang kan 'diskusinya'. Enggak tahu apa cacing di perutku pada menabuh drum dari tadi. Laper nih!
Aku meletakkan kepala di atas meja, ingin meredam kelaparan yang mengamuk di dalam sistem pencernaanku. Beberapa mahasiswa lewat depan kelasku. Kayaknya mereka udah istirahat deh.
"Itu siapa yang tiduran?" Pertanyaan bu Siti membuat kepalaku tegap menghadap ke depan lagi.
"Enggak tiduran Bu, naro kepala doang di atas meja." Jawabku.
Sepasang mata di balik kacamata bulat bu Siti melotot.
"Memang kepala kamu berat sampai ditaro segala?" Tanyanya sarkas.
"Lemes Bu. Udah jam dua belas ini. Waktunya makan."
Yang lain menahan tawa, bu Siti geleng - geleng kepala.
"Yang di kepala kamu makan terus, tapi badan enggak jadi - jadi."
"Ya kan saya makannya nasi Bu, bukan barbel."
Bu Siti tampak gemas namun segera merapikan barang - barangnya.
"Melawan aja kamu! Kenapa enggak masuk hukum aja!"
"Justru politikus yang sering berkelit Bu." Jawabku kalem dan segera berlari keluar sebelum bu Siti naik darah dan terinspirasi untuk memberiku 'pekerjaan rumah'.
Pita dan Ony mengejarku sambi terbahak - bahak. Aku segera melarikan kakiku ke arah kantin dan tidak peduli pada kerumunan, aku memesan makanan dan minumannya.
"Gila sih lu Ca, belum aja dicekal masuk Fisip lu!" Pita duduk di sebelah kananku.
"Lagian ngapain juga capek - capek kuliah, kayak pada tahu aja lu lulus mau jadi apah hahaha."
Spontan kedua teman menyiksaku bertubi - tubi.
"Eh eh, nonton starwars yuk!" Ony berseru setelah selesai bertarung denganku.
"Awas aja kalau rambut gue rusak gara - gara jambakan maut lo!" Aku masih misuh - misuh dan merapikan penampilanku yang seperti habis diacak - acak Steve Rogers.
Ony dan Pita terkekeh bahagia.
"Gue chat si Kunyuk juga yaa."
Ony mengangguk, Pita akhirnya memesan makanan. Padahal tadi pagi niatnya diet. Dia sudah bawa buah - buahan untuk makan siang, tapi kalah juga sama aroma bakso tuh.
Aku memperlihatkan chat dengan Gio pada Ony. Dia menertawakannya.
"Irene suka larang - larang ya Ca?"
Aroma perjulitan pun menguar dari tubuh kami berdua. Kutepuk lengannya Ony, agar lebih serius bicara.
"Ih bukan cuma larang. Irene tuh ngatur - ngatur si Kunyuk. Emang bego tuh anak, mau aja diatur - atur. Mentang - mentang cuma Irene yang mau diajak skidipapap."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROCKING
ChickLitNamanya Tosca. Tapi dia memanggil dirinya sendiri dengan nama Oca. Anak gaul Senoparty yang berjiwa ambyar. Tipe cewek EDM tapi masih bisa goyang juga dengar lagu Pamer Bojo-nya The broken heart Godfather. Apalagi dengan teriakan cendol dawet, Oca t...